Mendengar istilah medis sindrom kepala meledak pasti membuat Anda ngeri. Untungnya, kondisi ini tidak benar-benar ditandai dengan kepala meledak layaknya balon meletus.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Mendengar istilah medis sindrom kepala meledak pasti membuat Anda ngeri. Untungnya, kondisi ini tidak benar-benar ditandai dengan kepala meledak layaknya balon meletus.
Sindrom kepala meledak sebenarnya merupakan suatu gangguan tidur yang langka. Simak informasi berikut ini untuk mengetahui gejala, penyebab, hingga pengobatannya.
Sindrom kepala meledak atau Exploding Head Syndrome (EHS) adalah suatu gangguan tidur yang menyebabkan pengidapnya mendengar suara dentuman keras layaknya ledakan di kepala saat tidur.
EHS termasuk dalam jenis gangguan tidur parasomnia, yaitu perilaku tak biasa yang terjadi saat Anda baru tertidur, sudah terlelap, atau saat terbangun dari tidur.
Suara ini bisa menyerupai tembakan, bom, petir, teriakan, maupun suara keras lainnya. Meskipun hanya halusinasi, mereka yang mengidap EHS tetap akan merasa bahwa itu merupakan suara asli.
Terlebih lagi, meskipun suara ledakan hanya berlangsung selama beberapa detik, seseorang yang mengidapnya kerap kesulitan untuk tidur kembali.
Gangguan tidur ini sebenarnya tidak berbahaya. Namun, pengidapnya mungkin memerlukan perawatan jika sudah mengalami ketakutan atau gelisah berlebihan.
Selain suara keras yang mengganggu, beberapa orang yang mengalami exploding head syndrome juga merasakan ciri-ciri lain seperti berikut.
Sindrom kepala meledak bukan termasuk ke dalam jenis sakit kepala. Pasalnya, kondisi ini tidak menyebabkan rasa nyeri atau tegang pada kepala.
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab exploding head syndrome.
Namun, beberapa kondisi berikut kerap ditemukan pada pasien yang mengeluhkan tentang EHS.
Exploding head syndrome dapat terjadi pada siapa saja. Namun, kondisi ini lebih banyak ditemukan pada wanita.
Mengutip dari laman Cleveland Clinic, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut untuk mendiagnosis EHS.
Jika jawaban dari dua pertanyaan pertama adalah ya dan jawaban pertanyaan terakhir tidak, ada kemungkinan Anda mengidap EHS.
Setelah itu, dokter mungkin akan meminta Anda menjalani tes berikut untuk memastikan diagnosis.
Jika Anda memiliki gangguan tidur lainnya, pastikan untuk menyampaikannya kepada dokter ketika Anda menjalani pemeriksaan EHS.
Pasalnya, gejala EHS sering kali menyerupai sakit kepala klaster, thunderclap headache, hingga gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Setiap orang mungkin memerlukan cara yang berbeda-beda untuk mengatasi EHS, tergantung penyebabnya. Beberapa kasus EHS bahkan tidak memerlukan penanganan khusus.
Kendati demikian, pada umumnya, berikut adalah perawatan exploding head syndrome yang dokter berikan.
Karena sindrom kepala meledak erat kaitannya dengan stres, mengetahui cara mengelola stres juga penting untuk mengatasi gangguan ini.
Setiap orang bisa memiliki cara yang berbeda untuk mengelola stresnya. Anda mungkin bisa membaca buku, mendengarkan musik, atau melakukan kegiatan tertentu yang membuat Anda merasa senang dan rileks.
Sindrom kepala meledak bukanlah sesuatu yang bisa dicegah. Namun, langkah terbaik untuk menghindarinya adalah dengan mencukupi waktu tidur dan menjaga tidur Anda tetap berkualitas.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar