Kebutuhan tidur malam enam hingga delapan jam harus Anda penuhi setiap harinya. Jika tidak terpenuhi, maka kesehatan Anda yang dirugikan. Kurang tidur dalam jangka pendek mengakibatkan mekanisme perbaikan tubuh tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jika semakin dibiarkan, hal ini akan mendatangkan berbagai masalah kesehatan kronis dan menurunkan kualitas hidup Anda, tidak terkecuali dalam hal seksualitas.
Apa saja dampak kurang tidur untuk gairah seks?
Menurut sejumlah penelitian, para pria dan wanita yang kurang tidur dilaporkan mengalami penurunan hasrat seksual sehingga mereka menjadi kurang berminat untuk melakukan aktivitas seksual.
Kualitas tidur yang buruk dapat merusak kesehatan fisik dan psikis, padahal keduanya adalah aspek penting untuk menunjang seks. Seseorang sering kelelahan dan kurang berenergi akibat waktu tidur yang kurang efektif. Apa penyebabnya kurang tidur menurunkan gairah seks?
1. Menurunkan kadar testosteron
Testosteron memainkan peran penting dalam gairah seks seseorang, terutama pria. Kurang tidur dapat menurunkan kadar testosteron yang berarti mengurangi gairah seks Anda. Studi 2011 yang publikasikan dalam Journal of American Medical Association, menemukan bahwa setelah satu minggu kurang tidur (kurang dari lima jam per malam), pria akan mengalami penurunan kadar testosteron sebesar 15%.
2. Mengurangi lubrikasi vagina
Penelitian dari Universitas Michigan menemukan bahwa wanita yang waktu tidurnya cukup dapat merespon rangsangan kelamin dengan pelumasan vagina yang lebih baik, dibandingkan wanita dengan durasi tidur rata-rata lebih rendah. Pelumasan vagina adalah kunci agar seks terasa menyenangkan dan tidak terasa sakit.
3. Meningkatkan risiko impotensi
Beberapa studi telah menemukan hubungan antara disfungsi ereksi dan kurang tidur. Dalam sebuah studi tahun 2009 yang dimuat dalam jurnal US National Library of Medicine National Institutes of Health, para peneliti melakukan pemeriksaan medis pada 401 pria yang diduga memiliki sleep apnea atau henti napas saat tidur.
Di antara mereka yang didiagnosis dengan gangguan tidur, 70% juga memiliki disfungsi ereksi. Para peneliti percaya kedua hal ini ada hubungannya. Setelah mereka menjalani perawatan untuk sleep apnea, disfungsi ereksi yang mereka miliki cenderung berkurang dan kehidupan seks mereka juga semakin baik.
4. Mengacaukan psikis
Kurang tidur berefek secara mendalam pada otak, terutama pada lobus frontal yang memengaruhi pengambilan risiko, pengambilan keputusan, dan penalaran moral.
Studi tahun 2013 yang diterbitkan dalam jurnal SLEEP menemukan bahwa kurang tidur satu malam saja sudah bisa membuat pria salah menilai minat seks pasangannya.
Pria menjadi cenderung berpikir bahwa wanita benar-benar menginginkan melakukan seks dengannya.
Studi 2011 yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine menemukan bahwa wanita dengan sleep apnea lebih mungkin untuk memiliki tekanan seksual (kesulitan personal terkait seks) dan lebih mungkin mengalami disfungsi seksual.
5. Kurang tidur, depresi, dan menurunnya libido
Dalam sebuah artikel yang dimuat jurnal SLEEP, peneliti menemukan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan tekanan psikologis.
Setelah menganalisis 20.822 orang yang cenderung kekurangan waktu tidur, para partisipan cenderung melaporkan tekanan psikologis dari kurang tidur. Pada beberapa orang tekanan psikologis itu benar-benar menjadi depresi. Dan, depresi benar-benar bisa membunuh gairah seks.
Bila Anda sering begadang, mulailah untuk menata jadwal tidur yang teratur setiap harinya. Matikan gadget saat Anda hendak tidur dan ciptakan suasana tidur yang nyaman.
Dengarkanlah isyarat lelah tubuh dan jadikan waktu tidur sebagai prioritas agar kesehatan fisik dan psikis tetap terjaga sehingga tidak menghambat aktivitas seksual.
Pastikan untuk berkonsultasi pada dokter jika Anda memiliki gangguan tidur yang mengakibatkan kurang tidur, seperti sleep apnea, sering mendengkur, insomnia, atau sindrom kaki gelisah.
[embed-health-tool-heart-rate]