Opioid merupakan zat penghilang rasa sakit yang menyebabkan kecanduan tingkat tinggi. Zat ini sering disalahgunakan sehingga penggunaannya di beberapa negara tidak diperbolehkan. Opioid memengaruhi reseptor yang ada di otak sehingga dapat memperlambat tingkat pernapasan.
Efek sampingnya dapat mengancam jiwa dan menyebabkan napas berhenti total, terutama pada orang yang memiliki sleep apnea obstruktif dan penyakit paru. Beberapa opioid yang sering disalahgunakan adalah morfin, heroin, kodein, hidrokon, dan oksikodon. Risiko efek samping jadi lebih besar jika obat ini digunakan bersamaan dengan rokok, alkohol, atau obat penenang.
2. Hipotiroidisme

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin terbesar pada tubuh, yang memiliki banyak fungsi penting, salah satunya memproduksi hormon. Hipotiroidisme adalah gangguan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan produksi hormon menjadi kurang aktif.
Akibatnya, kadar hormon menurun dan bisa memperlambat berbagai proses dalam tubuh, termasuk pernapasan. Kondisi ini dapat melemahkan otot-otot pernapasan dan menyebabkan kapasitas oksigen di paru-paru menjadi berkurang. Hal itu dapat menyebabkan bradipnea.
3. Keracunan
keracunan karbon monoksida” width=”640″ height=”428″ srcset=”https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2018/03/Bagaimana-Mencegah-Keracunan-Karbon-Monoksida-Saat-Terjebak-Kebakaran-699×467.jpg 699w, https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2018/03/Bagaimana-Mencegah-Keracunan-Karbon-Monoksida-Saat-Terjebak-Kebakaran-300×200.jpg 300w, https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2018/03/Bagaimana-Mencegah-Keracunan-Karbon-Monoksida-Saat-Terjebak-Kebakaran-90×60.jpg 90w, https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2018/03/Bagaimana-Mencegah-Keracunan-Karbon-Monoksida-Saat-Terjebak-Kebakaran-45×30.jpg 45w” sizes=”(max-width: 640px) 100vw, 640px” />
Keracunan dari zat tertentu dapat memengaruhi proses di dalam tubuh, salah satunya memperlambat pernapasan. Salah satu zat yang mengganggu pernapasan adalah sodium zide, zat kimia yang digunakan pada airbag mobil untuk mengembang.
Zat ini juga ditemukan pada pestisida dan bahan peledak. Jika terhirup dalam jumlah tertentu, zat kimia tersebut dapat memperlambat sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular serta menimbulkan gejala mual, muntah, dan sakit kepala.
Ada juga keracunan karbon monoksida, yaitu gas yang dihasilkan dari pembakaran atau asap kendaraan. Gas ini dapat terhirup dan tercampur dalam darah dan menyebabkan kadar oksigen menurun, sakit kepala dan pusing, koma, dan gagal bernapas.
4. Cedera kepala dan kondisi lainnya

Mendapat cedera di bagian kepala, tepatnya di area batang otak (kepala bagian bawah) dapat menyebabkan brakardi (penurunan denyut jantung) sekaligus bradipnea. Biasanya cedera kepala sering terjadi akibat pukulan benda tajam, terjatuh, atau mengalami kecelakaan.
Selain itu, orang dengan penyakit pneumonia, edema paru, bronkitis kronis, asma kronis, sindrom Guillain-Barré atau amyotrophic lateral sclerosis (ALS) juga memiliki gejala penurunan kecepatan pernapasan.
Apa saja gejala bradipnea?
Selain napas pendek, gejala bradipnea lain tergantung pada penyebab dan pemicunya. Berikut gejala pengiring bradipnea yang bisa muncul:
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar