Pemfigoid bulosa ditandai dengan munculnya lenting atau lepuhan berisi cairan di kulit. Jika terus dibiarkan, jenis penyakit kulit ini dapat berkembang menjadi kronis.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Pemfigoid bulosa ditandai dengan munculnya lenting atau lepuhan berisi cairan di kulit. Jika terus dibiarkan, jenis penyakit kulit ini dapat berkembang menjadi kronis.
Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Simak penyebab, gejala, dan cara mengobati pemfigoid bulosa berikut ini.
Pemfigoid bulosa (bullous pemphigoid) adalah penyakit kulit langka yang menyerang sistem imun.
Penyakit ini diawali dengan ruam kemerahan dan urtikaria (biduran), kemudian berubah menjadi lenting besar berisi cairan setelah beberapa minggu atau bulan.
Cairan di dalam lenting ini biasanya bening, namun bisa berubah menjadi sedikit keruh atau kemerahan berisi darah.
Lenting biasanya muncul di area area lipatan kulit seperti ketiak, paha atas, dan perut bagian bawah. Pada kasus yang parah, lepuh bisa juga menutupi sebagian besar kulit, termasuk bagian dalam mulut.
Dikutip dari Mayo Clinic, bullous pemphigoid biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan. Namun, mungkin membutuhkan waktu hingga lima tahun untuk menyelesaikannya.
Pemfigoid bulosa merupakan jenis penyakit kulit yang tergolong langka. Meski dapat terjadi pada siapa saja, penyakit kulit ini kebanyakan dialami oleh orang berusia di atas 60 tahun hingga 80 tahun.
Beberapa pasien tidak menunjukkan gejala apa pun atau hanya memiliki kemerahan ringan dan iritasi tanpa lecet. Meski begitu, tanda dan gejala pemfigoid bulosa antara lain:
Kemungkinan terdapat tanda-tanda atau gejala bullous pemphigoid yang tidak tercantum di atas.
Jika Anda mempunyai kekhawatiran tertentu mengenai gejala, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.
Segera periksa ke dokter bila Anda mulai mengalami gejala-gejala di atas. Hal ini penting dilakukan di awal kemunculan penyakit agar penyembuhannya lebih mudah.
Selain itu, Anda juga harus waspada dengan kondisi tubuh Anda. Bila ada gejala lain yang tidak disebutkan atau bila Anda khawatir akan gejala tertentu, diskusikanlah dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang terbaik.
Sampai saat ini penyebab pemfigoid bulosa belum diketahui secara pasti. Namun, kemungkinan ada kaitannya dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, efek yang ditimbulkan oleh penyakit lain, atau karena efek samping obat.
Ketika seseorang mengalami penyakit kulit ini, sistem kekebalan tubuhnya akan menghasilkan antibodi yang melawan jaringan epidermis dan dermis kulit.
Antibodi ini akan aktif dan menyebabkan inflamasi dan mengakibatkan kulit melepuh dan gatal.
Penyebab lain yang mungkin terjadi dari pemfigoid bulosa adalah sebagai berikut.
Pemfigoid bulosa biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 60 tahun. Hal ini karena semakin tua usia seseorang maka risiko terkena penyakit akan semakin meningkat.
Apabila Anda tidak memiliki faktor risiko di atas bukan berarti Anda tidak akan terserang penyakit.
Faktor-faktor risiko sebuah penyakit bersifat umum dan hanya digunakan sebagai referensi saja. Silakan Anda konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk informasi lebih jelas.
Untuk mendiagnosa penyakit kulit ini, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu dengan melihat kondisi atau gejala apa saja yang terlihat pada kulit.
Setelah itu, guna menegakkan diagnosisnya, dokter mengambil sampel dari kulit yang terdampak untuk diamati di laboratorium. Terkadang, dokter juga akan mengambil sampel darah.
Bila penyakit sudah pasti, Anda akan diberi obat-obatan yang harus digunakan sesuai dengan aturan yang diberikan.
Melakukan pengobatan dapat membantu menghilangkan bercak atau lepuh di kulit serta mengurangi risiko kulit terinfeksi.
Berikut pilihan obat-obatan yang mungkin direkomendasikan dokter untuk mengobati pemfigoid bulosa.
Mengutip Cleveland Clinic, bila kasusnya ringan, dokter biasanya akan memberikan obat salep atau krim kortikosteroid.
Obat ini berfungsi untuk mengatasi gatal-gatal dan pembengkakan pada kulit. Krim kortikosteroid biasanya digunakan dengan cara dioleskan langsung pada area kulit yang terkena.
Untuk kasus pemfigoid bulosa yang berat, dokter akan memberikan obat korikosteroid dalam bentuk pil, seperti prednison. Namun, obat ini biasanya tidak bisa digunakan dalam jangka panjang.
Dokter juga dapat memberikan obat imunosupresan seperti azatioprin dan mofetil mikofenolat untuk membantu mengurangi gejalanya.
Obat ini bekerja dengan menghambat kerja sistem kekebalan tubuh. Jika tanda dan gejala yang dialami melibatkan mata atau saluran pencernaan bagian atas, dokter dapat memberikan obat rituximab.
Berikut gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi penyakit kulit ini.
Selama masa penyembuhan, pastikan untuk selalu memperhatikan kulit Anda. Jika lenting pecah dan mengalami infeksi yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri, hingga demam segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar