backup og meta

5 Antibiotik yang Bekerja Cepat untuk Mengobati Jerawat

5 Antibiotik yang Bekerja Cepat untuk Mengobati Jerawat

Jerawat adalah masalah kulit yang umum terjadi, terutama pada remaja dan orang dewasa muda. Salah satu pengobatan yang sering direkomendasikan oleh dokter adalah antibiotik. Berikut berbagai pilihan obat antibiotik untuk mengobati jerawat.

Manfaat antibiotik untuk jerawat

Jerawat adalah masalah kulit yang dapat terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita.

Penyebab utamanya adalah penyumbatan pori-pori oleh produksi minyak berlebih, infeksi bakteri, dan penumpukan sel kulit mati. 

Jenis jerawat yang cukup parah dan berada di lapisan terdalam kulit, seperti nodul dan kistik, membutuhkan pengobatan dari dokter.

Dokter bisa meresepkan antibiotik untuk mengatasi kulit jerawatan parah.

Antibiotik bekerja dengan cara mengurangi peradangan dan membunuh bakteri penyebab jerawat, terutama Propionibacterium acnes (P. acnes).

Antibiotik juga bisa mengurangi jumlah jerawat dan kemerahan yang terjadi sehingga mengurangi risiko bekas jerawat yang sulit hilang.

Namun, dikutip dari Journal of The American Academy of Dermatology, penggunaan antibiotik saja tidak direkomendasikan untuk menyembuhkan jerawat karena berisiko meningkatkan resistensi antibiotik.

Oleh karena itu, AAD merekomendasikan penggunaan antibiotik yang dikombinasikan dengan benzoil peroksida agar meningkatkan efektivitas pengobatan dan mencegah resistensi antibiotik.

Pasalnya, antibiotik tidak dapat bekerja sendiri dan membutuhkan senyawa aktif lainnya agar jerawat sembuh. 

Daftar antibiotik untuk mengatasi jerawat

Pada dasarnya, jenis antibiotik untuk menghilangkan jerawat dibagi menjadi dua, yakni antibiotik oral (obat minum) dan antibiotik topikal (salep, krim, dan gel).

Berikut berbagai daftar obat antibiotik untuk mengatasi kulit jerawatan.

1. Clindamycin

Clindamycin topikal adalah antibiotik yang sering digunakan untuk mengobati peradangan jerawat.

Obat jerawat satu ini bekerja dengan mengurangi jumlah bakteri penyebab jerawat dan mengurangi pembengkakan serta kemerahan pada jerawat. 

Penggunaan clindamycin membutuhkan waktu sekitar 4 – 6 minggu sebelum hasilnya terlihat.

Meski begitu, clindamycin tidak dapat mencegah penyumbatan pori-pori sehingga dibutuhkan obat jerawat lainnya, seperti asam salisilat. 

Dengan menggunakan kombinasi obat ini, Anda mungkin mendapatkan hasil yang lebih cepat. Metode ini juga mencegah resistensi antibiotik. 

Selain itu, clindamycin tersedia dalam bentuk oral dan dapat digunakan sebagai antibiotik yang cukup ampuh untuk mengatasi jerawat.

2. Erythromycin

erythromycin / eritromisin

Selain clindamycin, antibiotik topikal yang digunakan untuk mengobati jerawat adalah erythromycin

Cara kerja obat ini yaitu membunuh bakteri penyebab jerawat dan membantu mengurangi peradangan.

Pada beberapa merek, erythromycin mengandung zink asetat yang membantu memulihkan kulit dari jerawat. 

Namun, erythromycin bukan pilihan pengobatan jerawat yang pertama. Hal ini dikarenakan antibiotik ini tidak dapat mengatasi faktor pemicu jerawat lainnya, seperti penumpukan sel kulit mati dan produksi minyak berlebih.

Oleh sebab itu, penggunaan erythromycin memerlukan bantuan dari obat lainnya, seperti retinoid untuk mempercepat penyembuhan.

3.Tetracycline

Tetracycline, termasuk doxycycline dan minocycline, merupakan antibiotik yang memperlambat pertumbuhan bakteri jerawat dan mengurangi peradangan.

Obat minum untuk jerawat satu ini biasanya menjadi pilihan utama dibandingkan antibiotik oral lainnya. 

Sebelum diresepkan tetracycline, dokter akan melihat kondisi jerawat Anda terlebih dahulu. Kemudian, ia akan mempertimbangkan dosis dari 250 – 500 mg sebanyak dua kali sehari. 

Dosis tinggi biasanya diresepkan untuk jenis jerawat parah, seperti jerawat kistik dan jerawat nodul. Jika jerawat sudah membaik, dokter akan mengurangi dosisnya. 

Penggunaan obat ini pun juga dikombinasikan dengan obat topikal jerawat seperti retinoid atau azelaic acid.

Jika tetracycline tidak ampuh, dokter mungkin akan memberikan antibiotik oral lainnya, seperti erythromycin atau clindamycin.

4. Azithromycin

Obat antibiotik satu ini lebih sering menjadi pilihan antibiotik untuk mengobati jerawat.

Pasalnya, kandungan antibakteri dan antiperadangan di dalamnya dapat menekan pertumbuhan bakteri sekaligus mengurangi keparahan infeksi jerawat

Keunggulan lain azithromycin adalah keamanannya bagi wanita hamil dan menyusui. 

Hal ini tertulis dalam salah satu penelitian dalam jurnal The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology yang meneliti efek azithromycin pada hewan. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat ini melewati plasenta tetapi tidak menyebabkan bahaya pada janin.

Kombinasi dengan obat lain seperti adapalene, isotretinoin, atau benzoil peroksida meningkatkan efektivitasnya.

5. Trimetoprim

Pilihan antibiotik lainnya untuk mengobati jerawat adalah trimetoprim.

Trimetoprim adalah antibiotik yang dipakai ketika tetracycline dan erythromycin tidak menunjukkan hasil yang efektif ketika merawat kulit berjerawat

Cara kerjanya pun sama yaitu dengan membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat. 

Umumnya, dokter akan memberikan trimetoprim dengan dosis 300 mg dengan kombinasi obat lainnya, yakni retinoid atau sulfamethoxazole.

Penggunaan trimetoprim tunggal dinilai kurang efektif untuk atasi peradangan kulit akibat jerawat. 

Aturan pakai antibiotik untuk mengobati jerawat

Jerawat di alis

Jika dokter meresepkan antibiotik untuk kulit jerawatan, dokter akan memberikan dosis dalam jumlah rendah.

Hal ini dikarenakan penggunaan antibiotik tidak boleh digunakan dalam jangka waktu yang lama. 

Kondisi jerawat yang parah biasa membutuhkan proses yang cukup lama agar sembuh, yaitu 3 – 4 bulan.

Namun, terlalu lama memakai antibiotik untuk penyakit kulit ini pun dapat memicu resistensi yang menghambat proses penyembuhan. 

Selain mengikuti instruksi dari dokter, ada sejumlah tips agar penggunaan antibiotik untuk kulit jerawatan tidak terlalu lama, di antaranya sebagai berikut.

  • Gunakan semua obat yang direncanakan dalam perawatan. 
  • Hindari menggosok kulit terlalu kencang.
  • Bersihkan wajah dengan sabun pembersih yang lembut.
  • Rutin berkonsultasi dengan dokter.

Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, hubungi dokter spesialis kulit untuk mendapatkan solusi yang tepat. 

Rangkuman

  • Pengobatan untuk jerawat yang parah sering kali melibatkan antibiotik untuk membantu mengurangi peradangan dan membunuh bakteri penyebab jerawat.
  • Antibiotik dapat berupa oral atau topikal, dan bisa digunakan bersamaan dengan obat lain seperti benzoil peroksida.
  • Beberapa antibiotik yang umum digunakan untuk mengobati kulit jerawatan antara lain clindamycin, erythromycin, tetracycline, azithromycin, dan trimetoprim.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Acne. (2022). Mayo Clinic. Retrieved 17 February 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/diagnosis-treatment/drc-20368048 

Kardeh, S., Saki, N., Jowkar, F., Kardeh, B., Moein, S. A., & Khorraminejad-Shirazi, M. H. (2019). Efficacy of Azithromycin in Treatment of Acne Vulgaris: A Mini Review. World journal of plastic surgery, 8(2), 127–134. https://doi.org/10.29252/wjps.8.2.127 

Stewart, M. (2019). Erythromycin (with zinc) and solution for acne (Zineryt). Patient. Retrieved 17 February 2025, from https://patient.info/medicine/erythromycin-with-zinc-skin-solution-for-acne-zineryt 

Clindamycin Topical. (2018). Medline Plus. Retrieved 17 February 2025, from https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a609005.html#side-effects 

Azithromycin (oral route). (2024). Mayo Clinic. Retrieved 17 February 2025, from https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/azithromycin-oral-route/side-effects/drg-20072362?p=1 

How long can I take an antibiotic to treat my acne?. (n.a). American Academy of Dermatology. Retrieved 17 February 2025, from https://www.aad.org/public/diseases/acne/derm-treat/antibiotics 

Reynolds, Rachel V. et al. (2024). Guidelines of care for the management of acne vulgaris. Journal of the American Academy of Dermatology, 90(5) 1006.e1 – 1006.e30.

Baldwin H. (2020). Oral Antibiotic Treatment Options for Acne Vulgaris. The Journal of clinical and aesthetic dermatology, 13(9), 26–32.

Versi Terbaru

25/02/2025

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

10 Cara Menghilangkan Bekas Jerawat Hitam di Pipi

Penyebab Jerawat di Pantat dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan