backup og meta

Atasi Kulit Gatal Akibat Gigitan Kutu Kasur dengan Cara Ini

Atasi Kulit Gatal Akibat Gigitan Kutu Kasur dengan Cara Ini

Tanpa Anda sadari, gigitan kutu kasur bisa meninggalkan rasa sakit dan gatal yang mengganggu. Lantas, bagaimana cara mengobati kulit gatal akibat gigitan kutu kasur? Simak dalam ulasan berikut ini.

Efek gigitan kutu kasur terhadap kulit

Kutu kasur biasanya berjenis Cimex lectularius dan Cimex hemipterus. Tak hanya kasur, serangga ini juga bisa Anda temukan pada sofa, bantal, atau furnitur berbahan kain lainnya.

Serangga ini biasanya menggigit saat tidur di malam hari, di mana gigitan kutu kasur dapat menyebabkan reaksi yang tidak nyaman terhadap kulit Anda.

Gigitan kutu kasur bisa menyebabkan beberapa gangguan kulit, seperti:

  • kemerahan dan rasa gatal yang kuat pada bagian sekitar gigitan,
  • bentol-bentol pada kulit yang mengumpul pada satu bagian, dan
  • iritasi kulit atau bengkak ringan.

Namun, sering kali Anda tidak menyadari sudah terkena gigitan kutu kasur. 

Menurut studi pada jurnal Clinical Microbiology Review, gigitan serangga yang tinggal di kasur ini memang tidak langsung menimbulkan gejala. 

Sebelum menggigit, kutu kasur akan melepaskan zat anestesi ke dalam tubuh manusia.

Hal inilah yang menghambat munculnya gejala hingga beberapa hari setelah Anda terkena gigitan.

Berbagai cara mengobati gigitan kutu kasur

kulit gatal

Bekas luka akibat gigitan serangga kasur dapat sembuh sendiri dan hilang selama satu hingga dua minggu.

Namun, Anda mungkin tidak tahan dengan rasa gatal dan ingin segera mengobatinya.

Beberapa obat gigitan kutu kasur untuk gejala kulit gatal yang bisa Anda gunakan seperti berikut ini.

1. Krim topikal

Segera oleskan krim topikal pada area kulit yang gatal karena gigitan kutu kasur. Anda bisa memilih salep yang dijual bebas di apotek atau dengan resep dokter.

Menurut American Family Physician, contoh salep yang bisa Anda beli tanpa resep, termasuk losion calamine (antihistamin) atau salep kortison (kortikosteroid).

Antihistamin dan kortikosteroid bekerja mengurangi rasa gatal pada kulit.

Dalam pemakaian, pastikan mengikuti aturan pada kemasan atau konsultasikan ke dokter spesialis kulit.

2. Obat minum

Jika gejala kulit gatal akibat gigitan serangga ini tidak membaik setelah penggunaan salep, Anda bisa menggunakan obat minum (oral).

Anda bisa minum obat antihistamin oral, seperti diphenhydramine yang membantu meredakan rasa gatal dan nyeri akibat gigitan serangga. 

Namun, lebih baik segera konsultasikan ke dokter apabila rasa gatal pada kulit tidak juga mereda meski sudah mengoleskan salep dan minum obat. 

Anda bisa booking dokter spesialis kulit melalui Hello Sehat atau datang langsung ke klinik terdekat.

Cara mengobati komplikasi gigitan kutu kasur

aturan minum obat 3 kali sehari

Selain kulit gatal dan kemerahan, sebagian orang yang terkena gigitan bisa menunjukkan komplikasi berupa infeksi kulit hingga reaksi alergi yang cukup parah.

Beberapa pengobatan gigitan kutu kasur ini mengharuskan kunjungan ke dokter segera, karena mungkin dapat mengancam nyawa Anda.

1. Antibiotik

Segatal apa pun kulit akibat gigitan kutu kasur, sebaiknya hindari menggaruknya. Hal ini bertujuan supaya tidak menyebabkan infeksi bakteri sekunder.

Jika Anda telanjur mengalami infeksi kulit akibat gigitan serangga ini, dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk meringankan gejala dan mencegah infeksi lanjutan.

Antibiotik tersebut dapat berupa salep mupirocin atau obat minum. Jenis obat dari resep dokter akan tergantung dari seberapa parah infeksi yang Anda alami.

2. Epinefrin

Gigitan serangga bisa menimbulkan reaksi alergi serius, seperti syok anafilaksis.

Kondisi ini bisa memicu gejala parah, mulai sesak napas, bengkak, mual, muntah, hingga detak jantung tak beraturan.

Gejala tersebut bisa muncul dalam hitungan menit hingga jam setelah digigit. Reaksi syok anafilaksis membutuhkan pertolongan darurat medis untuk alergi

Dokter akan memberikan suntikan epinefrin untuk meredakan reaksi alergi.

Antihistamin dan kortikosteroid juga bisa dokter berikan untuk meringankan gejala lainnya.

Pengobatan lebih lanjut mungkin Anda dapatkan, tergantung keparahan reaksi alerginya.

Pilihan pengobatan alami untuk gigitan kutu kasur

lidah buaya untuk gatal

Selain menggunakan obat-obatan medis, sejumlah obat gatal alami yang tersedia di rumah bisa membantu mengurangi rasa gatal akibat gigitan kutu kasur.

1. Lidah buaya

Ada beragam manfaat lidah buaya untuk kesehatan kulit, termasuk dalam meredakan gatal.

Getah lidah buaya dapat memberikan efek dingin pada permukaan kulit.

Selain itu, getah lidah buaya bermanfaat dalam melembapkan kulit, merangsang pertumbuhan sel kulit, dan mencegah iritasi agar tidak berkembang menjadi infeksi.

2. Minyak kelapa

Sejumlah minyak nabati memiliki efek anti-inflamasi dan antioksidan yang baik untuk kesehatan kulit, salah satunya yaitu minyak kelapa.

Minyak kelapa juga punya kandungan asam laurat yang membantu membunuh bakteri. Selain itu, minyak ini bisa bekerja sebagai pelembap kulit

3. Peppermint

Sebuah penelitian dalam jurnal Clinical Cosmetic and Investigational Dermatology menunjukkan minyak peppermint topikal dapat bekerja untuk mengurangi masalah kulit gatal.

Minyak esensial dari tanaman ini juga sekaligus membantu menyejukkan kulit setelah tergigit serangga, termasuk oleh kutu kasur.

Cara mengobati gigitan kutu kasur tidak hanya sekadar mengoleskan salep atau minum obat saja.

Pastikan Anda juga mengganti seprai kasur dan menjaga kebersihan tempat tidur.

Anda bisa membasmi kutu kasur dengan rajin mengganti dan mencuci seprai, sarung bantal, dan selimut dengan air hangat, setidaknya satu hingga dua minggu sekali.

Jika hal ini kurang efektif, Anda bisa menyewa jasa pembasmi hama profesional untuk membantu membunuh kutu kasur di rumah hingga tak bersisa. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Bedbugs. American Academy of Family Physicians. (2021). Retrieved 30 September 2021, from https://familydoctor.org/condition/bedbugs/

Bed bugs: Diagnosis and treatment. American Academy of Dermatology Association. Retrieved 30 September 2021, from https://www.aad.org/public/diseases/a-z/bed-bugs-treatment

Do-it-yourself Bed Bug Control. United States Environmental Protection Agency. Retrieved 30 September 2021, from https://www.epa.gov/bedbugs/do-it-yourself-bed-bug-control

Ennis AC, Pearson-Shaver AL. Bedbug Bites. (2021). StatPearls Publishing. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538128/ 

Lin, T. K., Zhong, L., & Santiago, J. L. (2017). Anti-Inflammatory and Skin Barrier Repair Effects of Topical Application of Some Plant Oils. International journal of molecular sciences, 19(1), 70. https://doi.org/10.3390/ijms19010070

Elsaie, L. T., El Mohsen, A. M., Ibrahim, I. M., Mohey-Eddin, M. H., & Elsaie, M. L. (2016). Effectiveness of topical peppermint oil on symptomatic treatment of chronic pruritus. Clinical, cosmetic and investigational dermatology, 9, 333–338. https://doi.org/10.2147/CCID.S116995

Haniadka, R., Kamble, P., Azmidha, A., Mane, P., Geevarughese, N., Palatty, P., & Baliga, M. (2012). Review on the Use of Aloe vera (Aloe) in Dermatology. Bioactive Dietary Factors And Plant Extracts In Dermatology, 125-133. https://doi.org/10.1007/978-1-62703-167-7_13

Doggett, S., Dwyer, D., Peñas, P., & Russell, R. (2012). Bed Bugs: Clinical Relevance and Control Options. Clinical Microbiology Reviews, 25(1), 164-192. https://doi.org/10.1128/cmr.05015-11

Goddard, J. (2009). Bed Bugs (Cimex lectularius) and Clinical Consequences of Their Bites. JAMA, 301(13), 1358. https://doi.org/10.1001/jama.2009.405

Versi Terbaru

27/10/2022

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Dwi Ratih Ramadhany


Artikel Terkait

Sering Tidak Disadari, Bulu Mata Juga Bisa Kutuan! Apa Gejalanya?

Jenis Kutu yang Membawa Penyakit ke Manusia


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 27/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan