Mengalami batuk yang tak kunjung henti, baik batuk kering maupun berdahak, bisa sangat mengganggu. Pasalnya, batuk kering bisa menimbulkan rasa nyeri di tenggorokan, sedangkan batuk berdahak membuat Anda perlu mengeluarkan dahak hampir setiap waktu. Salah satu cara untuk menyembuhkan batuk adalah dengan meminum obat batuk over-the-counter (OTC) atau nonresep. Obat batuk ini memang bisa diperoleh dengan mudah, tapi berhati-hatilah dengan efek samping yang mungkin muncul jika terlalu sering mengonsumsinya.
Efek samping obat batuk berdahak
Obat batuk terdiri dari berbagai macam, mulai dari bentuk sirup hingga tablet. Penggunaannya perlu disesuaikan dengan jenis batuk Anda alami dan penyakit penyebab batuk. Fungsi obat batuk utamanya adalah meringankan batuk, mengencerkan dahak di tenggorokan, mengurangi lendir yang menyumbat, dan mengurangi frekuensi batuk.
Beberapa jenis obat batuk yang kerap digunakan atau bahkan diresepkan oleh dokter adalah:
- Obat supresan, seperti dextromethorpan dan kodein
- Dekongestan, seperti phenylephrine dan pseudoefedrin
- Antihistamin, seperti diphenhydramine
- Obat batuk kombinasi yang terdiri dari beberapa kandungan di atas
Namun, selain menguntungkan Anda juga berkemungkinan mengalami berbagai efek samping jika mengonsumsi obat nonresep. Efek samping yang lebih parah akan muncul apabila dikonsumsi secara rutin dan dalam jangka waktu yang panjang.
Beberapa efek samping obat batuk yang mungkin terjadi, antara lain:
1. Mengantuk
Sebagian besar obat batuk golongan antihistamin bisa menimbulkan efek samping yang terjadi secara langsung, seperti rasa kantuk yang berat. Hal ini disebabkan obat batuk ini bekerja menekan frekuensi batuk dengan cara menghentikan rangsangan batuk dari otak.
Agar efek sampingnya tidak mengganggu aktivitas Anda, sebaiknya konsumsi obat ini pada waktu malam hari sebelum tidur.
Penting untuk diketahui, badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, FDA, melarang penggunaan obat antihistamin, seperti diphenhydramine pada anak-anak di bawah 4 tahun.
Penelitian dari International Journal of Clinical Pharmacy menyebutkan, obat tersebut dapat berisiko tinggi menimbulkan efek samping penurunan fungsi otak.
2. Pusing
Rasa pusing yang muncul setelah meminum obat tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Ini adalah efek samping obat batuk yang cukup umum terjadi pada sebagian orang. Namun, Anda perlu mewaspadai jika rasa pusing menetap selama berhari-hari dan justru bertambah parah. Sebaiknya segera periksakan ke dokter.
3. Muncul ruam pada kulit
Ruam atau kemerahan pada kulit termasuk efek samping yang bisa terjadi meskipun terbilang jarang. Biasanya, efek ini terjadi pada Anda yang mengonsumsi obat batuk yang mengandung guaifenesin (Mucinex). Tak hanya ruam, iritasi kulit seperti gatal-gatal juga bisa terjadi pada sebagian orang.
4. Sakit perut
Efek samping lainnya yang bisa terjadi setelah meminum obat batuk ialah sakit perut. Tak hanya sakit perut, Anda juga bisa mengalami gangguan pencernaan seperti mual, muntah, sampai diare. Namun, kondisi ini biasanya terjadi dalam intensitas yang ringan sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
5. Alergi
Pada sebagian orang, obat batuk bisa mengakibatkan efek samping berupa reaksi alergi. Alergi akibat obat umumnya ditandai dengan gatal-gatal di kulit, sesak napas, pembengkakan pada beberapa bagian tubuh seperti bibir, lidah, wajah, dan tenggorokan serta ruam kemerahan. Segera konsultasikan ke dokter jika Anda melihat gejala ini setelah mengonsumsi obat yang satu ini.
6. Ketergantungan
Kandungan kodein pada obat batuk dapat menyebabkan adiksi atau efek ketergantungan. Meskipun diminum dalam dosis normal, obat batuk dengan kodein juga bisa membuat Anda merasa perlu mengonsumsinya setiap hari. Oleh karena itu, jangan pernah meminum obat batuk dengan kodein di atas dosis yang telah ditentukan oleh dokter.
Orang yang memiliki riwayat ketergantungan dengan obat-obatan terutama golongan narkotika sebaiknya menghindari penggunaan obat batuk dengan kodein.
Dalam beberapa kasus, obat yang dikonsumsi berlebihan dan tidak sesuai dosis juga dapat menyebabkan masalah pada ginjal. Untuk itu, selalu konsumsi obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan untuk meminimalisir efek samping yang mungkin terjadi.
Efek samping lain dari obat batuk
Jika Anda sedang mengandung, sebaiknya hindarilah konsumsi obat batuk nonresep, kecuali jika dokter yang menyarankannya. Pasalnya, efek samping dari obat OTC lebih berisiko terjadi pada ibu hamil dan memungkinkan memunculkan reaksi yang lebih kuat, misalnya memicu gangguan hingga komplikasi jantung, asma, dan glaukoma.
Selain itu, efek samping obat batuk juga dapat memengaruhi perkembangan janin. Dalam beberapa kasus, obat OTC alergi, bahkan yang lebih parahnya dapat mengancam keselamatan jiwa, baik ibu maupun janinya.
Setiap obat-obatan pasti memiliki efek samping, termasuk obat batuk. Akan tetapi, efek samping dari obat ini cenderung ringan bahkan jarang terjadi jika dikonsumsi dengan benar. Oleh karena itu, sebaiknya Anda selalu membaca aturan pemakaian yang tertera dalam kemasan sebelum mengonsumsinya.
Segera hentikan pemakaian apabila muncul gangguan efek samping yang parah dan berkonsultasilah dengan dokter.