backup og meta

Bronkiolitis

Bronkiolitis

Pengertian

Apa itu bronkiolitis?

Bronkiolitis adalah infeksi paru-paru yang umum terjadi. Kondisi ini menyebabkan peradangan dan penyumbatan pada saluran udara kecil (bronkiolus) pada paru-paru. Kondisi ini seringnya terjadi pada anak-anak. Kasus bronkiolitis hampir selalu disebabkan oleh virus.

Bronkiolitis diawali dengan gejala yang menyerupai pilek namun kemudian meningkat menjadi batuk, napas berbunyi, dan kadang kesulitan bernapas. Gejala dari bronkiolitis dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu, bahkan hingga sebulan.

Kebanyakan anak-anak akan membaik dengan perawatan di rumah. Sementara itu, sebagian kecil lainnya memerlukan rawat inap.

Komplikasi dari bronkiolitis parah dapat meliputi:

  • Bibir atau kulit biru (sianosis). Cyanosis disebabkan oleh kurangnya oksigen.
  • Jeda pada pernapasan (apnea). Apnea biasanya terjadi pada bayi prematur dan bayi berusia 2 bulan.
  • Dehidrasi.
  • Kadar oksigen yang rendah dan gagal pernapasan.

Bronkiolitis yang tidak kunjung sembuh dapat menjadi penyebab penyakit paru obstruktif akut (PPOK). Ketika mengidap PPOK, Anda bisa mengalami bronkiolitis bersamaan dengan emfisema.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Kondisi ini sangat umum terjadi. Biasanya menyerang anak-anak kecil dan bayi. Bronkiolitis dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala bronkiolitis?

  • Hidung berair
  • Hidung tersumbat
  • Batuk
  • Demam ringan (tidak selalu terjadi)
  • Kesulitan bernapas
  • Suara siulan
  • Infeksi telinga (otitis media) pada banyak bayi.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Dikutip dari Mayo Clinic, Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:

  • Muntah
  • Suara mengi yang terdengar
  • Pernapasan yang sangat cepat – lebih dari 60 embusan per menit (takipnea) dan dangkal
  • Sesak napas – tulang rusuk seperti terhisap ke dalam saat bayi bernapas
  • Lesu dan mengantuk
  • Menolak untuk minum, atau bernapas terlalu cepat untuk makan atau minum
  • Kulit berwarna biru, terutama pada bibir dan kuku (sianosis)

Hal ini penting terutama jika anak Anda di bawah 12 minggu atau memiliki faktor risiko lainnya terhadap bronkiolitis—termasuk kelahiran prematur atau kondisi jantung atau paru-paru.

Penyebab

Apa penyebab bronkiolitis?

Bronkiolitis biasanya terjadi apabila virus menginfeksi bronkiolus, yaitu saluran (percabangan) udara paling kecil pada paru-paru. Infeksi menyebabkan bronkiolus membengkak dan meradang.

Lendir juga akan menumpuk pada saluran udara tersebut, menyebabkan udara sulit mengalir bebas pada paru-paru.

Kebanyakan kasus bronkiolitis disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV). RSV adalah virus umum yang menginfeksi hampir setiap anak-anak berusia 2 tahun. Bronkiolitis juga dapat disebabkan oleh virus lain, termasuk virus yang menyebabkan flu atau pilek. 

Virus yang menyebabkan bronkiolitis mudah menyebar. Anda dapat terkena virus melalui percikan liur di udara jika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Anda juga dapat terkena virus tersebut dengan menyentuh objek yang dipakai bersama, seperti alat makan, handuk atau mainan, kemudian menyentuh mata, hidung atau mulut Anda.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk bronkiolitis?

Ada banyak faktor risiko untuk bronkiolitis, yaitu:

  • Bayi yang berusia di bawah 3 bulan
  • Kelahiran prematur
  • Kondisi jantung atau paru-paru
  • Paparan terhadap asap rokok
  • Tidak pernah mendapatkan ASI—bayi yang mendapatkan ASI memiliki manfaat imun dari ibu
  • Kontak dengan beberapa anak-anak, seperti pada tempat penitipan anak
  • Tinggal di lingkungan yang padat
  • Memiliki saudara yang bersekolah atau dari tempat penitipan anak dan membawa infeksi ke rumah

Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana kondisi ini didiagnosis?

Dokter biasanya mengidentifikasi masalah dengan mengobservasi anak Anda dan mendengarkan suara paru-paru dengan stetoskop. Apabila anak Anda berisiko terhadap bronkiolitis parah, dokter dapat melakukan tes, seperti:

  • X-ray dada. Dokter dapat meminta untuk melakukan X-ray dada untuk melihat tanda-tanda dari pneumonia.
  • Viral testing. Dokter dapat mengambil sampel lendir anak Anda untuk menguji virus yang menyebabkan bronkiolitis. Hal ini dilakukan dengan menggunakan cotton bud yang dimasukkan perlahan ke dalam hidung.
  • Tes darah. Kadang, tes darah dapat digunakan untuk memeriksa jumlah sel darah putih. Tes darah juga dapat menentukan apakah kadar oksigen telah menurun pada aliran darah anak.

Dokter juga dapat menanyakan tentang tanda-tanda dehidrasi, terutama jika anak Anda sering menolak untuk makan atau minum, atau muntah-muntah. Tanda-tanda dehidrasi meliputi mata cekung, mulut dan kulit kering, lesu, sedikit buang air kecil atau tidak sama sekali.

Apa saja pilihan pengobatan untuk bronkiolitis?

Biasanya, hanya diperlukan perawatan di rumah untuk mengatasi gejala bronkiolitis. Berikan anak Anda banyak cairan untuk menghindari dehidrasi.

Jika bayi Anda mengalami hidung tersumbat, gunakan suction bulb untuk menghilangkan lendir. Obat-obatan demam (seperti acetaminophen atau ibuprofen) dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman karena demam.

Jangan berikan aspirin pada orang di bawah 20 tahun karena adanya risiko Reye syndrome. Obat-obatan batuk dan pilek yang dijual bebas tidak direkomendasikan. Ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

Dokter dapat menyarankan obat bronkodilator apabila anak Anda menunjukkan kecenderungan terhadap reaksi alergi (atopi). Pada kasus yang parah, anak Anda mungkin akan perlu untuk dirawat inap atau mendapatkan oksigen tambahan.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi bronkiolitis?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi bronkiolitis:

  • Lembapkan udara. Apabila udara di kamar anak kering, humidifier atau vaporizer dapat membantu melembapkan udara. Cara ini dapat membantu meringankan penyumbatan dan batuk. Pastikan untuk menjaga kebersihan humidifier demi mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
  • Jaga anak Anda agar tetap tegak. Berada di posisi yang tegak biasanya memperlancar pernapasan.
  • Berikan minum. Untuk mencegah dehidrasi, berikan anak Anda banyak cairan untuk diminum, seperti air atau jus.
  • Cobalah tetes hidung saline untuk meringankan penyumbatan. Anda dapat membelinya di apotek.
  • Berikan obat antinyeri. Penawar rasa sakit seperti acetaminophen (paracetamol) dapat meringankan radang tenggorokan dan meningkatkan kemampuan anak untuk meminum cairan. Jangan berikan aspirin ke anak Anda. Jangan berikan obat-obatan pilek dan batuk yang dijual bebas pada anak-anak di bawah 2 tahun.
  • Hindari asap. Asap dapat memperburuk gejala infeksi pernapasan.
  • Cuci tangan dengan sering untuk mencegah penyebaran penyakit.
  • Hindari kontak dengan anak lainnya yang memiliki bronkiolitis atau infeksi pernapasan atas.

Tidak ada vaksin yang tersedia untuk mencegah penyebab bronkiolitis (RSV dan rhinovirus). Namun, Anda bisa melakukan langkah pencegahan dengan melakukan vaksin flu tahunan pada anak yang berusia di atas 6 bulan.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Bronchiolitis – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic. (2020). Retrieved 11 June 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bronchiolitis/diagnosis-treatment/drc-20351571

Versi Terbaru

24/09/2021

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Common Cold (Selesma)

Bronkiolitis


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 24/09/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan