Orang yang mengalami eksim perlu mengetahui penyebab kekambuhan gejalanya. Pasalnya, eksim sering kali kambuh dengan gejala parah dan dapat mengganggu keseharian. Dengan memahami penyebab dan pemicunya, Anda bisa mengurangi risiko kambuhnya penyakit ini.
Parahnya gejala eksim kerap menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan penyakit ini menular. Akan tetapi, anggapan ini sebenarnya keliru.
Dermatitis, termasuk eksim, bukanlah penyakit kulit menular. Eksim adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor genetik dan kinerja sistem imun.
Penyakit kulit akibat infeksi bakteri, virus, atau jamur bisa menular bila Anda terinfeksi kuman yang sama dari orang yang sakit.
Satu-satunya penularan yang mungkin terjadi hanyalah ketika eksim sudah terinfeksi. Anda bisa saja ikut terinfeksi kuman yang sama, tapi penyakit yang muncul bukanlah eksim.
Apa penyebab eksim pada kulit?
Eksim merupakan istilah yang mengacu pada penyakit dermatitis atopik. Penyakit ini juga dikenal sebagai eksim kering karena kulit yang bermasalah biasanya menjadi sangat kering dan mengelupas.
Hingga kini, penyebab eksim kering sebetulnya masih terus ditelusuri. Sejauh ini penyebab kemunculan dermatitis atopik diduga dipengaruhi kombinasi faktor genetik dan sistem imun.
Inilah mengapa eksim biasanya muncul pertama kali pada 6 bulan awal kehidupan dan bisa menerus kambuh hingga dewasa.
Sebagian gejala eksim pada anak dapat membaik dan bahkan hilang total, tapi ada pula yang justru bertambah parah seiring waktu.
Berikut faktor-faktor yang berkaitan dengan penyebab dermatitis atopik.
1. Mutasi genetik
National Eczema Association mengatakan bahwa beberapa pengidap eksim mengalami mutasi pada gen yang menghasilkan filaggrin.
Filaggrin adalah jenis protein yang membantu mempertahankan pelindung alami di lapisan kulit paling atas.
Mutasi pada dasarnya biasa terjadi pada gen. Namun, mutasi pada gen penghasil filaggrin membuat tubuh tidak bisa memproduksi cukup filaggrin. Akibatnya, pelindung kulit menjadi lebih lemah daripada seharusnya.
Air pun lebih mudah menguap keluar sehingga kulit kehilangan kelembapan alaminya. Lapisan pelindung yang lemah akan mempermudah masuknya kuman ke dalam kulit.
Inilah mengapa kulit orang yang mengidap dermatitis sangat kering dan rentan terinfeksi.
2. Sistem imun yang sensitif
Sistem imun yang terlalu aktif diduga mempunyai peran tertentu sebagai penyebab eksim. Hal ini terlihat dari respons kekebalan tubuh penderita eksim yang umumnya memang sangat sensitif.
Sel-sel kekebalan tubuh mereka cenderung bereaksi berlebihan saat menghadapi zat penyebab alergi atau iritasi, seperti serbuk sari, bahan kimia, atau bahkan kandungan dalam makanan.
Padahal, zat-zat tersebut sebenarnya tidak membahayakan tubuh. Ketika tubuh Anda terkena zat tersebut, sistem imun akan langsung bereaksi dengan melepaskan antibodi, histamin, dan reaksi peradangan.
Peradangan memunculkan ruam kemerahan gatal pada kulit yang lama-kelamaan bisa menyebabkan kerusakan.
Meski begitu, fungsi sistem imun biasanya membaik seiring usia sehingga perlawanan terhadap eksim kian membaik.
Ini sebabnya banyak anak yang mengidap eksim mulai berkurang gejalanya begitu mereka menginjak masa remaja hingga dewasa.
3. Riwayat penyakit dari orangtua
Eksim lebih umum ditemukan pada bayi dan anak-anak, tapi orang dewasa juga bisa mengalaminya. Sekitar 50% orang dewasa yang mengalami eksim biasanya sudah pernah terserang di masa kanak-kanak.
Kendati bukan penyebab langsung, riwayat keluarga memang berperan penting dalam kemunculan eksim. Pasalnya, eksim merupakan salah satu penyakit kulit yang dapat diturunkan dalam silsilah keluarga.
Selain akibat mutasi genetik, pewarisan eksim ke anak bisa dipengaruhi oleh masalah kesehatan tertentu yang juga diturunkan.
Risiko Anda mengidap eksim lebih besar bila dalam keluarga Anda terdapat riwayat:
Jika satu pihak orangtua memiliki salah satu kondisi di atas, anaknya berpeluang 50% untuk mengalami setidaknya satu kondisi serupa.
Peluang ini akan bertambah besar apabila kedua orangtua mengidap salah satu kondisi di atas.
Walau demikian, mekanisme pewarisan gen penyebab eksim dari orangtua ke anak masih belum bisa dijelaskan secara pasti.
Para ahli masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengenali gen apa saja yang berpengaruh dalam hal ini.
Faktor penyebab kambuhnya eksim
Penyebab dermatitis atopik berkaitan dengan faktor genetik, riwayat penyakit keluarga, dan fungsi sistem imun tubuh setiap orang.
Eksim sendiri digolongkan sebagai penyakit kulit kronis yang bersifat kambuhan.
Gejala eksim dapat kambuh sewaktu-waktu bila Anda terkena zat pemicu dari lingkungan atau segala hal lain yang dapat memperparah gejalanya.
Faktor risiko penyebab eksim kambuh bisa bervariasi pada tiap orang. Berikut adalah pemicu penyebab eksim yang perlu Anda kenali.
1. Kulit yang kering
Kondisi kulit kering membuat Anda lebih mudah terkena iritasi sehingga eksim pun bertambah parah.
Jadi, usahakan untuk menjaga kelembapan kulit Anda dengan rutin mengoleskan pelembap kulit, terutama pada area yang rentan terkena eksim.
Selain memelihara kelembapan kulit, Anda perlu menjaga kebersihannya untuk mengurangi kemungkinan masuknya kuman.
Namun, perlu diingat bahwa kondisi kulit yang terlalu higienis juga dapat menjadi penyebab eksim yang semakin parah.
2. Makanan
Makanan sebenarnya bukan penyebab utama dari dermatitis atopik. Namun, beberapa makanan bisa memperburuk gejala eksim yang sedang kambuh, terutama bila Anda memiliki riwayat alergi makanan.
Dijelaskan oleh American Academy of Dermatology, anak-anak yang mengidap eksim biasanya lebih dulu memiliki alergi pada makanan mengandung susu, kerang, dan kacang-kacangan.
Mengonsumsi makanan ini dapat memperparah gejala eksim. Akan tetapi, anak-anak masih memerlukan asupan nutrisi yang cukup selama masa pertumbuhannya.
Oleh karena itu, sebelum Anda berhenti memberikan makanan pemicu alergi, sebaiknya konsultasikan dahulu kepada dokter mengenai makanan penggantinya.
3. Bahan kimia dalam produk rumah tangga dan perawatan tubuh
Salah satu penyebab kambuhnya eksim yang paling umum adalah bahan kimia yang mengiritasi kulit.
Banyak zat kimia yang terkandung dalam produk rumah tangga dan perawatan tubuh, seperti sabun, deterjen, dan parfum tergolong keras bagi kulit.
Jenis kain sintetis tertentu atau bahan yang kasar dan membuat gatal seperti wol juga dapat mengiritasi kulit dan menjadi penyebab eksim bertambah parah.
Akibatnya, kulit lebih mudah menjadi kering, mengalami iritasi, serta terasa gatal.
4. Berkeringat atau kepanasan
Peningkatan suhu tubuh dan keringat juga menjadi pemicu eksim yang paling umum. Cuaca yang sejuk paling baik untuk penderita eksim.
Sebaliknya, kondisi yang hangat dan lembap bisa menjadi sarang infeksi karena bakteri hidup di suhu yang lebih tinggi.
5. Perubahan suhu secara tiba-tiba
Perpindahan dari gedung yang dingin ke luar ruangan yang panas bisa membuat tubuh berkeringat dan kepanasan sehingga eksim kambuh.
Penurunan kelembapan secara tiba-tiba juga dapat membuat kulit mengering yang mana menjadi pemicu eksim.
Apa yang harus dihindari saat terkena eksim?
Berikut adalah beberapa hal yang harus dihindari saat eksim kambuh.
- Menghindari produk yang dapat mengiritasi kulit, seperti parfum, pewarna, dan alkohol.
- Mandi terlalu lama dengan air panas karena dapat menghilangkan minyak alami kulit.
- Menggaruk kulit karena dapat memperburuk kerusakan kulit dan meningkatkan risiko infeksi.
- Menggunakan pakaian yang memicu iritasi kulit, seperti wol atau serat sintetis.
- Tidak mengelola stres dengan baik karena stres dapat memicu atau memperburuk eksim.
6. Paparan alergen dan iritan
Iritasi kulit akibat eksim juga dapat memburuk akibat paparan dari alergen atau iritan seperti debu, bulu binatang, dan polen. Kondisi ini pun bisa lebih parah pada penderita eksim yang memiliki reaksi sistem imun yang sensitif.
Beberapa kondisi lainnya yang jadi pantangan eksim adalah:
- terlalu lama terkena air,
- mandi terlalu lama,
- mandi dengan air yang terlalu panas
- suhu ruangan yang terlalu dingin, dan
- cuaca yang terlalu panas dan kering.
Para peneliti hingga kini belum sepenuhnya memahami apa penyebab eksim. Faktor penyebabnya diduga kuat berasal dari kondisi genetik, riwayat keluarga, dan fungsi sistem imun.
Walaupun penyebabnya tidak diketahui, Anda tetap bisa mengendalikan gejala eksim dengan mengenali pemicunya.
Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan kulit dan sebisa mungkin menghindari berbagai pemicu kambuhnya gejala di kemudian hari.