backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Abruptio Plasenta, Saat Plasenta Terlepas Sebelum Melahirkan

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 11/12/2023

Abruptio Plasenta, Saat Plasenta Terlepas Sebelum Melahirkan

Plasenta akan lepas dan keluar bersama dengan bayi saat persalinan. Namun, organ dalam rahim yang juga disebut ari-ari ini bisa terlepas sebelum waktunya. Kelainan plasenta ini juga dikenal dengan istilah medis abruptio plasenta.

Apa itu abruptio plasenta?

Abruptio plasenta adalah komplikasi kehamilan serius yang terjadi saat sebagian atau seluruh plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum melahirkan.

Plasenta adalah bagian tubuh yang bertugas memberikan nutrisi pada bayi selama kehamilan.

Perlu diketahui bahwa plasenta yang sudah terlepas tidak dapat menempel kembali pada dinding rahim. Hal ini menyebabkan masalah kesehatan serius untuk janin dan ibu hamil.

Salah satu jenis kelainan plasenta yang juga disebut solusio plasenta ini dapat mengakibatkan berkurangnya nutrisi dan oksigen ke janin serta perdarahan hebat.

Abruptio plasenta terjadi secara mendadak dan membutuhkan penanganan medis segera. Dokter mungkin perlu melakukan operasi caesar untuk menyelamatkan bayi.

Seberapa umum kondisi ini?

Kelainan plasenta ini jarang terjadi, tetapi sangat serius. Penelitian dalam International Journal of Environmental Research and Public Health (2022) menyebutkan hanya 0,4–1% ibu hamil yang mengalami abruptio plasenta. Namun, komplikasi ini bertanggung jawab atas 10% kematian janin pada usia 28 minggu atau lebih di negara maju.

Tanda dan gejala abruptio plasenta

Beberapa gejala yang umum dialami oleh ibu hamil saat mengalami abruptio plasenta meliputi:

  • perdarahan vagina
  • kontraksi rahim yang sangat nyeri, lama, dan intens,
  • berkurangnya gerakan dan denyut jantung janin, serta
  • lemas, tekanan darah rendah, denyut jantung cepat, nyeri perut, dan nyeri punggung.

Selain itu, gejala yang muncul juga dapat berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan kondisi yang ibu hamil alami.

  • Stadium I: perdarahan ringan, kontraksi ringan, tanda vital stabil dan denyut jantung janin tetap, serta waktu pembekuan darah normal.
  • Stadium II: perdarahan sedang, kontraksi tidak normal, tekanan darah rendah, gawat janin, dan kelainan dalam pembekuan darah.
  • Stadium III: perdarahan dan kontraksi hebat, tekanan darah rendah, kematian janin, serta darah sulit membeku.

Abruptio plasenta termasuk kondisi gawat darurat. Segera hubungi dokter Anda bila mengalami perdarahan vagina, nyeri perut atau punggung, serta kontraksi rahim terus-menerus.

Kemungkinan ada tanda dan gejala yang belum disebutkan di atas. Jika Anda merasa khawatir terhadap suatu gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Penyebab abruptio plasenta

penyebab abruptio plasenta

Penyebab utama kelainan plasenta ini tidak diketahui dengan jelas. Namun, para ahli memastikan bahwa ini bukanlah kondisi yang diturunkan.

Kemungkinan besar, penyebab gangguan ini adalah trauma langsung pada bagian perut, seperti karena kecelakaan mobil dan terpukul atau terjatuh saat beraktivitas.

Kondisi air ketuban yang rembes sehingga volumenya berkurang drastis dalam rahim juga bisa menyebabkan solusio plasenta.

Faktor risiko abruptio plasenta

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko Anda untuk mengalami abruptio plasenta adalah sebagai berikut.

  • Riwayat abruptio plasenta. Jika pernah mengalami solusio plasenta pada kehamilan sebelumnya, Anda berisiko mengalami kondisi yang sama pada kehamilan saat ini.
  • Tekanan darah tinggi. Kondisi tekanan darah tinggi atau hipertensi selama kehamilan bisa meningkatkan risiko abruptio plasenta.
  • Trauma pada perut. Benturan pada perut, misalnya akibat jatuh atau kecelakaan, bisa meningkatkan risiko terjadinya kelainan plasenta.
  • Penyalahgunaan obat. Abruptio plasenta lebih mungkin terjadi bila Anda merokok atau mengonsumsi obat-obatan terlarang selama kehamilan.
  • Ketuban pecah sebelum waktunya. Janin dikelilingi lapisan pelindung yang disebut kantong ketuban. Risiko abruptio plasenta meningkat bila kantong ini pecah sebelum kelahiran.
  • Kelainan pembekuan darah. Segala kondisi yang berpengaruh terhadap pembekuan darah dapat meningkatkan risiko kelainan plasenta ini.
  • Kehamilan kembar. Risiko kelainan plasenta cenderung meningkat bila Anda sedang mengandung bayi kembar dua atau lebih.
  • Hamil pada usia lebih tua. Kelainan ini lebih banyak terjadi pada wanita yang hamil pada usia 35 tahun atau lebih.

Diagnosis abruptio plasenta

Apabila dokter mencurigai Anda mengalami solusio plasenta, ia akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa ada-tidaknya nyeri tekan dan kekakuan pada rahim.

Untuk mencari tahu kemungkinan penyebab perdarahan vagina, dokter juga akan melakukan serangkaian pemeriksaan, di antaranya tes darah, tes urine, dan ultrasound (USG).

Pengobatan abruptio plasenta

bekas jahitan caesar pada tubuh

Perlu diingat bahwa plasenta yang terlepas dari dinding rahim tidak bisa disambungkan kembali. 

Dilansir dari laman Mayo Clinic, perawatan untuk kondisi ini bergantung pada usia kehamilan dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.

1. Bayi belum cukup bulan

Apabila kelainan plasenta cukup ringan, detak jantung janin normal, serta masih terlalu dini bagi janin untuk dilahirkan, Anda akan diminta untuk menjalani rawat inap di rumah sakit.

Saat perdarahan sudah berhenti dan kondisi janin stabil, dokter mungkin memperbolehkan Anda untuk menjalani perawatan di rumah.

Dokter juga akan meresepkan obat yang membantu mematangkan paru-paru serta melindungi otak janin bila sewaktu-waktu persalinan dini perlu dilakukan.

2. Bayi hampir cukup bulan

Jika solusio plasenta ringan terjadi pada usia kehamilan 34 minggu, dokter bisa mengusahakan ibu hamil untuk melahirkan normal dengan pengawasan ketat.

Namun, bila gejala memburuk hingga membahayakan keselamatan ibu dan bayi, Anda mungkin memerlukan persalinan segera (umumnya melalui operasi caesar).

Anda juga akan menerima transfusi darah untuk mencegah syok akibat hilangnya darah dalam jumlah banyak.

Pencegahan abruptio plasenta

Abruptio plasenta biasanya tidak bisa dicegah. Namun, Anda dapat mengurangi risiko kelainan plasenta ini dengan menerapkan hal-hal berikut ini.

  • Tidak merokok dan menggunakan obat-obatan terlarang.
  • Lakukan pengobatan sesuai saran dokter untuk mengelola diabetes dan hipertensi yang bisa meningkatkan risiko kelainan sperma.
  • Kontrol kehamilan secara rutin untuk mendeteksi solusio plasenta sedini mungkin.
  • Segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami trauma pada bagian perut.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang kondisi ini, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik atas masalah Anda.

Kesimpulan

  • Abruptio plasenta adalah kondisi serius yang terjadi saat sebagian atau seluruh plasenta lepas dari dinding rahim sebelum melahirkan.
  • Walau relatif jarang terjadi, kelainan plasenta ini bertanggung jawab atas 10% kematian janin pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih.
  • Kondisi darurat medis ini ditandai dengan perdarahan vagina dan kontraksi rahim yang intens.
  • Penanganan untuk kelainan plasenta ini bervariasi tergantung usia kehamilan, kondisi ibu dan janin, serta tingkat keparahannya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 11/12/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan