Jerawat adalah masalah kulit yang sangat umum terjadi baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Cara pengobatannya pun beragam. Salah satunya adalah mengonsumsi antibiotik jerawat, menggunakan benzoil peroksida, dan obat yang mengandung retinoid.
Anda yakin mau keluar?
Jerawat adalah masalah kulit yang sangat umum terjadi baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Cara pengobatannya pun beragam. Salah satunya adalah mengonsumsi antibiotik jerawat, menggunakan benzoil peroksida, dan obat yang mengandung retinoid.
Namun, jika obat jerawat tersebut digunakan secara bersamaan, apakah akan menghasilkan efek samping atau justru memaksimalkan khasiatnya?
Simak jawabannya melalui ulasan di bawah ini.
Seperti yang dilansir dari laman American Family Physician, pengobatan jerawat biasanya dilakukan dengan beberapa cara, yaitu krim, gel, atau losion.
Akan tetapi, menentukan jenis obat apa yang cocok untuk Anda diperlukan pengetahuan tentang jenis kulit Anda sendiri.
Pada artikel ini akan dibahas apakah penggunaan antibiotik jerawat bisa digunakan bersamaan dengan benzoil peroksida.
Pengobatan jerawat dengan antibiotik topikal biasanya tersedia dalam dua bentuk, yaitu tanpa campuran apapun dan kombinasi.
Antibiotik jerawat ini biasanya bermanfaat untuk mengurangi pertumbuhan jerawat dan peradangan. Erythromycin dan clindamycin adalah antibiotik yang paling sering digunakan karena dipercaya efektif melawan peradangan jerawat.
Supaya hasilnya lebih efektif, biasanya dokter menganjurkan untuk menggunakan antibiotik topikal dengan retinoid topikal. Campuran dari keduanya bisa langsung dioleskan ke kulit.
Efek samping dari menggunakan antibiotik topikal adalah kulit terkelupas, terbakar, dan kering.
Selain antibiotik jerawat, benzoil peroksida juga termasuk jenis obat jerawat yang cukup ampuh dan tersedia dalam berbagai bentuk, seperti sabun cuci wajah, krim, dan gel. Biasanya, setiap obat mengandung konsentrasi 2.5-10%.
Efeknya pun tergantung pada bentuk obat tersebut. Misalnya, gel lebih stabil dan aktif, tetapi lebih berpotensi menimbulkan iritasi.
Walaupun demikian, benzoil peroksida berbentuk gel lebih diminati dibandingkan krim dan losion.
Sama seperti antibiotik topikal, benzoil peroksida juga mengandung senyawa anti-peradangan, keratolitik, dan komedolitik. Maka itu, dokter perlu menetapkan konsentrasi benzoil peroksida sesuai dengan jenis kulit pasien untuk melihat apa efek samping dan kemanjurannya.
Hal ini dikarenakan tidak setiap obat yang mengandung konsentrasi tinggi selalu lebih baik dan lebih manjur.
Walaupun kandungan senyawanya berbeda, fungsi dari kedua obat ini sama, yaitu mengurangi peradangan pada jerawat.
Namun, tahukah Anda bahwa untuk memaksimalkan manfaatnya, antibiotik jerawat dan benzoil peroksida harus digunakan secara bersamaan?
Menurut sebuah penelitian dari Indian Journal of Dermatology, benzoil peroksida memiliki keunggulan berupa mencegah perkembangan resistensi jerawat. Maka itu, obat yang satu ini lebih sering digunakan bersama dengan obat lainnya.
Salah satu jenis pengobatan yang dipakai bersama dengan benzoil peroksida adalah erythromycin atau clindamycin. Keduanya merupakan jenis obat yang termasuk dalam antibiotik topikal.
Campuran 5% benzoil peroksida dengan 3% erythromycin merupakan salah satu kombinasi obat jerawat yang cukup efektif. Biasanya, gel benzoil peroksida dan bubuk antibiotik ini dicampurkan dan didinginkan.
Kemudian, obat yang sudah dicampurkan tersebut dioleskan pada area yang terkena jerawat sebanyak satu kali atau dua kali sehari.
Selain erythromycin, benzoil peroksida juga dapat dikombinasikan dengan antibiotik jerawat lainnya, yaitu clindamycin.
Dengan mencampurkan 5% benzoil peroksida dengan 1% clindamycin, kedua gel ini dipercaya lebih unggul dalam mengobati non-peradangan dan peradangan.
Akan tetapi, kombinasi obat yang satu ini belum tersedia di pasaran, sehingga mungkin Anda perlu bertanya kepada dokter perihal jenis obat ini.
Penggunaan obat antibiotik jerawat ternyata perlu dikombinasikan dengan benzoil peroksida agar hasilnya lebih manjur dan cepat terlihat. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda sebelum memutuskan sendiri jenis obat mana yang cocok untuk Anda.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
JOHN J. RUSSELL, M.D.(2000), Abington Memorial Hospital, Abington, Pennsylvania. Am Fam Physician, 61(2):357-365. Retrieved 8 November 2019, from https://www.aafp.org/afp/2000/0115/p357.html
Rathi S. K. (2011). Acne vulgaris treatment : the current scenario. Indian journal of dermatology, 56(1), 7–13. doi:10.4103/0019-5154.77543 Retrieved 8 November 2019.
Stephanie S. Gardner, MD. (2018). Understanding Acne Treatment. Retrieved 8 November 2019, from https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/acne/understanding-acne-treatment#1
Komentar
Sampaikan komentar Anda
Ayo jadi yang pertama komentar!
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar