backup og meta

Berbagai Hal yang Menyebabkan Dada Pria Membesar Seperti Payudara

Berbagai Hal yang Menyebabkan Dada Pria Membesar Seperti Payudara

Beberapa pria bisa memiliki dada besar bak payudara wanita. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut gynecomastia. Mungkin Anda pernah mendengar orang-orang menyebutnya dengan “man boobs“ alias payudara pria. Gynecomastia adalah pertumbuhan jaringan payudara tambahan yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan testosteron.

Meski bisa membuat minder, pria berdada besar pada umumnya tidak perlu khawatir tentang kondisinya,. Dalam kebanyakan kasus, dada besar akibat gynecomastia akan hilang sendiri. Di sisi lain, pertumbuhan payudara pria bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius. Apa saja itu?

Berbagai penyebab tumbuhnya payudara pria

1. Obesitas

Pria yang sangat gemuk (obesitas) dapat memiliki penumpukan lemak di dada sehingga menyebabkan dadanya terlihat membesar bak payudara wanita. Di sisi lain, obesitas juga meningkatkan kadar estrogen dalam darah dan menekan produksi testosteron, yang mengakibatkan tumbuhnya jaringan payudara ekstra.

Payudara pria yang disebabkan oleh gynecomastia murni cenderung padat, sementara obesitas akan menyebabkan dada pria terasa amat lunak ketika disentuh karena kebanyakan jaringan payudaranya terisi lemak. Payudara pria yang obesitas juga akan bergoyang mengikuti gerakan saat berjalan atau berlari, mirip seperti bagaimana payudara wanita bergerak.

2. Terapi testosteron

Saat jumlah estrogen dalam tubuh pria melonjak naik dibanding kadar testosteronnya, ini dapat menyebabkan jaringan payudara membengkak. Namun hal yang sama juga dapat terjadi sebagai efek samping terapi testosteron.

Hal ini dikarenakan adanya enzim aromatase yang dapat mengubah kelebihan testosteron menjadi estrogen. Itu sebabnya ketika Anda menjalani terapi testosteron, kadar estrogen juga akan meningkat secara tidak langsung.

Akan tetapi Anda tidak perlu khawatir, karena biasanya pertumbuhan payudara pria ini hanya bersifat sementara dan bisa menyusut dalam beberapa minggu. Jika payudara tidak kunjung mengecil, dokter akan menghentikan pengobatan selama satu atau dua bulan untuk menormalkan kadar hormon dalam tubuh sehingga jaringan payudara kembali normal.

3. Efek samping steroid

Doping steroid anabolik, yang biasanya dilakukan secara ilegal oleh atlet dan binaragawan untuk meningkatkan performa olahraga, dapat mengakibatkan pertumbuhan payudara pria. Hal ini terjadi dengan mekanisme yang sama seperti efek samping terapi testosteron. Enzim aromatase dapat mengubah kelebihan testosteron menjadi estrogen.

Perlu dicatat bahwa efek samping doping steroid lebih tinggi daripada pengobatan testosteron biasa.

4. Pijat dengan minyak esensial

Minyak pohon teh atau minyak lavender dapat memperbesar ukuran payudara pria. Sejumlah minyak esensial ini mengandung estrogen alami yang dapat mengganggu kadar normal hormon tubuh Anda. Mengoleskan minyak pohon teh atau lavender di sekujur tubuh akan membuatnya meresap ke dalam kulit dan mengalir lewat aliran darah kemudian sampai ke jaringan payudara.

Itu sebabnya minyak esensial tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam jangka panjang. Jika Anda menggunakan minyak tertentu dan merasakan perubahan pada ukuran payudara Anda, maka hentikan penggunannya.

5. Efek samping obat

Sebuah laporan dari jurnal Expert Opinion on Drug Safety menemukan bahwa sejumlah obat tertentu dapat menyebabkan pertumbuhan payudara pria sebagai potensi efek sampingnya, meski cukup langka.

Obat-obatan yang termasuk adalah obat antirontok jenis finasteride (Propecia) yang digunakan untuk mengatasi kebotakan pria; antibiotik tertentu; obat penyakit jantung; obat gangguan kecemasan; obat-obatan HIV/AIDS; antidepresan trisiklik; obat kemoterapi; dan anti-testosteron spironalactone.

Obat lain yang telah dikutip sebagai pemicu ginekomastia termasuk anti-androgen yang digunakan untuk mengobati kanker prostat dan calcium channel blockers. Beberapa obat-obatan untuk mengatasi gejala maag, seperti tagamet (cimetidine), bahkan dilaporkan meningkatkan risiko ginekomastia hingga 25 persen.

Hal ini karena kandungan dalam obat-obatan tertentu dapat mengganggu keseimbangan hormon, cukup untuk mengisi jaringan payudara Anda. Meski begitu, efek samping obat ini termasuk langka. Kalaupun terjadi hanya sementara dan akan berhenti begitu dosis dihentikan.

6. Penyakit hati dan ginjal yang parah

Setiap penyakit serius dapat menyebabkan penurunan produksi testosteron, karena otak Anda mendapat sinyal bahwa ini bukan saat yang tepat untuk bereproduksi. Tetapi penyakit hati parah atau stadium lanjut, seperti sirosis, sangat terkait dengan gangguan hormon.

Penyakit hati cenderung menyebabkan proses pemecahan protein jadi terganggu. Penumpukan protein ini, salah satunya adalah protein yang disebut hormon seks pengikat globulin (SHBG), dapat mengikat testosteron. Ini menyebabkan penurunan kadar testosteron dalam tubuh.

Penyakit ginjal yang sudah lanjut juga bisa memiliki risiko ginekomastia hingga dua kali lipat lebih tinggi daripada sirosis. Namun sebelum man boobs benar-benar tumbuh, biasanya Anda akan lebih dulu mengalami perubahan warna urin, pembengkakan pergelangan kaki atau kaki, ruam kulit, nyeri punggung, hingga mual dan muntah.

7. Adanya tumor yang tidak terdeteksi

Beberapa jenis tumor, seperti tumor testis dan tumor pituitari, dapat memengaruhi produksi hormon. Tumor ini menghasilkan hormon HCG yang bertindak merangsang produksi testosteron dari testis, sekaligus mengubah kelebihan testosteron menjadi estrogen,

Jika tubuh Anda tidak menghasilkan cukup testosteron atau terlalu banyak estrogen, ketidakseimbangan hormon ini dapat menyebabkan payudara pria bertumbuh besar.

8. Usia

Ginekomastia dapat terjadi pada usia berapapun, tapi seringkali terjadi masa pubertas. Tujuh puluh persen anak laki-laki memiliki kondisi ini selama masa puber, menurut WebMD. Selain anak laki-laki usia puber, ginekomastia juga terlihat pada bayi laki-laki baru lahir (karena paparan estrogen dari ibu mereka) dan lebih umum ditemukan pada pria usia lanjut (di atas 50 tahun). Proses penuaan mengacak-acak kadar hormon estrogen dan testosteron normal.

9. Penyebab lainnya

Kadang, dada besar pada pria bisa menjadi efek samping dari masalah kesehatan lain di luar obesitas, seperti gangguan tiroid hiperaktif (hipertiroidisme); lipoma (tumor jinak di jaringan lemak tubuh); mastitis (peradangan jaringan payudara); kanker payudara (meski jarang menyebabkan ginekomastia); hematoma; dan nekrosis lemak (benjolan akibat kerusakan jaringan lemak payudara).

Kapan harus periksa dokter jika mengalami ginekomastia?

Kebanyakan kasus ginekomastia bisa pulih dengan sendirinya. Payudara pria yang membesar akibat efek samping obat atau terapi bisa kembali mengecil seiring waktu setelah pemakaian dihentikan. Tumpukan lemak di payudara akibat obesitas bisa dipangkas dengan menjalani gaya hidup sehat dan lebih rajin berolahraga untuk mendapatkan berat badan sehat.

Meski begitu, segera konsultasikan ke dokter jika payudara Anda tidak kunjung mengecil dan menimbulkan beberapa gejala berikut:

  1. Pembengkakan tidak wajar di payudara
  2. Payudara terasa sakit
  3. Adanya rasa tidak nyaman pada puting

Ini bisa menjadi tanda kanker payudara pria, meski tergolong jarang. Deteksi dini diperlukan untuk menentukan perawatan terbaik apa yang perlu dilakukan. Oleh karena itu, konsultasikan lebih lanjut ke dokter untuk informasi lebih lanjut.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Sumber:

Male Breasts Enlargement

https://www.webmd.com/men/features/male-breast-enlargement-gynecomastia#1 diakses pada 12 Desember 2017

8 Things That Might Be Giving You Man Boobs

https://www.menshealth.com/health/causes-of-man-boobs/slide/9 diakses pada 12 Desember 2017

Enlarged Breasts in Men

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gynecomastia/symptoms-causes/syc-20351793 diakses pada 12 Desember 2017

 

Versi Terbaru

11/01/2021

Ditulis oleh Widya Citra Andini

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Kelebihan Hormon Testosteron pada Pria

Apa Akibatnya Pada Pria Jika Kadar Testosteronnya Rendah?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 11/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan