backup og meta

10 Penyebab Penis Bengkak dan Cara Mengatasinya

Tak hanya menimbulkan keluhan fisik, kondisi penis yang membengkak juga akan mengganggu kualitas hubungan intim dan kepercayaan diri pria. Ketahui berbagai penyebab penis bengkak dan cara mengatasi yang tepat dalam pembahasan di bawah ini.

Ragam penyebab penis bengkak

Penis merupakan bagian dari terluar dari saluran kemih dan sistem reproduksi pria. Oleh sebab itu, penis lebih rentan untuk terserang berbagai masalah kesehatan.

Kondisi kelamin pria yang bengkak biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman, nyeri, hingga kesulitan saat buang air kecil atau berhubungan intim.

Ciri-ciri penis membengkak terlihat dari ukurannya yang membesar, perubahan warna pada kulit penis, dan terkadang disertai dengan keluarnya cairan yang tidak normal.

Berikut ini adalah beberapa penyebab umum dari penis bengkak yang harus Anda waspadai.

1. Balanitis

balanitis

Balanitis adalah peradangan kepala penis yang bisa menyebabkan penis bengkak. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kebersihan penis yang buruk, terutama pada laki-laki yang tidak disunat.

Selain itu, balanitis dapat disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri, iritasi terhadap sabun dan produk kebersihan, kondisi kulit kronis, hingga diabetes.

Selain pembengkakan, radang kepala penis juga bisa ditandai dengan penis kemerahan, terasa nyeri, dan berbau tidak sedap.

2. Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) juga bisa menjadi penyebab alat kelamin pria bengkak. Pembengkakan umumnya terjadi pada bagian ujung penis dan uretra.

ISK terjadi saat bakteri masuk ke dalam saluran kemih dan menyebabkan peradangan. Gejalanya yakni nyeri saat buang air kecil, ingin buang air terus-menerus, urine keruh dan berbau tajam, serta demam.

Penyakit kelamin, pembesaran prostat, batu saluran kemih, diabetes, serta penggunaan kateter dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko pria terkena infeksi saluran kemih.

3. Fimosis

Fimosis adalah kondisi ketika kulup penis tidak dapat ditarik ke belakang melewati kepala penis.

Kondisi ini bisa menyebabkan penis membengkak, terutama bila kulit kulup menjadi terlalu ketat sehingga menimbulkan tekanan saat ereksi atau buang air kecil.

Fimosis biasa terjadi pada bayi dan anak-anak. Meski begitu, kondisi ini juga dapat dialami oleh remaja dan pria dewasa akibat peradangan kulit kronis, seperti eksim dan psoriasis.

4. Parafimosis

Sementara itu, parafimosis merupakan kondisi saat kulup penis yang telah ditarik tidak dapat dikembalikan ke posisi semula.

Hal ini menimbulkan penyempitan di belakang kepala penis. Akibatnya, aliran darah yang kaya oksigen terhambat sehingga penis membengkak dan terasa nyeri.

Parafimosis tergolong keadaan darurat medis yang membutuhkan penanganan segera. Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan jaringan penis akibat kurangnya aliran darah.

5. Reaksi alergi

Penis bengkak juga dapat terjadi akibat reaksi alergi terhadap bahan tertentu, misalnya lateks pada kondom atau sisa detergen pada pakaian dalam.

Bahkan, studi dalam Journal of Occupational Health (2016) menunjukkan bahwa sekitar 4,3% pria memiliki alergi terhadap lateks.

Reaksi alergi memicu peradangan pada kulit penis. Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan, kemerahan, dan rasa gatal pada penis.

6. Cedera atau trauma fisik

Penis dan kepuasan seksual

Aktivitas seksual yang terlalu ekstrem, olahraga kontak, hingga kecelakaan bisa meningkatkan risiko terjadinya cedera penis.

Pada beberapa kasus, cedera atau trauma pada penis juga bisa menyebabkan testis bengkak, tergantung pada lokasi dan tingkat keparahannya.

Cedera penis umumnya menimbulkan bengkak, memar, nyeri, serta kesulitan ereksi. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan aliran darah pada penis.

7. Priapismus

Penis bengkak juga bisa menjadi salah satu gejala priapismus. Kondisi ini merujuk pada ereksi penis yang berlangsung lebih dari empat jam tanpa adanya rangsangan seksual.

Priapismus biasanya disebabkan oleh cedera penis atau kerusakan sistem saraf yang bertugas membuat penis layu kembali setelah ejakulasi.

Di samping itu, penyakit anemia sel sabit (sickle cell anemia) juga bisa menyebabkan kondisi ini.

Saat Anda mengalami ereksi penis berkepanjangan, penting untuk segera mencari pertolongan medis untuk mencegah kerusakan permanen pada jaringan penis.

8. Limfokel

Limfokel atau lymphocele merupakan kondisi yang ditandai dengan pembengkakan atau munculnya benjolan di penis setelah berhubungan intim atau masturbasi.

Kondisi ini disebabkan oleh sumbatan pada saluran limfa atau getah bening. Limfokel umumnya tidak berbahaya dan akan segera hilang dengan sendirinya.

Selain dari aktivitas seksual, limfokel juga dapat terjadi akibat efek samping dari operasi prostat, seperti prostatektomi.

9. Penyakit Peyronie

Penyakit Peyronie adalah kondisi saat jaringan parut atau plak terbentuk di dalam batang penis. Ini menyebabkan penis bengkok secara tidak normal saat ereksi.

Selain itu, penyakit Peyronie dapat menyebabkan pembengkakan dan nyeri pada penis yang membuat pria kesulitan saat berhubungan intim.

Cedera penis dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini. Selama pemulihan, jaringan parut bisa terbentuk sehingga penis lama-kelamaan terlihat bengkok atau melengkung.

10. Kanker penis

Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, penis bengkak dapat menjadi tanda dari kanker penis.

Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan) pada 2022, kasus baru kanker penis di Indonesia mencapai 1.098 jiwa dengan angka kematian hingga 419 jiwa.

Selain pembengkakan, kanker penis dapat ditandai dengan perubahan pada kulit penis, seperti perubahan warna kulit, luka yang susah sembuh, dan keluar cairan berbau tidak sedap.

Kanker penis lebih sering terjadi pada pria yang tidak disunat dan memiliki riwayat infeksi HPV.

Cara mengatasi penis bengkak

cara mengatasi kelamin pria bengkak

Penanganan penis bengkak dimulai dengan mengetahui penyebabnya melalui diagnosis medis.

Dokter terlebih dahulu akan menanyakan riwayat kesehatan Anda, termasuk riwayat aktivitas seksual, kebiasaan membersihkan penis, dan kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Ketika dibutuhkan, dokter juga akan melakukan sejumlah pemeriksaan medis, seperti tes darah, tes urine, tes usap (swab test), USG atau rontgen penis, hingga biopsi penis.

Setelah penyebabnya diketahui, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai. Berikut ini adalah beberapa cara mengobati penis bengkak.

  • Menghindari penggunaan sabun, losion, atau bahan lain yang dapat menyebabkan iritasi atau reaksi alergi pada penis, seperti detergen, sabun mandi, dan kondom lateks.
  • Menempelkan kompres dingin dan minum obat pereda nyeri untuk mengatasi cedera penis ringan. Jika cedera tergolong berat, lakukan perawatan lanjutan di rumah sakit.
  • Mengoleskan krim kortikosteroid dan salep antijamur guna mengatasi peradangan dan infeksi jamur yang menyebabkan balanitis.
  • Minum antibiotik serta menjaga kebersihan penis untuk mengobati infeksi saluran kemih.
  • Prosedur sunat atau sirkumsisi untuk melepaskan kulup yang menyebabkan fimosis dan parafimosis.
  • Pemberian obat suntik atau operasi untuk menangani priapismus dan penyakit Peyronie.
  • Pengobatan kanker penis yang akan disesuaikan dengan stadium kanker, baik dengan pembedahan, kemoterapi, atau terapi radiasi.

Penis bengkak tidak boleh disepelekan. Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila pembengkakan pada penis Anda tidak segera membaik atau justru bertambah parah.

Pasalnya, sejumlah penyebab penis bengkak memerlukan penanganan segera agar tidak menimbulkan komplikasi yang lebih serius.

Kesimpulan

  • Penis bengkak dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi, seperti balanitis, infeksi saluran kemih, fimosis, parafimosis, priapismus, penyakit Peyronie, hingga kanker penis.
  • Gejala penyerta yang dapat muncul antara lain nyeri, perubahan warna kulit penis, atau keluarnya cairan abnormal dari penis.
  • Cara menangani kelamin pria membengkak bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan penis, mengonsumsi atau menggunakan obat-obatan, dan operasi, tergantung pada penyebabnya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Phimosis: Causes, symptoms, diagnosis & treatment. (2024). Cleveland Clinic. Retrieved June 5, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22065-phimosis

Paraphimosis: Causes, symptoms, diagnosis & treatment. (2024). Cleveland Clinic. Retrieved June 5, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22244-paraphimosis

Balanitis. (2023). Harvard Health. Retrieved June 5, 2025, from https://www.health.harvard.edu/a_to_z/balanitis-a-to-z

Urinary tract infection in men. (2024). Harvard Health. Retrieved June 5, 2025, from https://www.health.harvard.edu/a_to_z/urinary-tract-infection-in-men-a-to-z 

Penis injury, swelling or pain. (2024). healthdirect. Retrieved June 5, 2025, from https://www.healthdirect.gov.au/penis-swelling-and-injury

Priapism. (2022). Urology Care Foundation. Retrieved June 5, 2025, from https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/p/priapism

Penile curvature (Peyronie’s disease). (2019). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Retrieved June 5, 2025, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/penile-curvature-peyronies-disease

What is penile cancer? (2018). American Cancer Society. Retrieved June 5, 2025, from https://www.cancer.org/cancer/types/penile-cancer/about/what-is-penile-cancer.html

Indonesia. (2022). Global Cancer Observatory. Retrieved June 5, 2025, from https://gco.iarc.who.int/media/globocan/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheet.pdf

Wu, M., McIntosh, J., & Liu, J. (2016). Current prevalence rate of LaTeX allergy: Why it remains a problem? Journal of Occupational Health, 58(2), 138-144. https://doi.org/10.1539/joh.15-0275-ra

Ge, W., Yu, D. C., Chen, J., Shi, X. B., Su, L., Ye, Q., & Ding, Y. T. (2015). Lymphocele: a clinical analysis of 19 cases. International journal of clinical and experimental medicine, 8(5), 7342–7350. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4509219/ 

Versi Terbaru

16/06/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

7 Penyakit pada Testis dan Skrotum yang Patut Diwaspadai

Minyak Lintah untuk Memperbesar Penis, Apakah Efektif?


Ditinjau oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro · Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Diperbarui 16/06/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan