Deodoran dan antiperspiran sering disangka produk yang sama karena sama-sama digunakan untuk ketiak. Padahal, kedua produk ini memiliki fungsi dan bahan pembuatan yang berbeda. Apa saja perbedaan deodorant dan antiperspirant?
Perbedaan deodorant dan antiperspirant
Cara pakai deodorant maupun antiperspirant hampir sama, yaitu produk berbentuk roll-on, stick, atau spray yang dikenakan langsung ke kulit ketiak.
Meski bentuknya hampir sama, kedua produk ini memiliki banyak perbedaan. Berikut ini beberapa perbedaan deodorant dan antiperspirant yang perlu Anda ketahui.
1. Fungsi
Beda deodorant dan antiperspirant yang utama yaitu terletak pada fungsinya. Deodoran berfungsi menghilangkan bau ketiak, sedangkan antiperspiran mengurangi jumlah keringat.
Kedua produk ini bisa digunakan di berbagai bagian tubuh, tetapi umumnya digunakan pada ketiak karena dekat dengan kelenjar keringat.
2. Kandungan
Perbedaan selanjutnya dari bahan pembuatan kedua produk ini. Deodorant terbuat dari bahan antibakteri, seperti triclosan, triclocarban, amonium kuarterner, dan wewangian.
Sementara itu, antiperspirant umumnya mengandung aluminium atau logam yang dapat menghalangi keluarnya keringat.
3. Cara kerja
Perbedaan deodorant dan antiperspirant lainnya yaitu cara kerja masing-masing produk. Deodoran bekerja dengan cara mengurangi jumlah bakteri penghasil bau.
Sementara itu, antiperspiran bekerja dengan cara memblokir kelenjar ekrin pada kelenjar keringat yang merangsang produksi keringat.
4. Klasifikasi produk
Menurut Food and Drug Administration (FDA) America atau setara dengan BPOM di Indonesia mengklasifikasikan deodorant sebagai kosmetik, sedangkan antiperspirant termasuk dalam obat-obatan.
Bahan-bahan dalam antiperspirant harus mendapatkan izin edar dari FDA, sedangkan kandungan deodorant tidak harus memperoleh izin tersebut.
5. Potensi efek samping
Salah satu penelitian dalam Indian Journal of Dermatology mengatakan bahwa deodoran merupakan penyebab umum dermatitis kontak alergi. Hal ini karena kandungan wewangian yang ada di dalamnya.
Sementara itu, antiperspiran memiliki potensi efek samping berupa noda kuning di ketiak yang menempel di baju. Ini terjadi karena kandungan aluminium dan bahan kimia tambahan dalam produk antiperspiran bereaksi dengan keringat.
Apa bedanya deodorant dan antiperspirant?
Perbedaan yang paling utama yaitu deodoran berfungsi menutupi bau tidak sedap, sedangkan antiperspiran mengurangi jumlah keringat. Dari segi kandungan, cara kerja, efek samping, dan klasifikasi produk, keduanya juga memiliki perbedaan.
Deodorant dan antiperspirant, mana yang lebih baik?
Karena kedua produk menawarkan fungsi yang berbeda, hal ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Jika Anda merasa ketiak Anda menghasilkan keringat berlebih dan cukup mengganggu, gunakan antiperspirant.
Namun, bila ketiak Anda sering mengeluarkan bau tidak sedap karena perkembangan bakteri, sebaiknya rutin memakai deodorant.
Jika Anda memiliki kedua masalah tersebut, pilih deodorant yang mengandung kadar aluminium. Produk ini biasanya banyak dijual di pasaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Meski terdapat potensi risiko efek samping, baik deodorant maupun antiperspirant, termasuk produk yang aman digunakan sehari-hari jika digunakan sesuai petunjuk.
Namun, beberapa produk memang mengandung tambahan lain yang bisa meningkatkan risiko alergi pada orang yang rentan, seperti minyak atsiri, propilen glikol, dan paraben.
Selain itu, banyak yang mengatakan bahwa kedua produk ini berpotensi meningkatkan risiko kanker payudara. Namun, efek samping ini masih belum jelas dan masih spekulasi.
Beberapa penelitian yang dilakukan pada manusia diteliti untuk menyelidiki potensi keterkaitan antara penggunaan deodoran atau antiperspiran dengan kanker payudara. Namun, hasilnya bervariasi dan tidak konsisten.
Dengan begitu, American Cancer Society dan National Cancer Institute menyatakan bahwa bukti ilmiah yang ada masih belum cukup kuat untuk menarik kesimpulan tentang hubungan antara penggunaan deodoran atau antiperspiran dengan risiko kanker payudara.