backup og meta

7 Efek Polusi pada Kulit, Mudah Berjerawat hingga Penuaan Dini

7 Efek Polusi pada Kulit, Mudah Berjerawat hingga Penuaan Dini

Polusi udara memiliki efek jangka panjang pada berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk pada kesehatan kulit. Partikel polusi halus PM 2.5, ozon (O3), nitrogen dioksida (NO2), karbondioksida (CO2), bahan organik volatil (VOCs), dan timbal (Pb) bisa merusak sel-sel kulit yang sehat. Untungnya, ada cara mencegah dampak polusi pada kulit.

Berbagai efek polusi pada kulit

Kulit adalah organ terbesar dalam tubuh manusia dan merupakan sistem perlindungan pertama terhadap pemicu stres lingkungan, seperti polusi udara.

Kulit sebenarnya dapat melawan paparan tersebut, tetapi hanya pada titik tertentu.

Bila paparan polusi udara terus berulang dalam jangka panjang, munculnya masalah kulit berikut ini bisa tidak terhindarkan. 

1. Jerawat dan komedo

penyakit kulit di wajah seperti jerawat

Efek polusi pada kulit lainnya yaitu munculnya komedo dan jerawat. Partikel polusi dapat menyumbat pori-pori kulit yang dapat mengakibatkan terbentuknya komedo dan jerawat. 

Komedo terbentuk ketika pori-pori tersumbat oleh minyak kulit dan kotoran. Komedo umumnya muncul sebagai bintik-bintik kecil yang berwarna hitam atau putih di permukaan kulit.

Sementara itu, bakteri dapat berkembang biak di pori-pori yang tersumbat kemudian menyebabkan peradangan dan akhirnya terjadilah jerawat.

2. Eksim

Efek polusi udara juga dapat memicu dan memperburuk gejala eksim pada kulit beberapa orang yang rentan.

Dermatitis atopik alias eksim adalah kondisi kulit yang ditandai oleh peradangan, kemerahan, kulit kering, gatal, dan dalam beberapa kasus menyebabkan lepuhan. 

Polusi udara mengandung berbagai zat kimia dan partikel yang dapat berinteraksi dengan kulit dan menyebabkan peradangan.

Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat merusak lapisan pelindung kulit, mengganggu keseimbangan kelembaban, dan meningkatkan risiko peradangan kulit.

3. Dermatitis kontak

Bahaya polusi pada kulit lainnya yaitu muncul dermatitis kontak. Dermatitis kontak peradangan kulit akibat bersentuhan dengan bahan kimia atau logam tertentu.

Polusi udara, terutama polutan udara seperti ozon dan partikel-partikel mikroskopis (seperti PM2.5), dapat berinteraksi dengan kulit dan merusak lapisan pelindung kulit.

Ini dapat membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi dari bahan-bahan kimia atau zat-zat lain yang biasanya tidak akan menyebabkan reaksi peradangan di kulit.

4. Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh pembentukan sel-sel kulit berlebih dan menumpuk di permukaan kulit. Hal ini dapat membentuk plak kemerahan yang terasa gatal dan bersisik. 

Faktor lingkungan, seperti polusi udara dan genetik berperan dalam perkembangan psoriasis.

Penelitian yang ditulis dalam JAMA Dermatology mengatakan efek polusi udara yang tinggi dapat meningkatkan risiko kambuhnya psoriasis pada kulit.

5. Hiperpigmentasi

Flek hitam tanda penuaan dini

Hiperpigmentasi adalah kondisi kulit ketika terdapat peningkatan dalam produksi melanin atau pigmen alami yang memberi warna pada kulit, rambut, dan mata.

Akibatnya, area kulit tertentu menjadi lebih gelap dari sekitarnya.

Paparan polusi udara dapat menyebabkan peradangan pada kulit, yang dapat memicu produksi melanin yang berlebihan. Ini dapat menyebabkan pembentukan bintik-bintik gelap.

6. Penuaan dini

Polusi udara mengandung partikel polusi, seperti PM2.5, yaitu polusi ukuran kecil dengan ukuran diameter kurang dari 2,5 mikrometer.

Partikel ini dapat masuk ke dalam pori-pori kulit dan merusak kolagen dan elastin. Keduanya adalah protein yang menjaga kulit tetap kencang dan elastis.

Kerusakan protein kulit menyebabkan munculnya tanda-tanda penuaan dini seperti keriput dan garis halus.

Polusi udara juga dapat merusak skin barrier yaitu lapisan penghalang antara tubuh dan lingkungan eksternal. Kerusakan skin barrier ditandai dengan peningkatan sensitivitas kulit, muncul bintik-bintik hitam, serta kulit kering yang ekstrem.

7. Kanker kulit

Meski tidak umum terjadi, bahaya polusi udara selanjutnya yaitu dapat terjadinya kanker kulit.

Menurut penelitian dalam American Academy of Otolaryngology, polusi udara dapat menyebabkan kerusakan ozon.

Penurunan kadar ozon sebesar 1% dan peningkatan paparan sinar ultraviolet B (UVB) sebesar 2%, akan meningkatkan risiko kanker kulit sebesar 2 persen.

Namun, penting untuk diingat bahwa penelitian ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Ada banyak faktor lain yang dapat memengaruhi risiko kanker kulit, termasuk paparan sinar matahari, penggunaan pelindung matahari, genetika, dan gaya hidup.

Cara mencegah efek polusi udara pada kulit

pencemaran lingkungan

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk melindungi kulit dari dampak buruk polusi udara.

1. Bersihkan kulit secara teratur

Membersihkan kulit secara teratur adalah langkah penting. Gunakan pembersih wajah yang lembut untuk menghilangkan debu, kotoran, dan partikel polusi dari permukaan kulit, apalagi setelah melakukan aktivitas di luar ruangan.

2. Gunakan sunscreen

Sinar matahari dapat berinteraksi dengan polusi udara dan membuat efek yang merusak kulit. Oleh karena itu, selalu gunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 saat berada di luar ruangan, bahkan saat hari terlihat mendung.

3. Gunakan krim antioksidan

Antioksidan seperti vitamin C dapat membantu melindungi kulit dari stres oksidatif yang diakibatkan oleh polusi udara. Produk perawatan kulit yang mengandung antioksidan dapat membantu mengurangi kerusakan kulit.

4. Hidrasi kulit

Menggunakan pelembab yang cocok untuk jenis kulit Anda membantu menjaga kulit tetap terhidrasi dan menjaga fungsi skin barrier. Selain itu, Anda sebaiknya memenuhi kebutuhan cairan tubuh agar kulit tetap terhidrasi.

Selain pada kulit, polusi berdampak pada kesehatan mata, jantung, paru-paru, dan organ lain pada tubuh.

Cegah paparan polusi

Paparan polusi udara sering kali tidak dapat dihindari, terutama jika Anda tinggal di wilayah dengan tingkat polusi yang tinggi. Namun, dengan melakukan upaya pencegah di atas, paling tidak Anda dapat melindungi kulit dari kerusakan efek polusi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Drakaki, E., Dessinioti, C., & Antoniou, C. (2014). Air pollution and the skin. Frontiers In Environmental Science, 2. doi: 10.3389/fenvs.2014.00011

Ambient (outdoor) air pollution. (2022). Retrieved 24 August 2023, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ambient-(outdoor)-air-quality-and-health?gclid=Cj0KCQjw_5unBhCMARIsACZyzS1xnSWZ8Ho8FMIM_zUedjtJeqCWlRfec6OBJ6entS6RFADb82YYq9EaAhdSEALw_wcB 

How does air pollution affect your skin?. Retrieved 24 August 2023, from https://airly.org/en/how-does-air-pollution-affect-your-skin/ 

Araviiskaia, E., Berardesca, E., Bieber, T., Gontijo, G., Sanchez Viera, M., & Marrot, L. et al. (2019). The impact of airborne pollution on skin. Journal Of The European Academy Of Dermatology And Venereology, 33(8), 1496-1505. doi: 10.1111/jdv.15583

Fadadu, R., Abuabara, K., Balmes, J., Hanifin, J., & Wei, M. (2023). Air Pollution and Atopic Dermatitis, from Molecular Mechanisms to Population-Level Evidence: A Review. International Journal Of Environmental Research And Public Health, 20(3), 2526. doi: 10.3390/ijerph20032526

Kathuria, S., Puri, P., Nandar, S., & Ramesh, V. (2017). Effects of air pollution on the skin: A review. Indian Journal Of Dermatology, Venereology And Leprology, 83(4), 415. doi: 10.4103/0378-6323.199579

Bellinato, F., Adami, G., Vaienti, S., Benini, C., Gatti, D., Idolazzi, L., Fassio, A., Rossini, M., Girolomoni, G., & Gisondi, P. (2022). Association Between Short-term Exposure to Environmental Air Pollution and Psoriasis Flare. JAMA dermatology, 158(4), 375–381. https://doi.org/10.1001/jamadermatol.2021.6019

Grether-Beck, S., Felsner, I., Brenden, H., Marini, A., Jaenicke, T., Aue, N., Welss, T., Uthe, I., & Krutmann, J. (2021). Air pollution-induced tanning of human skin. The British journal of dermatology, 185(5), 1026–1034. https://doi.org/10.1111/bjd.20483

Goldsmith, L. Valacchi, D., et al. (2017). Protective Effects of Topical Vitamin C Compound Mixtures against Ozone-Induced Damage in Human Skin. Journal of Investigative Dermatology, doi: 10.1016/j.jid.2017.01.034

Goldsmith, L. A. (1996). Skin effects of air pollution. Otolaryngology–Head and Neck Surgery, 114(2), 217-219.

Versi Terbaru

04/09/2023

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

5 Efek Buruk Minum Alkohol pada Kesehatan Kulit Wajah

9 Sumber Polusi Udara dalam Ruangan yang Jarang Disadari


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 04/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan