Alergi Susu, Bisakah Muncul Saat Dewasa dan Bagaimana Gejalanya?
Pernah merasa tidak nyaman setelah minum susu padahal, waktu kecil tidak ada masalah saat mengonsumsinya? Hal ini mungkin membuat Anda berkesimpulan bahwa Anda mempunyai alergi susu yang baru muncul saat dewasa.
Apakah alergi bisa muncul saat sudah dewasa?
Ya, alergi makanan bisa muncul kapan saja. Tidak hanya pada saat Anda masih kecil, tetapi juga bisa muncul saat Anda sudah dewasa. Di usia berapa pun, Anda bisa menunjukkan reaksi alergi pertama kali, seperti diare setelah minum susu sapi, gatal-gatal, kulit kemerahan, bengkak, dan masih banyak lagi.
Saat pertama kali mengalami gejala tersebut, mungkin Anda masih bingung karena sebelumnya Anda tidak mempunyai masalah dengan alergi. Namun, alergi yang baru muncul saat sudah dewasa memang bisa terjadi.
Reaksi alergi terjadi karena sistem kekebalan tubuh Anda menganggap ada sesuatu yang berbahaya yang masuk ke tubuh Anda. Sistem kekebalan tubuh kemudian akan memunculkan reaksi terhadap alergen (senyawa yang menyebabkan alergi).
Di dalam susu, terkandung air, protein, mineral, lemak, dan karbohidrat (gula susu). Protein dalam susu sapi inilah yang dianggap tubuh sebagai zat asing. Sel-sel darah putih pun membentuk antibodi atau disebut dengan antihistamin untuk melawan zat asing tersebut.
Hal ini kemudian dapat memunculkan gejala alergi makanan, yang bisa ditunjukkan melalui kulit, sistem pencernaan, dan sistem pernapasan.
Dua protein utama pada susu hewani yang biasanya menimbulkan reaksi alergi adalah kasein, yang ditemukan pada dadih susu yang mengental, serta whey, yang ditemukan pada bagian cairan susu yang tersisa setelah mengental.
Reaksi tidak selalu muncul pada saat pertama kali Anda terpapar alergen. Bisa saja reaksi baru terjadi ketika Anda sudah berkali-kali terpapar alergen, sehingga gejala alergi baru dirasakan pada saat Anda sudah dewasa.
Biasanya, alergi susu muncul pada usia 30-an atau 40-an. Faktor keturunan dan lingkungan bisa berkaitan dengan alergi yang Anda miliki.
Gejala alergi bisa muncul dalam rentang ringan sampai parah dan butuh perhatian khusus. Gejala yang ringan bisa dalam bentuk ruam pada kulit di sekitar mulut lalu menjalar ke bagian tubuh lain. Kulit Anda juga bisa menjadi kemerahan dan terasa gatal.
Masalah pada pernapasan juga bisa Anda alami saat alergi pada susu. Sistem kekebalan tubuh yang bereaksi terhadap protein susu dapat menimbulkan peradangan pada sinus. Hal ini dapat menyebabkan produksi lendir berlebih, sehingga hidung menjadi tersumbat dan berair.
Kesulitan bernapas, termasuk mengi, batuk, dan asma juga bisa muncul saat Anda mengalami alergi susu.
Selain gejala-gejala yang sudah disebutkan, alergi susu juga bisa menyebabkan reaksi parah yang bernama anafilaksis. Anafilaksis adalah reaksi alergi yang darurat dan dapat menyebabkan kematian. Tanda anafilaksis dapat meliputi:
penyempitan saluran udara, termasuk pembengkakan pada tenggorokan yang membuat sulit bernapas,
tekanan darah yang menurun, dan
kehilangan kesadaran.
Bedakan alergi susu dengan intoleransi susu
Jika Anda memiliki gejala-gejala di atas setelah minum susu, sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat apakah Anda benar-benar memiliki alergi susu atau tidak.
Bisa saja gejala yang Anda alami merupakan intoleransi susu yang berbeda dengan alergi susu, atau bisa karena alergi terhadap hal lainnya. Alergi susu memang bisa terjadi pada orang dewasa, tapi ini sangat jarang.
Biasanya, orang mengalami intoleransi susu karena kekurangan enzim yang membantu dalam mencerna susu. Intoleransi susu juga sering disebut sebagai intoleransi laktosa.
Gejala yang dirasakan pun berbeda. Efek intoleransi pada susu lebih banyak menyerang sistem pencernaan. Beberapa gejalanya termasuk perut kembung, nyeri, diare, mual, dan muntah. Gejala lain yang mungkin juga dapat muncul adalah nyeri otot dan sendi, sakit kepala, dan lesu.
Untuk memastikan apakah yang Anda alami adalah alergi atau intoleransi, Anda harus memeriksakan diri dan menjalani sejumlah tes. Pilihan tesnya meliputi tes tes paparan alergen melalui tusuk kulit, dan tes darah.
Bila satu tes belum memberikan hasil yang jelas, Anda mungkin harus menjalani tes tambahan atau melakukan tes paparan oral dengan mengonsumsi susu secara langsung.
Berbagai Tes dan Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Alergi Makanan
Mengatasi alergi susu pada orang dewasa
Pada bayi atau balita, kebanyakan alergi susu akan menghilang seiring dengan pertumbuhan mereka. Namun, bila alergi baru terjadi setelah dewasa, belum diketahui dengan pasti apakah alergi dapat menghilang.
Hingga kini, obat untuk menyembuhkan alergi belum tersedia. Maka cara terbaik yang bisa Anda lakukan saat ini adalah menghindari susu dari minuman atau makanan yang Anda konsumsi sehari-hari.
Protein susu terkandung dalam banyak jenis makanan. Selain produk olahannya seperti keju, yogurt, mentega, dan krim, susu juga terdapat pada roti dan kue, karamel, coklat, serta terkadang digunakan dalam pembuatan sosis.
Banyaknya makanan dan minuman tersebut sangat sulit dihindari, apalagi jika susu terkandung dalam makanan-makanan yang tidak Anda duga. Oleh karena itu, Anda harus selalu membaca label komposisi bahan setiap makanan yang Anda beli dan pastikan produk tersebut tidak menggunakan susu.
Mencegah Reaksi Alergi Makanan, di Rumah dan di Restoran
Selain itu, ketika mendengar tentang alergi susu, yang terlintas di pikiran kebanyakan orang adalah susu sapi. Namun, pastikan bahwa Anda tetap menghindari produk susu hewani lainnya.
Susu kambing misalnya, memiliki kandungan protein yang serupa dengan susu sapi. Ada baiknya Anda tidak mengonsumsi susu kambing karena dikhawatirkan dapat menimbulkan reaksi alergi yang sama.
[embed-health-tool-bmr]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Adult Food Allergies. (2011). Harvard Health Publishing. Retrieved 13 August 2020, from https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/adult-food-allergies
Milk Allergy. (2020). Mayo Clinic. Retrieved 13 August 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/milk-allergy/symptoms-causes/syc-20375101
Milk Allergy – Causes, Symptoms, and Treatment. American College of Allergy, Asthma, & Immunology. Retrieved 13 August 2020, from https://acaai.org/allergies/types-allergies/food-allergy/types-food-allergy/milk-dairy-allergy
What is The Difference Between Lactose Intolerance and Dairy Allergy? (2019). Plant Based Living, Food, Health & More. Retrieved 13 August 2020, from https://www.plantbasednews.org/lifestyle/difference-lactose-intolerance-dairy-allergy
Versi Terbaru
13/11/2020
Ditulis oleh Arinda Veratamala
Ditinjau secara medis olehdr. Patricia Lukas Goentoro