Anda tentu tahu bahwa proses kehamilan bermula ketika sel sperma dari pria bertemu dengan sel telur dari wanita. Proses inilah yang dinamakan sebagai pembuahan atau konsepsi.
Namun, tahukah Anda bagaimana sel sperma dan sel telur bisa bertemu hingga berkembang menjadi janin? Ini memang bukanlah proses sederhana dan membutuhkan waktu yang lama. Supaya lebih memahaminya, simak informasi berikut.
Produksi sel telur dan sperma
Sel telur dan sperma adalah syarat utama supaya pembuahan bisa terjadi. Tanpa salah satu di antaranya, kehamilan tidak mungkin terjadi.
Setiap bulan, wanita akan melepaskan satu sel telur yang sudah matang dari salah satu ovarium. Proses yang dinamakan ovulasi ini menandakan datangnya masa subur wanita.
Setelah dilepaskan, sel telur akan melewati tuba falopi yang memiliki panjang sekitar 10 cm menuju rahim. Sel telur ini rata-rata dapat bertahan hidup sampai 24 jam sejak dilepaskan.
Berbeda dengan wanita yang hanya melepaskan satu sel telur setiap bulan dan berhenti ketika menopause, pria bisa terus menghasilkan sperma sepanjang hidupnya.
Pada dasarnya, testis bisa menghasilkan hingga 300 juta spermatozoa setiap hari. Akan tetapi, spermatozoa perlu melalui proses pematangan (spermatogenesis) selama 2–3 bulan hingga akhirnya menyisakan kurang lebih 100 juta sel sperma dalam setiap 1 ml air mani.
Meski begitu, perlu diingat bahwa hanya dibutuhkan satu sperma untuk membuahi sel telur.
[embed-health-tool-ovulation]
Bagaimana terjadinya proses kehamilan?

Inti dari proses pembuahan adalah ketika sel sperma berhasil menembus sel telur. Mengutip laman Cleveland Clinic, proses ini umumnya terjadi di tuba falopi.
Tuba falopi (oviduk) adalah saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Jika tidak ada sperma yang membuahi, sel telur akan luruh bersama dinding rahim dan terjadilah menstruasi.
Berikut adalah proses pembuahan hingga akhirnya seorang wanita mengandung janin.
1. Ejakulasi pada pria
Rangsangan seksual yang diterima pria saat berhubungan intim akan menghasilkan proses yang disebut ejakulasi.
Ejakulasi inilah yang mendorong cairan semen atau air mani yang berisi sperma keluar dari Mr P dan masuk ke Miss V. Setiap kali ejakulasi, seorang pria bisa mengeluarkan sekitar 3,4 ml air mani.
Setelah ejakulasi, air mani yang sehat akan menyediakan energi bagi sel sperma untuk berenang menemui sel telur.
Sebelum ejakulasi, Mr P akan mengeluarkan cairan yang disebut praejakulasi. Meski peluangnya lebih kecil, cairan praejakulasi ini tetap bisa menyebabkan kehamilan.
2. Perjalanan sperma di Miss V
Setelah dikeluarkan dari Mr P, sperma akan berenang menuju sel telur. Meski jumlah sperma yang masuk Miss V awalnya bisa mencapai jutaan, jumlahnya bisa berkurang seiring perjalanan.
Salah satu penyebabnya adalah karena lingkungan Miss V yang cenderung asam. Ini adalah lingkungan yang bisa mempersingkat waktu hidup sperma.
Sperma juga perlu melewati lendir serviks yang mungkin membuatnya sulit berenang. Karena itulah, hanya sperma dengan kualitas baik, termasuk kemampuannya dalam berenang yang bisa menembus serviks.
3. Kemampuan sperma menuju sel telur
Setelah berhasil melewati lendir serviks, sperma harus berenang sekitar 18 cm untuk menuju tuba falopi yang merupakan tempat sel telur berada.
Rata-rata kecepatan berenang sperma adalah 2,5 cm setiap 15 menit. Waktu tercepat yang dibutuhkan sperma untuk mencapai sel telur adalah sekitar 45 menit.
Namun, sperma bisa membutuhkan waktu hingga 12 jam untuk mencapai sel telur jika pergerakannya lambat.
Karena sel telur hanya berada di salah satu tuba falopi, beberapa sel sperma mungkin salah berenang sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk menemukannya.
Satu sel telur bisa didekati hingga ribuan bahkan jutaan sperma. Namun, lagi-lagi hanya akan ada satu sel sperma yang berhasil menembusnya.
4. Sperma berhasil bertemu sel telur
Ketika sudah ada sperma yang berhasil masuk ke inti sel telur, sel telur akan membentuk pertahanan diri untuk mencegah sperma lain menembusnya. Inilah yang disebut proses pembuahan atau konsepsi.
Jika sperma tidak menemukan sel telur untuk dibuahi, mereka bisa bertahan hidup di dalam tuba falopi selama tujuh hari sejak dikeluarkan dari Mr P.
Apabila dalam kurun waktu tersebut seorang wanita mengalami ovulasi, konsepsi tetap bisa terjadi meski tidak berhubungan intim.
Karena itulah, penting untuk memperkirakan masa subur pada pria maupun wanita supaya peluang kehamilan bisa dimaksimalkan.
5. Sperma dan sel telur membentuk zigot

Setelah konsepsi, sel telur yang berhasil dibuahi atau zigot akan membentuk sel-sel baru, termasuk sel kelamin sebagai asal muasal jenis kelamin bayi. Proses ini disebut sebagai gametogenesis.
Sel-sel dari gametogeneisis kemudian akan bergerak menuju rahim. Dalam perjalanan, sel-sel tersebut akan terus membelah diri hingga menghasilkan sekitar 100 sel yang kemudian disebut blastokista.
Kehamilan akan terjadi ketika blastokista tertanam di dinding rahim. Proses inilah yang disebut sebagai implantasi.
Dibutuhkan setidaknya enam hari sejak pembuahan untuk terjadi implantasi. Pada tahap awal implantasi, wanita mungkin mengalami perdarahan ringan selama 1–2 hari.
Setelah menempel di dinding rahim, blastokista akan terus berkembang sampai akhirnya menjadi embrio dan plasenta.
Karena itulah, Anda sebenarnya tidak langsung setelah berhubungan intim karena ini adalah proses yang cukup panjang dan membutuhkan waktu selama beberapa hari.
Kehamilan pun belum tentu terjadi meski sel sperma berhasil membuahi sel telur. Sebab, ada beberapa permasalahan yang mungkin terjadi selama implantasi, salah satunya adalah ketika zigot tertanam di luar rahim. Kondisi ini dikenal sebagai kehamilan ektopik.
Oleh karena itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter jika Anda merasakan tanda-tanda kehamilan. Meski test pack sudah menunjukkan hasil positif, Anda tetap perlu memastikannya ke dokter.
Kesimpulan
- Sel telur dan sperma adalah syarat utama supaya pembuahan bisa terjadi. Wanita hanya menghasilan satu sperma setiap bulannya. Sementara itu, pria bisa mengeluarkan jutaan sperma dalam sekali ejakulasi.
- Ejakulasi umumnya akan terjadi saat pria menerima rangsangan seksual. Sperma akan keluar bersama cairan mani yang kemudian ikut masuk ke Miss V.
- Di dalam Miss V, jutaan sperma mungkin mati karena lingkungan yang asam. Beberapa sperma mungkin juga tidak bisa melanjutkan perjalanan ke tuba falopi karena terjebak di lendir serviks.
- Sperma perlu berenang sekitar 18 cm untuk mencapai tuba falopi. Meski jumlahnya jutaan, hanya ada satu sperma yang akan menembus sel telur.
- Sel telur yang berhasil dibuahi sperma akan menempel pada dinding rahim, berkembang menjadi zigot dan membentuk plasenta.