5. Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
Acute respiratory distress syndrome (ARDS) atau sindrom gangguan pernapasan akut pada dasarnya merupakan kondisi ketika kantung udara paru-paru (alveoli) dipenuhi oleh cairan, sehingga mengurangi kemampuannya untuk mendapatkan oksigen.
ARDS umumnya timbul karena adanya kerusakan sel atau jaringan pada paru-paru. Awalnya, cairan dari pembuluh darah kecil yang mengalir menuju alveoli mengalami kebocoran.
Kemudian, kebocoran ini merusak dinding paru dan kantung udara, membuat paru-paru jadi terendam cairan dan mengganggu proses pertukaran oksigen dan karbondioksida.
Berbeda dari tingkat kematian infeksi RSV biasa yang cukup rendah, tingkat kematian pada pasien infeksi RSV dengan komplikasi ARDS bisa mencapai 40-70%.
6. Miokarditis
Infeksi virus yang menjadi penyebab terjadinya bronkiolitis juga dapat berujung pada komplikasi berupa miokarditis.
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung (miokardium) yang membuat kemampuan jantung dalam memompa darah berkurang. Kondisi ini menyebabkan irama jantung menjadi tidak normal.
Selain RSV, virus yang juga dapat menyebabkan miokarditis adalah adenovirus, korona, hepatitis B dan C, parvovirus, serta virus herpes simpleks.
Beberapa gejala yang muncul bila kondisi ini terjadi adalah demam, pingsan, napas yang lebih cepat, nyeri dada, serta detak jantung tidak teratur (aritmia).
7. Bronkiolitis obliteran
Infeksi yang terjadi pada penyakit bronkiolitis dapat merusak saluran bronkiolus. Seringnya, cedera bisa sembuh perlahan. Namun pada beberapa kasus, proses perbaikan jaringan malah menyebabkan penumpukan jaringan parut.
Jaringan parut yang tebal pun menghalangi bronkiolus dan menghambat masuknya udara ke alveoli. Hal ini mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap oksigen. Bila terus memburuk, bronkiolitis obliteran akhirnya mengakibatkan gagal napas.
Tak hanya sebagai komplikasi bronkiolitis, kondisi ini juga bisa terjadi pada pasien yang baru saja menjalani transplantasi paru bila tubuh menolak organ baru tersebut. Bronkiolitis obliteran dapat berkembang dalam waktu lima tahun.
Beberapa komplikasi bronkiolitis membutuhkan perawatan di rumah sakit, sebab komplikasi tersebut bisa menyebabkan gagal napas dan bahkan menimbulkan dampak yang lebih berbahaya lagi.
Bila Anda atau anak Anda mengalami gagal napas parah, mungkin pemasangan tabung ke dalam tenggorokan untuk membantu napas akan dibutuhkan.
Komplikasi biasanya lebih sering terjadi pada bayi yang lahir prematur, memiliki kelainan dan penyakit jantung atau paru-paru, serta memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah.
Maka dari itu, perhatikan baik-baik akan berbagai gejala yang mengarah pada penyakit bronkiolitis. Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter. Perawatan lebih dini dapat mencegah munculnya komplikasi bronkiolitis.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar