Hal ini karena kandungan dalam obat-obatan tertentu dapat mengganggu keseimbangan hormon, cukup untuk mengisi jaringan payudara Anda. Meski begitu, efek samping obat ini termasuk langka. Kalaupun terjadi hanya sementara dan akan berhenti begitu dosis dihentikan.
6. Penyakit hati dan ginjal yang parah
Setiap penyakit serius dapat menyebabkan penurunan produksi testosteron, karena otak Anda mendapat sinyal bahwa ini bukan saat yang tepat untuk bereproduksi. Tetapi penyakit hati parah atau stadium lanjut, seperti sirosis, sangat terkait dengan gangguan hormon.
Penyakit hati cenderung menyebabkan proses pemecahan protein jadi terganggu. Penumpukan protein ini, salah satunya adalah protein yang disebut hormon seks pengikat globulin (SHBG), dapat mengikat testosteron. Ini menyebabkan penurunan kadar testosteron dalam tubuh.
Penyakit ginjal yang sudah lanjut juga bisa memiliki risiko ginekomastia hingga dua kali lipat lebih tinggi daripada sirosis. Namun sebelum man boobs benar-benar tumbuh, biasanya Anda akan lebih dulu mengalami perubahan warna urin, pembengkakan pergelangan kaki atau kaki, ruam kulit, nyeri punggung, hingga mual dan muntah.
7. Adanya tumor yang tidak terdeteksi
Beberapa jenis tumor, seperti tumor testis dan tumor pituitari, dapat memengaruhi produksi hormon. Tumor ini menghasilkan hormon HCG yang bertindak merangsang produksi testosteron dari testis, sekaligus mengubah kelebihan testosteron menjadi estrogen,
Jika tubuh Anda tidak menghasilkan cukup testosteron atau terlalu banyak estrogen, ketidakseimbangan hormon ini dapat menyebabkan payudara pria bertumbuh besar.
8. Usia
Ginekomastia dapat terjadi pada usia berapapun, tapi seringkali terjadi masa pubertas. Tujuh puluh persen anak laki-laki memiliki kondisi ini selama masa puber, menurut WebMD. Selain anak laki-laki usia puber, ginekomastia juga terlihat pada bayi laki-laki baru lahir (karena paparan estrogen dari ibu mereka) dan lebih umum ditemukan pada pria usia lanjut (di atas 50 tahun). Proses penuaan mengacak-acak kadar hormon estrogen dan testosteron normal.
9. Penyebab lainnya
Kadang, dada besar pada pria bisa menjadi efek samping dari masalah kesehatan lain di luar obesitas, seperti gangguan tiroid hiperaktif (hipertiroidisme); lipoma (tumor jinak di jaringan lemak tubuh); mastitis (peradangan jaringan payudara); kanker payudara (meski jarang menyebabkan ginekomastia); hematoma; dan nekrosis lemak (benjolan akibat kerusakan jaringan lemak payudara).
Kapan harus periksa dokter jika mengalami ginekomastia?
Kebanyakan kasus ginekomastia bisa pulih dengan sendirinya. Payudara pria yang membesar akibat efek samping obat atau terapi bisa kembali mengecil seiring waktu setelah pemakaian dihentikan. Tumpukan lemak di payudara akibat obesitas bisa dipangkas dengan menjalani gaya hidup sehat dan lebih rajin berolahraga untuk mendapatkan berat badan sehat.
Meski begitu, segera konsultasikan ke dokter jika payudara Anda tidak kunjung mengecil dan menimbulkan beberapa gejala berikut:
- Pembengkakan tidak wajar di payudara
- Payudara terasa sakit
- Adanya rasa tidak nyaman pada puting
Ini bisa menjadi tanda kanker payudara pria, meski tergolong jarang. Deteksi dini diperlukan untuk menentukan perawatan terbaik apa yang perlu dilakukan. Oleh karena itu, konsultasikan lebih lanjut ke dokter untuk informasi lebih lanjut.