backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

Olahraga yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Orang Asma (Plus Tips Amannya!)

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 12/10/2020

    Olahraga yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Orang Asma (Plus Tips Amannya!)

    Memiliki asma sebetulnya bukan halangan bagi Anda untuk tetap bergerak aktif. Meski beberapa jenis olahraga memang bisa saja memicu kambuhnya gejala asma pada sebagian orang, bukan berarti Anda sama sekali harus mangkir. Olahraga rutin tetap penting untuk penderita asma menjaga kebugaran tubuhnya. Lantas, apa saja olahraga yang direkomendasikan dan tidak boleh untuk penderita asma?

    Olahraga dan senam yang boleh untuk penderita asma

    Agar bisa berolahraga dengan nyaman dan bebas risiko kumat, Anda perlu pilah-pilih jenis aktivitas yang tepat. Berikut beragam pilihan olahraga yang boleh dan aman dilakukan untuk penderita asma.

    1. Berenang

    epilepsi tidak boleh berenang senam olahraga untuk asma

    Berenang adalah salah satu olahraga yang paling sering dianjurkan oleh dokter untuk penderita asma. Hal ini diperkuat dengan simpulan sejumlah penelitian yang mengungkapkan rutin berenang dapat membantu meringankan gejala asma.

    Gerakan renang tidak terlalu membebani kinerja tubuh dan membuang banyak energi. Hal ini lantaran bobot tubuh Anda akan ditopang oleh arus air. Posisi badan yang melintang mendatar saat berenang juga dapat membuat saluran pernapasan orang dengan asma lebih rileks.

    Tak hanya itu, udara hangat dan lembap di sekitar kolam renang juga akan membantu melembapkan saluran pernapasan penderita asma. Dengan begitu, risiko kambuh pun bisa ditekan.

    2. Jalan kaki

    jalan cepat senam olahraga untuk asma

    Tak ingin mengeluarkan banyak tenaga tapi tetap ingin aktif bergerak? Jalan kaki bisa jadi solusinya. Jalan kaki termasuk olahraga sederhana untuk penderita asma yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Manfaat yang ditawarkan dari jalan kaki pun tidak sesederhana kelihatannya.

    Jalan kaki dapat membantu meningkatkan kapasitas paru-paru dan membuat Anda rileks. Satu studi yang dipublikasikan dalam jurnal Allergy, Asthma and Clinical Immunology pun menemukan hal yang serupa.

    Dalam studi tersebut, peneliti menemukan bahwa rutin berjalan kaki setidaknya tiga kali seminggu efektif meningkatkan kebugaran tanpa memicu serangan asma.

    3. Yoga

    pose yoga supaya cepat hamil

    Yoga menawarkan banyak manfaat kesehatan untuk tubuh. Salah satunya, membantu mengendalikan gejala asma.

    Pada prinsipnya, semakin rumit pose yoga yang Anda lakukan, tubuh akan otomatis memerintahkan paru untuk mengambil dan membuang napas panjang secara perlahan. Tanpa disadari, teknik ini akan membantu meningkatkan kapasitas paru. Dengan begitu, Anda dapat menghirup volume oksigen dalam jumlah yang lebih banyak saat bernapas pendek.

    Selain meningkatkan fungsi paru-paru, senam yoga juga bisa mengurangi gejala stress yang bisa memicu asma. Itu sebabnya, yoga jadi pilihan olahraga yang aman untuk para penderita asma.

    Olahraga lain seperti pilates dan tai chi juga menawarkan manfaat yang sama seperti yoga.

    4. Berlari

    kalori saat lari

    Ternyata, berlari juga termasuk dalam olahraga yang tergolong aman untuk penderita asma.

    Berlari memberikan beberapa manfaat untuk penderita asma. Salah satunya adalah membantu menguatkan otot pada sistem pernapasan. Selain itu, berlari juga membantu menjaga berat badan, sehingga Anda terhindar dari faktor risiko yang dapat memperparah asma, yaitu berat badan berlebih.

    Namun, Anda juga harus tetap berhati-hati karena berlari dengan cara yang kurang tepat justru dapat memicu serangan asma. Pada umumnya, hidung melindungi paru-paru dengan menghangatkan udara dan berperan sebagai penyaring.

    Saat berlari, tubuh Anda membutuhkan lebih banyak udara dan Anda mulai bernapas melalui mulut. Hidung Anda tidak memanaskan, melembapkan, atau menyaring udara. Akibatnya, berlari dapat meningkatkan risiko paparan pemicu asma.

    Maka itu, Anda harus berlari dengan mengikuti tips di bawah untuk mencegah terjadinya serangan asma:

    • Kunjungi dokter terlebih dahulu. Seperti dengan penyakit kronis lainnya, pastikan Anda mendiskusikan dengan dokter sebelum Anda memulai rutinitas olahraga yang signifikan.
    • Ketahui batas Anda. Berlari merupakan aktivitas yang berat dan dapat memicu asma dibanding dengan aktivitas lainnya.
    • Perhatikan cuaca. Jika cuaca dingin membuat asma Anda kambuh, pertimbangkan untuk berlari dalam ruangan menggunakan treadmill.
    • Selalu bawa inhaler.

    5. Olahraga lainnya

    Sumber: Livestrong

    Olahraga lain yang aman untuk penderita asma adalah bersepeda. Namun, pastikan Anda hanya bersepeda santai dengan kecepatan yang relatif rendah, ya. Sebab, jika Anda mengayuh sepeda dengan kecepatan tinggi atau bersepeda di daerah pegunanan akan memicu serangan asma.

    Bila ragu mengayuh sepeda di ruangan terbuka, Anda bisa olahraga sepeda statis di dalam ruangan. Sepeda statis cenderung lebih aman karena membuat Anda terhindar dari paparan polusi udara.

    Voli juga bisa dijadikan pilihan olahraga yang aman untuk penderita asma. Selain tidak melibatkan terlalu banyak gerakan, olahraga ini juga tidak mengharuskan Anda untuk terlalu banyak berlari.

    Olahraga dan senam yang tidak boleh untuk penderita asma

    Penderita asma sebaiknya menghindari segala jenis olahraga dan senam dengan intensitas tinggi. Aktivitas fisik yang mengharuskan tubuh bergerak cepat dalam waktu lama dapat memberi tekanan berlebih pada paru-paru yang pada akhirnya memicu sejumlah gejala asma. Mulai dari napas pendek, sesak napas, hingga dada yang terasa sakit seperti tertindih batu.

    Kalau penderita asma tetap nekat melakukan aktivitas fisik yang berat, mereka juga akan lebih mungkin untuk mengalami serangan asma yang parah, bahkan timbul komplikasi asma. Kondisi ini diperparah bila sebelumnya Anda tidak terbiasa berolahraga.

    Berikut sejumlah olahraga yang sebaiknya dihindari oleh penderita asma:

    • Sepak bola
    • Bola basket
    • Lari jarak jauh
    • Ice skating 

    Mungkin masih banyak olahraga lain yang belum disebutkan di atas. Anda bisa berkonsultasi ke dokter untuk mencari tahu jenis olahraga apa saja yang sebaiknya dihindari penderita asma.

    Tips aman berolahraga untuk penderita asma

    Sebelum memulai berolahraga, sebaiknya Anda bertanya lebih dulu dengan dokter. Dokter akan membantu memutuskan aktivitas fisik apa saja yang sekiranya cocok untuk kondisi Anda.

    Dikutip dari Get Asthma Help, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penderita asma saat berolahraga.

  • Lakukan pemanasan selama 15 menit untuk membuat paru-paru mengatur asupan oksigen ke dalam tubuh.
  • Dalam cuaca dingin, tutup mulut dan hidung dengan masker atau syal tebal untuk menghangatkan udara sebelum masuk ke paru-paru.
  • Hindari pemicu asma yang bisa membuat asma kambuh atau memburuk.
  • Selalu membawa obat-obatan asma seperti inhaler sebagai langkah antisipasi bila gejala asma muncul sewaktu-waktu.  
  • Jika Anda berolahraga berkelompok atau senam bersama tim, pastikan teman atau pelatih Anda tahu Anda mengidap asma dan tahu apa yang harus dilakukan jika asma Anda kambuh.
  • Tingkatkan kewaspadaan Anda bila Anda pilek atau terkena infeksi pernapasan lainnya, serta bila sedang musim debu, dingin, atau hari sedang panas dan gersang.
  • Setelah berolahraga, lakukan pendinginan selama 15 menit dengan baik.
  • Segera berhenti berolahraga atau senam dan lakukan aksi cepat asma bila Anda mengalami tanda-tanda asma kambuh.
  • Sudah tahu ‘kan mana olahraga yang boleh dan tidak boleh untuk penderita asma? Pada intinya, lakukan aktivitas fisik yang membuat Anda merasa nyaman dan tidak memberikan tekanan berlebih pada paru-paru.

    Ingat, asma bukan alasan untuk menghindari olahraga. Dengan diagnosis dan perawatan yang tepat, Anda dapat merasakan manfaat olahraga tanpa perlu khawatir dengan kekambuhan serangan asma.

    Jadi, bijaklah dalam memilih jenis olahraga yang akan Anda lakukan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 12/10/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan