Efek sampingnya pada setiap orang bisa berbeda-beda, bergantung dengan respons tubuh terhadap kandungan obat.
Efek samping yang paling umum adalah mual, muntah, diare, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan.
Obat ini juga dapat menyebabkan kulit Anda menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari. Hindari paparan sinar matahari secara langsung.
Gunakan tabir surya dan pakaian panjang jika Anda harus melakukan aktivitas di bawah sinar matahari.
Pada pasien yang menerima transplantasi ginjal, efek sampingnya bisa berupa infeksi.
Jika efek samping di atas cukup mengganggu dan tidak juga membaik dalam beberapa hari, konsultasikan ke dokter.
Anda perlu segera menghubungi tim medis jika mengalami efek samping serius berikut ini.
- Demam disertai sakit tenggorokan.
- Sariawan yang terjadi terus-menerus.
- Memar atau perdarahan yang tidak biasa.
- Menguningnya kulit dan bagian putih mata (penyakit kuning).
- Pembengkakan pada tubuh, sesak napas, dan ruam di kulit.
Peringatan dan perhatian pakai obat azathioprine

Penggunaan azatioprin dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker kulit pada pasien yeng menerima transplantasi ginjal, serta limfoma pada pengidap penyakit Crohn.
Untuk menurunkan risiko tersebut, pasien dianjurkan membatasi paparan sinar matahari langsung.
Selain itu, obat ini juga bisa menimbulkan penurunan jumlah sel darah di sumsum tulang belakang. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi yang mengancam jiwa.
Jangan minum obat ini jika Anda memiliki riwayat alergi obat serupa seperti mercaptopurine.
Bila memiliki penyakit rematik dan sebelumnya pernah diobati dengan cyclophosphamide, chlorambucil, melphalan, Anda dianjurkan tidak menggunakan obat ini.
Di samping itu, Anda perlu memberi tahu dokter jika memiliki penyakit liver dan penyakit ginjal.
Seseorang yang memiliki mutasi gen NUDT15 dapat mengalami peningkatan efek samping dari obat ini, seperti gangguan sumsum tulang yang menyebabkan penurunan produksi sel darah.
Pantau tanda-tanda infeksi, seperti memar atau pendarahan yang tidak biasa. Jika terjadi, segera beri tahu dokter
Dokter mungkin akan meminta Anda untuk menjalani tes darah secara rutin untuk memeriksa respons tubuh Anda terhadap obat.
Apakah obat azathioprine aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Azatioprin hanya boleh dikonsumsi jika memang diresepkan oleh dokter.
Jika Anda sedang hamil atau merencanakan kehamilan dalam waktu dekat, minta pertimbangan dokter sebelum mengonsumsi obat.
Menurut situs Medicines, wanita yang bisa hamil dan pasangannya wajib menggunakan alat kontrasepsi selama pengobatan.
Penggunaan kontrasepsi dilanjutkan setidaknya tiga bulan setelah pengobatan dihentikan.
Penggunaan obat dapat mengganggu efektivitas alat kontrasepsi IUD. Oleh sebab itu, kontrasepsi tambahan, seperti penggunaan kondom direkomendasikan.
Anda tidak diperbolehkan menggunakan obat ini jika sedang menyusui karena dikhawatirkan obat bisa menyerap ke dalam ASI.
Interaksi obat azathioprine dengan obat lain
Beri tahu dokter jika Anda saat itu sedang menggunakan obat-obatan berikut ini.
- Obat untuk pembekuan darah misalnya warfarin.
- Obat-obatan untuk kanker seperti merkaptopurin.
- Obat untuk asam urat misalnya alopurinol.
- Obat hipertensi seperti enalapril, kaptopril, dan lisinopril.
- Obat radang usus seperti sulfasalazin, olsalazin, dan mesalazin.
- Obat infeksi bakteri contohnya kotrimoksazol.
- Obat-obatan untuk infeksi virus seperti ribavirin.
Selalu beri tahu dokter dan apoteker jika Anda sedang mengonsumsi obat lain, termasuk obat tradisional Tiongkok, suplemen, dan obat-obatan yang Anda beli tanpa resep.
Ingat, azatioprin tidak boleh digunakan secara sembarangan. Penggunaannya perlu pengawasan dokter agar tidak menimbulkan masalah kesehatan lain.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar