Asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) sama-sama menyebabkan sulit bernapas, tetapi kedua penyakit paru-paru tersebut memiliki banyak perbedaan. Ya, dua penyakit tersebut dapat dibedakan melalui gejala, penyebab, hingga pengobatannya. Agar tak keliru, simak penjelasan lengkapnya berikut, yuk!
Perbedaan asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
Asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan dua penyakit paru-paru yang mirip sehingga Anda mungkin sulit membedakannya.
Agar tidak salah mengenali kedua penyakit ini, ketahui apa saja perbedaannya di bawah ini.
1. Pengertian
PPOK adalah kerusakan paru-paru dalam jangka panjang. PPOK mencakup dua penyakit, yaitu emfisema dan bronkitis kronis.
Emfisema adalah kondisi ketika alveoli (kantung udara) paru-paru hancur akibat paparan asap rokok, sedangkan bronkitis kronis adalah radang saluran yang membawa udara ke dan dari alveoli.
Sementara itu, asma merupakan penyakit yang menyerang bagian paru-paru yang disebut tabung bronkial (saluran udara).
Ketika mengidap asma, saluran udara Anda sangat sensitif terhadap hal-hal yang membuat alergi (disebut juga alergen) dan hal-hal yang mengganggu pernapasan (disebut juga iritan).
2. Gejala
Asma dan PPOK dapat menyebabkan gejala berupa sesak napas dan batuk. Namun, ada beberapa gejala khas yang menjadi perbedaan kedua penyakit paru-paru tersebut.
American Academy of Allergy Asthma & Immunology menyebutkan bahwa batuk berdahak pada pagi hari merupakan gejala khas dari bronkitis kronis. Bronkitis kronis ini adalah bagian dari PPOK.
Sementara itu, penderita asma lebih cenderung mengalami gejala berupa alergi, seperti rinitis alergi (hay fever) atau dermatitis atopik (eksim).
Selain itu, gejala PPOK biasanya muncul pada mereka yang berusia 40 tahun ke atas, sedangkan asma bisa terjadi di semua umur.
3. Pemicu
Perbedaan asma dan PPOK juga ditentukan dari pemicu yang membuat risiko terkena penyakit ini meningkat.
Pemicu utama PPOK adalah paparan asap rokok dalam jangka panjang. Artinya, merokok hampir selalu menjadi penyebab munculnya penyakit paru obstruktif kronis.
Sementara itu, asma tak selalu terjadi pada perokok. Serangan asma lebih sering dipicu oleh alergen dan iritan, seperti polusi udara, aktivitas fisik, hingga stres.
Meskipun begitu, merokok juga dapat memperburuk asma. Perokok juga cenderung mengalami asma dan PPOK secara bersamaan.
4. Pengobatan
Perbedaan kondisi asma dan PPOK di atas membuat penanganan kedua penyakit paru-paru tersebut juga berbeda.
Penanganan penyakit asma meliputi pencegahan datangnya serangan asma, pencatatan gejala, dan obat-obatan.
Dokter akan memberikan informasi soal alergen dan iritan yang dapat memicu serangan asma.
Anda juga akan diberikan saran medis tentang apa yang perlu dilakukan ketika mengalami serangan asma parah.
Obat-obatan yang Anda perlukan saat mengidap asma mungkin meliputi berikut.
- Pengontrol asma jangka panjang, yaitu obat yang diminum secara rutin untuk mengendalikan asma setiap hari dan mengurangi kemungkinan Anda mengalami serangan asma.
- Pertolongan cepat, yaitu obat-obatan yang digunakan sesuai kebutuhan untuk meredakan gejala jangka pendek dan cepat selama serangan asma.
- Obat alergi, yaitu obat-obatan untuk membantu Anda mengatasi alergi yang memperparah asma.
Sementara itu, perawatan PPOK bertujuan untuk mengontrol gejala dan mengurangi risiko komplikasi.
Ini karena penyakit ini merupakan penyakit progresif, yaitu dapat memburuk seiring dengan berjalannya waktu.
Oleh karena itu, penanganan PPOK bergantung pada perubahan gaya hidup dan obat-obatan yang diresepkan dokter, seperti yang dijelaskan di bawah ini.
- Berhenti merokok adalah langkah pertama yang perlu Anda lakukan demi memperlambat perkembangan PPOK.
- Hindari penyebab iritasi yang membuat gejala Anda semakin buruk, seperti polusi udara dan bahan kimia berbahaya.
- Minum obat-obatan yang diresepkan dokter, sesuai dengan instruksi.
- Lakukan vaksinasi yang dapat membantu mencegah infeksi saluran pernapasan, seperti influenza dan pneumonia.
- Terapkan pola hidup sehat karena perubahan baik yang dilakukan dapat berpengaruh secara positif terhadap kondisi Anda.
Bagaimana mendiagnosis asma dan PPOK?
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala PPOK atau asma.
Kedua penyakit tersebut tidak ditangani dengan cara yang sama, sehingga diagnosis yang tepat adalah hal penting.
Dokter mungkin akan meminta Anda melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan hal-hal spesifik mengingat gejala asma dan PPOK begitu mirip.
Selain itu, dokter mungkin meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan fungsi paru-paru yang bernama tes spirometri.
Asma dan PPOK dapat terjadi bersamaan
Melihat perbedaan asma dan PPOK yang tipis, bukan tidak mungkin kedua penyakit tersebut datang secara bersamaan.
Ketika terjadi gejala asma dan PPOK secara bersamaan, Anda mengalami kondisi yang bernama asthma-COPD overlap syndrome (ACOS).
American Lung Association menyebutkan bahwa orang dengan ACOS cenderung mengalami lebih banyak gejala dibandingkan dengan mereka yang mengidap asma atau PPOK saja.
Orang dengan ACOS juga akan mengalami serangan asma yang lebih parah sehingga berisiko menyebabkan kondisi darurat dan memerlukan rawat inap.
Oleh karena itu, jangan menunggu lama untuk ke rumah sakit jika mengalami kesulitan bernapas dan gejala penyakit paru-paru lainnya. Deteksi dini penyakit dapat menyelamatkan nyawa Anda.
Kesimpulan
- Sering diduga sebagai penyakit yang sama, asma dan PPOK sebenarnya merupakan dua kondisi yang berbeda.
- Kemiripan mungkin terlihat dari gejala yang sama, tetapi kedua kondisi ini memiliki pemicu yang berbeda, sehingga perlu juga ditangani dengan pengobatan yang berbeda.
- Meski berbeda, terkadang asma dan PPOK bisa terjadi bersamaan dan menyebabkan kondisi lebih serius yang disebut juga dengan asthma-COPD overlap syndrome (ACOS).