backup og meta

7 Penyebab Tidur Berlebihan yang Perlu Diwaspadai

7 Penyebab Tidur Berlebihan yang Perlu Diwaspadai

Anda mungkin merasa ingin tidur terus padahal rasanya sudah tidur cukup atau sudah minum kopi dan cuci muka. Lantas, apa penyebab Anda terus-menerus mengantuk dan ingin tidur berlebihan? Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.

Penyebab tidur berlebihan

Tidur berlebihan dalam istilah medis disebut hipersomnia. Kondisi ini menyebabkan seseorang merasa kantuk sepanjang hari dan menghabiskan terlalu lama waktu untuk tidur.

Berdasarkan penyebabnya, hipersomnia terbagi ke dalam dua jenis, yakni primer dan sekunder.

Hipersomnia primer bukan disebabkan oleh kurang tidur dan kelelahan biasa, melainkan karena adanya gangguan sistem saraf pusat dalam mengatur waktu terjaga dan terlelap.

Sementara itu, hipersomnia sekunder terjadi karena berbagai kondisi kesehatan yang membuat Anda terus mengantuk sampai tidur berlebihan pada siang hari.

Sejumlah kondisi kesehatan yang menjadi penyebab tidur berlebihan adalah sebagai berikut ini.

1. Obstructive sleep apnea

sleep apnea pada anak

Penelitian dalam ​​Journal of Clinical Sleep Medicine (2022) menyebutkan bahwa sekitar 9–22% pasien yang mengidap obstructive sleep apnea mengalami hipersomnia.

Obstructive sleep apnea (OSA) adalah masalah tidur yang menyebabkan pernapasan berhenti sementara selama seseorang tidur.

Kondisi ini biasanya diikuti dengan suara dengkuran yang keras dan membuat Anda terbangun sesaat dari tidur untuk mengambil napas.

Pengidap sleep apnea biasanya tidak menyadari gangguan tidur yang dialaminya. Oleh karena itu, mereka merasa sudah tidur cukup tetapi masih saja mengantuk.

2. Narkolepsi

Narkolepsi adalah gangguan tidur yang membuat seseorang merasakan kantuk berlebihan. Ini bisa membuatnya bisa tertidur kapan dan di mana saja secara tidak terkendali.

Berbeda dari rasa kantuk biasa, narkolepsi disertai gejala khas yang disebut dengan katapleksi atau hilangnya kekuatan dan rangsangan otot secara tiba-tiba.

Bahkan, penyebab tidur berlebihan ini dapat menyebabkan pengidapnya mengalami halusinasi yang begitu jelas selama tidur dan berlanjut sampai setelah bangun.

3. Sindrom kaki gelisah

Sindrom kaki gelisah atau restless legs syndrome (RLS) juga bisa menjadi salah satu penyebab Anda memiliki keinginan untuk tidur berlebihan.

Gangguan refleks tubuh ini ditandai dengan timbulnya sensasi tidak nyaman yang memicu kaki bergerak secara terus-menerus, terlebih saat sedang beristirahat atau tidur.

Oleh karena itu, sindrom kaki gelisah bisa menyebabkan pengidapnya tidak memperoleh waktu tidur yang optimal dan merasakan kantuk berlebihan di siang hari.

4. Efek samping obat-obatan

Rasa kantuk yang tidak tertahankan hingga tidur berlebihan adalah efek samping obat tertentu.

Obat yang menyebabkan kantuk umumnya memiliki kandungan bahan aktif yang memengaruhi kerja hormon pengatur tidur, seperti serotonin, epinephrine, dan adenosin.

Obat penenang atau sedatif dapat membuat seseorang mengantuk dan hilang arah di pagi hari.

Selain itu, obat pereda nyeri, antidepresan, dan antihistamin juga termasuk beberapa jenis obat yang bisa menimbulkan efek samping berupa rasa kantuk.

5. Depresi

tersentak saat tidur

Depresi tidak hanya memengaruhi suasana hati, tetapi juga berdampak negatif pada pola tidur.

Penelitian dalam Journal of Affective Disorder (2018) menyebut bahwa sekitar 47,5% pengidap episode depresi mayor mengalami gangguan tidur berupa hipersomnia.

Pengidap depresi dengan hipersomnia mengatakan bahwa mereka merasa sulit untuk bangun dari tempat tidur meskipun telah tidur cukup lama.

Munculnya gangguan tidur ini umumnya terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk melarikan diri dari perasaan emosional yang berat. 

6. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme atau kondisi kelenjar tiroid kurang aktif dapat membuat tubuh terasa lemas dan lesu sepanjang hari. 

Kondisi ini yang menjadi penyebab tidur berlebihan sebab tubuh merasa membutuhkan waktu istirahat lebih banyak untuk memulihkan energi.

Hipertiroidisme sering disertai dengan tanda dan gejala lain, meliputi berat badan naik, rambut rontok, kulit kering, hingga perkembangan payudara pada pria.

7. Kebiasaan tidur yang buruk

Kebiasaan tidur larut malam atau sering begadang dapat berdampak buruk pada kualitas tidur.

Kondisi ini juga dapat menyebabkan tubuh terasa kurang fit meski Anda sudah tidur lebih lama pada keesokan harinya. 

Pola tidur yang buruk ini mengganggu ritme sirkadian, yakni jam biologis tubuh yang mengatur siklus tidur dan bangun, produksi hormon, dan suhu tubuh.

Terganggunya jam biologis tubuh bisa membuat konsentrasi terganggu, produktivitas menurun, dan risiko tidur berlebihan meningkat.

Tidur berlebihan tidak boleh dianggap sepele. Pada situasi tertentu, kondisi ini bisa mengancam jiwa, misalnya mengalami sleep paralysis saat sedang mengemudi.

Masalah tidur ini untungnya masih bisa ditangani. Anda bisa mengatasi tidur berlebihan dengan mengusahakan kondisi kamar yang nyaman hingga melaksanakan sesi terapi. 

Cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter tentang solusi dari masalah Anda. Bisa jadi, dokter akan meresepkan obat untuk memperbaiki pola tidur Anda.

Kesimpulan

  • Tidur berlebihan atau hipersomnia menyebabkan seseorang merasa kantuk sepanjang hari dan menghabiskan terlalu lama waktu untuk tidur.
  • Beberapa penyebab tidur berlebihan, seperti sleep apnea, narkolepsi, depresi, sindrom kaki gelisah, hipertiroidisme, pola tidur buruk, hingga efek samping obat-obatan.
  • Cobalah untuk mengatur pola tidur yang baik serta lingkungan tidur yang nyaman. Jika kondisi ini tidak kunjung membaik, segera konsultasikan dengan dokter.

[embed-health-tool-heart-rate]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hypersomnia: Symptoms, causes & treatment. (2021). Cleveland Clinic. Retrieved January 14, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21591-hypersomnia

Excessive daytime sleepiness (hypersomnia). (2017). NHS UK. Retrieved January 14, 2025, from https://www.nhs.uk/conditions/excessive-daytime-sleepiness-hypersomnia/

Excessive sleepiness. (2023). Better Health Channel. Retrieved January 14, 2025, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/sleep-hypersomnia

Suni, E., & Singh, A. (2023). Medical and brain conditions that cause excessive sleepiness. Sleep Foundation. Retrieved January 14, 2025, from https://www.sleepfoundation.org/physical-health/medical-and-brain-conditions-cause-excessive-sleepiness

Tolley, K., Noble-Longster, J., Mettam, S., Hibbs, R., Cawson, M., Stainer, L., Snell, T., & Manuel, A. (2022). Exploring the impact of excessive daytime sleepiness caused by obstructive sleep apnea on patient and partner quality of life: a time trade-off utility study in the UK general public. Journal of clinical sleep medicine : JCSM : official publication of the American Academy of Sleep Medicine, 18(9), 2237–2246. https://doi.org/10.5664/jcsm.10092

Geoffroy, P. A., Hoertel, N., Etain, B., Bellivier, F., Delorme, R., Limosin, F., & Peyre, H. (2018). Insomnia and hypersomnia in major depressive episode: Prevalence, sociodemographic characteristics and psychiatric comorbidity in a population-based study. Journal of Affective Disorders, 226, 132-141. https://doi.org/10.1016/j.jad.2017.09.032

Versi Terbaru

15/01/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Satria Aji Purwoko


Artikel Terkait

Benarkah Udara Kotor Bisa Bikin Susah Tidur?

6 Jenis Gangguan Tidur pada Lansia dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 12 jam lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan