Meski tidak punya riwayat diabetes, ibu hamil memang lebih berisiko mengalaminya. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan diabetes gestasional.
Meski tidak punya riwayat diabetes, ibu hamil memang lebih berisiko mengalaminya. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan diabetes gestasional.
Supaya Anda lebih waspada dengan peningkatan gula darah selama kehamilan, simak informasi berikut.
Diabetes gestasional adalah tipe diabetes yang terjadi selama kehamilan. Kondisi ini biasanya terjadi saat memasuki trimester kedua, tepatnya di antara minggu ke 24–28 usia kehamilan.
Kondisi ini tidak selalu menimpa wanita dengan riwayat diabetes. Wanita yang sebelum hamil punya kadar gula darah normal juga bisa mengalaminya karena faktor tertentu, terutama hormon.
Jika dibiarkan, diabetes gestasional memang bisa mengakibatkan komplikasi kehamilan. Bedanya, diabetes yang hanya terjadi selama kehamilan ini bisa sembuh setelah melahirkan.
Meski begitu, Anda harus mengontrol kadar gula darah dengan baik supaya diabetes gestasional tidak berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Diabetes gestasional adalah salah satu kondisi yang umum terjadi pada ibu hamil. American Pregnancy Association memperkirakan bahwa setidaknya 2–5% wanita hamil mengalami kondisi ini.
Risikonya meningkat menjadi 7-9% pada ibu hamil dengan faktor risiko tertentu, seperti berat badan berlebih atau hamil di atas usia 30 tahun.
Sebagian besar wanita tidak sadar sedang terkena diabetes gestasional karena kondisi ini tidak menunjukkan gejala khusus.
Namun, jika telah terjadi hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi), Anda mungkin merasakan berbagai gejala diabetes pada wanita hamil sebagai berikut.
Berbagai gejala di atas juga bisa dialami wanita hamil yang tidak memiliki diabetes sehingga sering diabaikan.
Oleh sebab itu, segera periksakan diri ke dokter apabila Anda mengalami kondisi di atas dalam jangka waktu yang cukup lama.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab diabetes gestasional. Namun, peningkatan beberapa hormon, seperti estrogen, kortisol, dan human placental lactogen (HPL) bisa menghambat kinerja insulin.
Insulin merupakan hormon yang mengatur kadar gula darah. Hormon ini menjaga kadar gula darah tetap normal.
Pada dasarnya, setiap ibu hamil cenderung mengalami resistensi insulin. Resistensi insulin menandakan bahwa tubuh Anda tidak lagi dapat merespons kerja insulin sebagaimana mestinya.
Kendati demikian, ada beberapa wanita yang tidak mengalami diabetes saat hamil karena sel beta pada pankreasnya dapat memproduksi insulin dengan cukup dan tubuhnya bisa merespons insulin tersebut.
Setiap ibu hamil memiliki berisiko terkena diabetes. Namun, beberapa kondisi berikut dapat meningkatkan risikonya.
Pola makan yang tidak sehat dan kebiasaan malas gerak sebelum atau selama kehamilan juga bisa meningkatkan risiko terjadinya diabetes pada ibu hamil.
Jika dibiarkan, diabetes gestasional bisa menimbulkan berbagai komplikasi berikut pada ibu hamil.
Tidak hanya bagi ibu, diabetes gestasional yang tidak ditangani juga bisa menimbulkan berbagai komplikasi berikut pada janin.
Selain itu, bayi yang dilahirkan dari ibu dengan diabetes juga lebih berisiko mengalami obesitas dan diabetes saat dewasa.
Tes skrining untuk diabetes gestasional biasanya dimulai saat memasuki usia 24 minggu kehamilan.
Namun, jika Anda memiliki faktor risiko tertentu, dokter mungkin melakukannya sejak pemeriksaan kehamilan pertama. Tes skrining untuk diabetes ibu hamil ini disebut dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO).
Melansir dari laman Mayo Clinic, berikut adalah rangkaian tes untuk diagnosis diabetes pada ibu hamil.
Sebelum melakukan tes, dokter akan meminta Anda minum minuman manis. Pemeriksaan kadar glukosa akan dilakukan satu jam setelahnya.
Ibu hamil dinyatakan berisiko mengalami gestational diabetes dan membutuhkan TTGO lanjutan jika kadar gula darahnya lebih dari 140 mg/dL.
TTGO lanjutan pada dasarnya sama dengan TTGO awal. Bedanya, minuman yang diberikan memiliki kadar glukosa lebih tinggi.
Setelah itu, pemeriksaan akan dilakukan setiap 3 jam sekali. Ibu hamil dinyatakan memiliki gestational diabetes jika dua pemeriksaan menunjukkan kadar gula lebih tinggi dari normal.
Apabila ibu hamil didiagnosis dengan diabetes gestasional, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan tambahan untuk memastikan kondisi janin dalam kandungan.
Setiap ibu hamil bisa menerima pengobatan diabetes yang berbeda. Dokter akan menentukan pengobatan dengan mempertimbangkan kondisi ibu dan janin.
Secara umum, berikut adalah berbagai pengobatan yang bisa diberikan dokter untuk menurunkan risiko komplikasi diabetes gestasional.
Sebelum memberikan obat-obatan atau suntik insulin, dokter biasanya terlebih dahulu menyarankan penerapan gaya hidup sehat untuk menjaga kadar gula darah.
Berikut adalah pola hidup sehat yang bisa Anda lakukan.
Jika diet dan olahraga tidak menurunkan kadar gula darah Anda, dokter bisa meresepkan obat atau memberikan insulin untuk disuntikkan di rumah.
Suntik insulin akan menggantikan fungsi insulin di dalam tubuh sehingga kadar gula darah bisa terkendali.
Jenis obat yang biasa diberikan adalah metformin. Obat ini akan bekerja dengan cara menurunkan kadar gula darah secara langsung.
Ibu hamil dengan diabetes biasanya diminta untuk mengecek gula darah sebanyak 4–5 kali per hari.
Pemeriksaan pertama dilakukan saat bangun tidur. Setelah itu, Anda bisa melakukannya setiap selesai makan. Mintalah petunjuk dari dokter tentang cara pengecekan kadar gula darah sendiri di rumah.
Selama mendapatkan perawatan yang tepat, diabetes gestasional tidak akan membahayakan janin. Kondisi ini juga bisa membaik setelah ibu hamil melahirkan.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar