backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

5

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Gigi Kuning

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 03/03/2023

Gigi Kuning

Gigi kuning merupakan salah satu gangguan gigi dan mulut yang sering dikeluhkan. Warna gigi bisa cenderung menguning seiring bertambahnya usia, tetapi kemunculannya dapat dipercepat oleh beragam faktor.

Lantas, apakah kondisi ini bisa diatasi?

Seperti apa kondisi gigi kuning?

Secara umum, gigi kuning sangat mudah diamati. Perubahan warna dapat terjadi pada satu gigi saja, beberapa gigi sekaligus, ataupun keseluruhan deret gigi atas dan bawah.

Gigi mungkin berwarna putih kekuningan, kuning pekat, atau cokelat kehitaman. Kondisi ini bisa membuat Anda enggan untuk tersenyum lebar dan bahkan berbincang dengan orang sekitar.

Kondisi gigi yang menguning biasanya disertai dengan gangguan lain, seperti bau mulut, karies, dan penyakit gusi. Bila tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan gigi yang parah.

Kapan perlu periksa ke dokter?

Pada prinsipnya, segeralah berkonsultasi dengan dokter ketika Anda mengalami:
  • gigi sensitif,
  • sakit gigi yang parah dan tajam,
  • gigi mudah berdarah,
  • bau mulut yang tidak sedap, dan
  • gigi tanggal tanpa sebab yang jelas.

Penyebab gigi kuning

mitos menyikat gigi dengan kuat hilangkan plak penyebab sakit gigi

Warna asli gigi bukanlah putih cemerlang layaknya susu atau porselen, melainkan cenderung putih kekuningan dan agak tembus pandang.

Nah, warna tersebut berasal dari lapisan enamel, yakni lapisan gigi terluar yang keras dan kuat.

Sayangnya, lapisan enamel dapat terkikis karena berbagai faktor. Saat enamel terkikis, lapisan gigi dalam bernama dentin yang berwarna kuning akan terekspos sehingga gigi tampak kekuningan.

Nah, berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkannya.

1. Jarang menyikat gigi

Penumpukan plak merupakan akar dari semua masalah gigi dan mulut. Plak gigi berasal dari bakteri dalam rongga mulut yang memakan sisa-sisa makanan yang tertinggal pada sela-sela gigi.

Apabila Anda jarang menyikat gigi dan menggunakan benang gigi (flossing), tampilan gigi akan makin tampak kusam karena tumpukan plak tidak kunjung dibersihkan.

2. Menyikat gigi terlalu keras

Kebanyakan orang terlalu bersemangat saat menyikat gigi karena menganggap cara tersebut bisa membuat gigi mereka tampak jauh lebih bersih.

Padahal, menyikat gigi terlalu keras justru merusak lapisan enamel sehingga bisa mengekspos lapisan dentin yang berwarna kuning. 

Hal tersebut terjadi karena tekanan selama menyikat gigi akan merusak dan mengikis lapisan enamel yang tipis. Lapisan dentin pun terekspos sehingga gigi menguning.

3. Mengonsumsi kopi, teh, dan minuman bersoda

Masalah gigi kuning juga dapat terjadi bila Anda sering minum kopi, teh, dan minuman bersoda.

Kandungan kafein yang tinggi dalam minuman tersebut dapat mengikis lapisan enamel gigi bila dikonsumsi berlebihan (2–3 kali sehari) dan secara terus-menerus. 

Kafein bisa memunculkan noda pada gigi. Senyawa ini juga cenderung bersifat asam, yang mana dalam waktu lama bisa merusak dan membuat gigi berubah warna.

4. Merokok

dampak merokok

Merokok adalah salah satu kebiasaan penyebab gigi kuning yang paling umum. Racun dalam rokok, seperti tartar dan nikotin, ternyata juga memengaruhi warna gigi Anda. 

Efek ini bisa langsung terlihat dalam waktu singkat. Perokok berat pun bisa memiliki warna gigi yang kecoklatan atau bahkan hitam setelah bertahun-tahun merokok.

Selain pada rokok, noda gigi juga bisa timbul akibat pemakaian vape atau rokok elektrik. Akan tetapi, efek yang terjadi mungkin tidak separah rokok kretek biasa.

5. Terlalu sering memakai obat kumur

Obat kumur memang efektif untuk membersihkan mulut dan menyegarkan napas. Sayangnya, beberapa produk obat kumur yang dijual di pasaran memiliki kadar asam yang tinggi.

Apabila Anda memakai obat kumur terlalu sering dan dalam jumlah yang banyak, mulut akan jadi lebih kering. Hal ini juga menurunkan produksi air liur dan merusak enamel gigi.

Padahal, air liur berperan untuk menjaga kelembapan mulut, mengurangi tingkat keasaman, melumpuhkan bakteri jahat, dan mencegah noda menempel pada enamel.

6. Penuaan

Seiring bertambahnya usia, lapisan enamel yang melindungi gigi manusia perlahan terkikis dan memudar. Akibatnya, lapisan dentin yang berwarna kekuningan akan mulai terlihat.

Warna kuning dapat semakin pekat bila Anda mengalami sejumlah gangguan gigi lain, seperti gigi sensitif, gigi berlubang (karies), dan penyakit gusi.

7. Obat-obatan tertentu

efek samping obat

Tanpa disadari, obat-obatan yang Anda minum sehari-sehari juga bisa menyebabkan perubahan warna gigi menjadi kekuningan. 

Sebagai contoh, antibiotik tetrasiklin dan doksisiklin memengaruhi pembentukan enamel pada anak-anak di bawah 8 tahun.

Penggunaan obat kumur chlorhexidine secara berlebihan juga bisa menodai gigi. Selain itu, obat antihistamin, antipsikotik, dan antihipertensi juga dapat menyebabkan perubahan warna gigi.

8. Riwayat medis tertentu

Beberapa penyakit yang mempengaruhi lapisan enamel juga bisa menimbulkan noda pada gigi. 

Bahkan, pengobatan untuk kondisi tertentu juga dapat menyebabkan hal serupa, misalnya saja kemoterapi atau terapi radiasi pada area leher.

Infeksi yang dialami ibu hamil juga dapat berimbas pada perkembangan enamel janin nantinya. Hal ini membuat anak memiliki gigi yang lebih kuning daripada umumnya.

Diagnosis gigi kuning

Dokter gigi akan mendiagnosis gigi kuning dengan meminta Anda membuka mulut selama beberapa waktu. Lalu, dokter akan membandingkan warna gigi asli dengan gigi peraga.

Selama pemeriksaan, dokter mungkin akan menanyakan seputar riwayat kesehatan dan cara Anda dalam melakukan perawatan gigi.

Beri tahu dokter mengenai semua jenis obat sedang Anda minum, entah itu obat suplemen, vitamin, obat resep, obat nonresep, maupun obat herbal. 

Apabila diperlukan, dokter bisa menyarankan Anda melakukan rontgen gigi dan pemeriksaan lainnya untuk memastikan diagnosis.

Cara menghilangkan gigi kuning

Noda kuning yang membandel pada gigi dapat disamarkan dengan sejumlah perawatan medis yang cukup efektif dalam memutihkan gigi Anda. 

Berikut ini beberapa cara menghilangkan gigi kuning yang bisa Anda lakukan.

1. Veneer gigi

efek samping veneer gigi

Jika noda gigi sulit dihilangkan, dokter akan menganjurkan prosedur veneer gigi. Veneer merupakan cangkang tipis berbahan resin komposit atau porselen yang melapisi permukaan gigi.

Lapisan tersebut akan membuat warna gigi lebih putih dan bersih. Tergantung pada bahan yang digunakan, efek dari veneer gigi ini bisa bertahan dalam waktu yang lama.

2. Gel dan strip pemutih

Dokter dapat meresepkan gel atau strip yang mengandung hidrogen peroksida untuk menghilangkan noda kuning pada gigi yang tergolong ringan.

Hidrogen peroksida atau hydrogen peroxide adalah senyawa kuat yang cukup sering digunakan dalam produk pemutih maupun pembersih gigi.

Anda cukup mengoleskan gel atau menempelkan strip pemutih pada gigi sesuai saran dokter. Efek dari perawatan ini biasanya bertahan hingga empat bulan.

3. Pasta gigi pemutih

Selain itu, dokter juga bisa meresepkan pasta gigi pemutih. Jenis pasta gigi ini mengandung zat pengikis khusus seperti kalsium karbonat dan kalsium fosfat.

Perlu diingat, pasta gigi pemutih tidak bisa mengubah warna asli gigi Anda. Perawatan gigi ini juga tidak mampu menghilangkan noda yang meresap hingga lapisan gigi dalam.

4. Dental bonding

bleaching gigi

Cara lain yang dapat dilakukan untuk menghilangkan gigi kuning yakni dengan dental bonding. Prosedur ini menggunakan alat berbahan resin komposit untuk memperbaiki warna dan kontur gigi.

Dokter gigi akan membentuk dan memoles permukaan gigi agar warna dan konturnya sesuai dengan kondisi asli gigi Anda. 

Lalu, dokter akan memakai sinar ultraviolet (UV) untuk mengeraskannya agar bertahan lama.

5. Bleaching gigi

Prosedur bleaching gigi dengan dokter gigi tentu dapat menawarkan hasil yang lebih optimal dibandingkan dengan metode pemutihan gigi rumahan.

Dokter akan mengoleskan gel hidrogen peroksida ke permukaan gigi. Lalu, dokter akan menyinarinya dengan cahaya khusus selama 20–30 menit untuk memulai proses pemutihan gigi.

Efek dari metode ini diperkirakan bertahan sampai tiga tahun. Namun, hal ini tidaklah mutlak dan mungkin bervariasi pada tiap pasien.

6. Crown gigi

Apabila gigi kuning disertai dengan kerusakan mahkota gigi yang parah, dokter biasanya menganjurkan prosedur crown gigi.

Pemasangan crown atau mahkota tiruan ini bertujuan untuk mengembalikan bentuk, ukuran, dan kekuatan, sekaligus melindungi gigi dari kerusakan di kemudian hari.

Jenis perawatan ini bisa bertahan hingga lebih dari 15 tahun. Akan tetapi, hal ini tergantung pada bagaimana cara Anda merawat kebersihan gigi dan mulut.

Pencegahan gigi kuning

Dengan menerapkan beberapa perubahan gaya hidup sederhana, terutama dalam merawat gigi dan mulut, Anda mungkin dapat mencegah terjadinya perubahan warna gigi.

Berikut ini merupakan beberapa cara rumahan yang bisa membantu Anda mencegah gigi kuning.

  • Rutin menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride.
  • Menyikat gigi pelan-pelan dengan sikat gigi yang berbulu halus dan lembut.
  • Menggunakan campuran baking soda dengan larutan jus lemon atau air putih sebagai pasta gigi alami.
  • Menghindari makanan dan minuman yang asam dan berkafein tinggi.
  • Minum menggunakan sedotan agar minuman tidak langsung bersentuhan dengan gigi.
  • Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Periksa gigi secara rutin setidaknya enam bulan sekali.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar kondisi ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan informasi terbaik.

Kesimpulan

  • Gigi kuning bisa memengaruhi rasa percaya diri untuk tersenyum lebar atau sekadar berbincang dengan orang lain.
  • Perubahan warna gigi dapat disebabkan berbagai faktor, termasuk perawatan gigi yang buruk, konsumsi makanan atau minuman, merokok, atau kondisi medis tertentu.
  • Dokter akan menentukan perawatan gigi sesuai tingkat keparahannya.
  • Perawatan tersebut meliputi produk pemutih gigi (pasta gigi, gel, strip), bleaching gigi, dental bonding, veneer gigi, dan crown gigi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 03/03/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan