Semakin bertambah usia, kadar hormon testosteron pada pria juga semakin menurun. Hormon testosteron menurun bisa mengancam fungsi seksual. Namun, tidak menutup kemungkinan pria mengalami gangguan kelebihan hormon testosteron.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Semakin bertambah usia, kadar hormon testosteron pada pria juga semakin menurun. Hormon testosteron menurun bisa mengancam fungsi seksual. Namun, tidak menutup kemungkinan pria mengalami gangguan kelebihan hormon testosteron.
Mengutip Urology Care Foundation, testosteron adalah hormon seks yang dihasilkan oleh testis. Fungsi testosteron ialah membantu pembentukan organ seksual saat bayi laki-laki mengalami masa pertumbuhan.
Saat pubertas, hormon testosteron berperan penting dalam meningkatkan perkembangan fisik dari laki-laki menjadi pria.
Hal ini dikarenakan hormon testosteron anak laki-laki bisa memiliki lebih banyak bulu di tubuh, otot, dan suara yang lebih berat.
Fungsi seksual pria juga dipengaruhi oleh hormon testosteron. Hal ini karena testosteron mempunyai fungsi untuk menghasilkan sperma di dalam tubuh.
Testosteron dihasilkan oleh kelenjar gonad pada testis. Kadar produksi testosteron yang dihasilkan oleh kelenjar tersebut mengalami puncaknya saat seorang laki-laki memasuki usia remaja akhir atau berusia sekitar 18 tahun.
Namun, gangguan hormon testosteron pada pria bisa terjadi sejak usia muda hingga dewasa. Simak penjelasan mengenai gangguan hormon testosteron yang bisa terjadi pada pria.
Merupakan hal normal jika seorang pria mengalami penurunan hormon testosteron seiring bertambah usia. Namun kekurangan hormon testosteron bisa menyebabkan masalah.
Salah satu penyebab kurangnya testosteron pria sehingga jadi gangguan hormon aitu cedera pada testis serta radiasi kemoterapi untuk mengobati kanker di area genital.
Testosteron rendah juga bisa disebabkan oleh penyakit kelenjar di bawah otak dan obat-obatan yang memengaruhi kelenjar ini seperti steroid.
Hal tersebut bisa berdampak yang besar terutama pada kehidupan seksual dan masalah kesuburan atau infertilitas pria.
Setelah usia 30 tahun, pria akan mengalami penurunan kadar testosteron secara berkala. Seharusnya tidak menimbulkan perubahan fisik maupun penurunan libido yang signifikan.
Akan tetapi, hal ini masih mungkin terjadi dan bisa menghambat apabila Anda sedang merencanakan kehamilan.
Berikut beberapa gejala dari kekurangan hormon testosteron pada pria.
Ada pula ciri atau gejala yang tidak bisa langsung terlihat sehingga perlu berkonsultasi dengan dokter atau melakukan tes kesuburan. Hal ini untuk mengetahui kadar testosteron di tubuh Anda.
Biasanya, cara mengobati gangguan hormon testosteron pada pria yakni dengan melakukan terapi pengganti testosteron.
Kebanyakan pria dengan testosteron rendah juga akan diresepkan gel testosteron untuk digosokkan pada lengan atau bahunya.
Metode lainnya ialah dengan menerima suntik di otot atau perawatan lainnya yang secara perlahan melepaskan testosteron ke dalam darah.
Jika Anda menderita kanker prostat, ada kemungkinan tidak boleh menjalani terapi untuk menambah testosteron karena bisa meningkatkan pertumbuhan kanker.
Saat mencapai usia 40 tahun, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk mengetahui adanya gangguan hormon pada pria akibat testosteron rendah.
Salah satu gangguan hormon pada pria yaitu hipogonadisme, kondisi ketika tubuh pria tidak menghasilkan hormon seksual yang cukup.
Hal ini bisa terjadi selama perkembangan janin, sebelum pubertas, atau saat dewasa.
Pria tidak hanya mempunyai hormon testosteron, tetapi juga hormon estrogen agar gairah seksual, kualitas sperma, serta kesuburan pria terkendali dengan baik.
Penyebab gangguan hormon pada pria lainnya yang bisa terjadi ialah ketika kelebihan hormon testosteron. Saat kondisi ini terjadi, anak laki-laki bisa mengalami pubertas dini.
Berikut beberapa efek yang bisa terjadi ketika pria mengalami kelebihan hormon testosteron.
1. Kulit berminyak dan jerawatan
Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar DHT (dihidrotestosteron) sehingga meningkatkan produksi sebum, zat kental yang bisa menyumbat pori-pori pada wajah.
Apabila pori-pori tertutup, bakteri akan menumpuk pada kulit dan menyebabkan peradangan seperti jerawat.
2. Rambut rontok
Salah satu hal yang dapat terjadi ketika kelebihan hormon testosteron adalah gejala rambut rontok atau bahkan kebotakan.
Umumnya, gejala kerontokan rambut ini akan dimulai dari bagian simpul kulit kepala. Lalu akan berlanjut rontok apa rambut bagian pelipis dan akan berlanjut keseluruhan.
3. Buah zakar mengerut
Saat menstimulasi kelebihan hormon testosteron dalam tubuh, otak akan menganggap semua itu berawal dari tempat produksi testosteron, yaitu buah zakar.
Selanjutnya, otak akan menutup produksi LH (Luteinizing Hormon), yang berguna memberi tahu testis untuk memproduksi testosteron. Inilah yang mengakibatkan buah zakar mengerut atau mengalami perubahan ukuran.
4. Kelebihan sel darah merah dan hemoglobin
Pada pria yang lebih tua, peningkatan sel darah merah dapat menimbulkan munculnya serangan jantung dan stroke.
Peningkatan sel darah merah dalam darah akibat kelebihan hormon testosteron dapat dikurangi dengan menurunkan dosis pengganti testosteron.
Hal lainnya yang bisa dilakukan ialah donor darah yang bertujuan menurunkan tingkat sel darah dalam tubuh.
Secara normal, pria memiliki 300 – 1.000 nanogram/desiliter hormon testosteron di dalam tubuh. Sementara, nilai terendah yang masih bisa ditoleransi adalah 270 nanogram/desiliter.
Kisaran testosteron tersebut penting untuk mendiagnosis dan memberikan pengobatan yang efektif serta mencegah gangguan hormon pada pria.
Selain itu, banyak penyakit lainnya yang bisa dites dengan pengukuran hormon.
Anda perlu melakukan tes untuk mengetahui berapa kadar hormon testosteron di dalam tubuh. Tes akan dilakukan pada pagi hari antara jam 7 hingga 10.
Apabila Anda tidak mempunyai masalah kesehatan tertentu tetapi hasilnya tidak normal, diperlukan tes berikutnya. Hal ini karena kadar hormon bisa berubah dari hari ke hari.
Coba lakukan tes mandiri dan sederhana ini pada pasangan. Tanyakan beberapa pertanyaan berikut ini.
Bila jawaban nomor 1, 3, dan 7 adalah Ya, maka sebaiknya Anda atau pasangan melakukan pemeriksaan kadar hormon testosteron.
Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah mengalami gangguan hormon pada pria atau tidak.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar