Jamur kuku (tinea unguium) adalah infeksi jamur pada kuku yang dapat terjadi baik pada tangan maupun kaki. Kondisi ini dapat menyebabkan kuku berwarna putih hingga kehitaman dan menjadi mudah terlepas. Lantas, apa penyebab dari jamur kuku ini? Berikut penjelasannya.
Penyebab jamur kuku
Pada dasarnya, infeksi jamur pada kuku disebabkan oleh pertumbuhan jamur berlebih di bawah kuku. Jamur biasanya akan tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan lembab, sehingga patogen ini dapat berkembang biak dengan cepat dan banyak.
Ada beragam jenis jamur yang menjadi penyebab jamur kuku, mulai dari dermatofita, jamur Candida, dan jamur non-dermatofita. Ketiga kelompok jamur ini mungkin sudah ada di tubuh dan berpotensi menyebabkan infeksi di kuku.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan Anda tertular penyakit kuku ini ketika orang lain memiliki infeksi jamur dan akhirnya menyebar di tubuh. Berikut ini penjelasan mengenai jenis jamur yang dapat menyebabkan infeksi pada kuku.
Dermatofita
Salah satu jamur penyebab infeksi jamur pada kuku adalah dermatofita. Ada beragam jenis dermatofita yang mungkin menyebabkan onikomikosis, yakni sebagai berikut.
- Trichophyton rubrum
- Trichophyton interdigitale
- Epidermophyton floccosum
- Trichophyton violaceum
- Microsporum gypseum
- Trichophyton tonsurans
- Trichophyton soudanese
Umumnya, jenis dermatofita yang paling sering menyebabkan infeksi pada kuku adalah Trichophyton rubrum. Perlu diketahui bahwa patogen yang satu ini dapat ditularkan melalui tikus dan kotorannya. Namun, cara penularan ini biasanya lebih berdampak pada kulit ketimbang kesehatan kuku.
Candida albicans
Selain dermatofita, penyebab jamur pada kuku lainnya adalah Candida albicans. Jamur ini umumnya menyerang orang melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan air, seperti perenang dan penyelam.
Infeksi Candida albicans akan diawali dengan menyerang jaringan lunak yang mengelilingi kuku. Kemudian, infeksi akan menyebar hingga pada lempeng kuku setelah jamur berkembang biak. Akibatnya, kuku menjadi berwarna hitam atau putih.
Jamur non-dermatofita
Pada negara dengan iklim tropis dan subtropis, jamur Skyalidium ternyata menjadi penyebab jamur kuku pada kebanyakan orang. Selain itu, infeksi jamur kuku ini juga bisa bertahan tanpa pengobatan.
Bahkan, infeksi jamur tetap akan ada ketika Anda pindah ke negara beriklim sedang. Selain Skyalidium, jenis jamur non-dermatofita lainnya yang membuat kuku jamuran adalah Neoscytalidium, Scopulariopsis, dan Aspergillus.
Jenis jamur yang satu ini lebih sering menginfeksi orang berusia di atas 60 tahun alias lansia. Pasalnya, lansia memiliki kesehatan kuku yang lemah untuk melawan infeksi jamur, sehingga menjadi lebih berisiko.
Kebiasaan penyebab jamur kuku
Ketiga kelompok jamur yang telah disebutkan ternyata lebih sering menyerang kuku kaki. Hal ini mungkin dikarenakan kuku kaki jarang terekspos matahari dan posisinya tertutup oleh sepatu.
Itu sebabnya, tidak jarang area kuku kaki menjadi lingkungan yang hangat dan lembap untuk jamur berkembang biak.
Selain itu, infeksi jamur pada kuku juga berisiko terjadi pada orang yang sering melakukan manicure dan pedicure. Begini, peralatan kuku seperti papan amplas dan gunting kuku dapat menjadi sarana penyebaran infeksi jamur pada kuku.
Bila Anda merasa khawatir, sebaiknya selalu tanyakan kepada pegawai salon bahwa alat pedikur dan manikur yang akan dipakai bersih dan steril.
Faktor risiko yang jadi penyebab infeksi jamur pada kuku
Kuku jamuran adalah kondisi yang dapat terjadi pada siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kuku ini. Simak daftarnya di bawah ini.
Usia
Salah satu faktor yang jadi penyebab seseorang lebih berisiko terkena jamur kuku adalah usia. Seiring bertambahnya usia, kesehatan kuku juga semakin menurun dan sirkulasi darah pun melambat, sehingga kuku akan semakin lemah untuk melawan infeksi jamur.
Itu sebabnya, jamur kuku lebih rentan terjadi pada lansia. Sementara itu, kelompok usia yang paling jarang mengalami masalah kuku ini adalah anak-anak.
Iklim
Selain usia, faktor lainnya adalah iklim tempat tinggal Anda. Pasalnya, hidup di negara dengan iklim yang panas dan lembap membuat Anda lebih sering berkeringat. Alhasil, kulit di sekitar kuku pun menjadi lebih lembap dan menjadi sarang untuk tempat pertumbuhan jamur.
Kondisi kesehatan tertentu
Sayangnya, bagi para penderita masalah kesehatan tertentu ternyata berisiko mengembangkan infeksi jamur pada kuku, meliputi:
- kutu air atau Athlete’s foot,
- kanker atau tengah menjalani kemoterapi,
- diabetes,
- pernah mengalami infeksi kuku,
- cedera pada kuku,
- psoriasis,
- menerima transplantasi organ, serta
- penyakit yang menurunkan sistem imun, seperti HIV.
Kebiasaan tertentu
Menjaga kebersihan kuku adalah satu cara mencegah terjadinya kuku jamuran. Nah, sejumlah kebiasaan di bawah ini ternyata bisa meningkatkan risiko Anda mengalami masalah kuku ini, seperti:
- sering membasuh kaki atau tangan sepanjang hari,
- merokok,
- menghabiskan banyak waktu di air,
- berjalan tanpa alas kaki di tempat yang panas dan lembap, seperti kolam renang,
- memakai sepatu yang terlalu ketat, terutama saat kaki berkeringat, dan
- menggunakan sarung tangan selama berjam-jam setiap hari.
Selain itu, infeksi jamur pada kuku juga lebih sering terjadi pada pria dan wanita dewasa. Bahkan, memiliki anggota keluarga yang sering mengalami kondisi ini juga memungkinkan Anda terkena infeksi.
Oleh sebab itu, ketika Anda menyadari bahwa ada masalah pada kuku, seperti perubahan warna atau terasa sakit, segera temui dokter. Berkonsultasilah dengan dokter agar dapat mengobati kuku berjamur dengan cepat agar infeksi tidak menyebar.