Ketiga penyakit cacar ini sebenarnya tidak umum di Indonesia, bahkan salah satu jenisnya telah dinyatakan punah oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada akhir 1980 silam.
Tidak seperti cacar air dan cacar api yang umum menyerang kelompok umur tertentu, jenis penyakit cacar ini dapat membahayakan siapapun. Masing-masing memiliki kriteria penyakit yang khas, secara umum dibedakan melalui gejala.
Cacar termasuk salah satu penyakit mematikan sebelum ditemukan vaksinnya, cacar monyet punya tingkat keparahan penyakit yang serius, sedangakan moluskum kontangiosum berpotensi menjadi penyakit menular seksual ketika menyerang kemaluan.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan cara penanganan untuk ketiga jenis penyakit cacar tersebut.
1. Cacar (smallpox)

Virus penyebab penyakit cacar atau smallpox adalah variola. Karakteristik utama dari cacar adalah penyebaran lenting atau bintil lepuhan yang berisi nanah di sekujur tubuh. Gejala memang mirip dengan penyakit cacar air, tak jarang keduanya kerap disamakan.
Akan tetapi, jenis cacar ini telah dinyatakan musnah sejak tahun 1980. Catatan kasus terakhir dari penyakit ini adalah kasus di Afrika pada tahun 1977. Sebelumnya, cacar sempat menjadi wabah berbahaya yang menelan banyak nyawa sejak abad ke-18.
Kemusnahan penyakit cacar merupakan salah satu pencapaian besar dalam dunia medis, hal ini tidak terlepas dari gencarnya program vaksin cacar yang telah dilakukan selama berpuluh-puluh tahun. Vaksin cacar adalah vaksin pertama yang diproduksi untuk menghentikan penyakit yang disebabkan infeksi virus.
Tidak ada pengobatan khusus untuk jenis penyakit cacar ini. Meskipun vaksinnya dapat diandalkan untuk pencegahan penyakit sejenis, tapi sekarang ini vaksin cacar mungkin sulit diperoleh akibat langkanya jenis cacar ini.
2. Cacar monyet (monkeypox)

Cacar monyet alias monkeypox adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus langka. Virus ini merupakan virus zoonosis atau virus yang berasal dari hewan. Sebelumnya monyet adalah inang utama dari virus monkeypox. Oleh sebab itu, penyakit ini disebut dengan cacar monyet.
Gejala penyakit ini secara umum mirip dengan penyakit cacar (smallpox), tetapi diiringi gangguan kesehatan seperti demam, ruam kulit yang melepuh, dan pembengkakan pada kelenjar getah bening di ketiak.
Dari kasus cacar monyet yang ditemukan. Penularan jenis cacar ini awalnya berlangsung dari kontak langsung dan tak langsung antara manusia dengan hewan liar yang terinfeksi.
Sementara, penularan penyakit cacar monyet di antara manusia diduga berlangsung melalui kontak langsung dengan lesi kulit, cairan tubuh, droplet mukosa yang dikeluarkan saat bersin dan batuk, serta paparan material yang terkontaminasi virus cacar monyet.
Bahaya penyakit ini dapat dicegah dengan efektif melalui vaksin. Sementara, antivirus untuk pengobatan cacar air masih terus diteliti secara lebih lanjut. Jenis cidofovir atau tecovirimat sejauh ini menjadi antivirus yang efektif membantu penyembuhan dalam beberapa kasus. Vaksin cacar bisa turut mencegah jenis cacar ini.
3. Moluskum kontangiosum

Infeksi moluskum kontagiosum menyebabkan munculnya ruam atau atau bintil berwarna kemerahan. Bintil biasanya berukuran 2-5 mm dengan bintik di bagian tengah.
Bintil kecil ini dapat muncul pada kulit di bagian tubuh yang terkena virus, seperti di wajah, kelopak mata, ketiak, badan, dan paha (selangkangan). Tidak seperti jenis cacar lainnya, gejala ini tidak muncul di telapak tangan, telapak kaki, dan mulut.
Kemunculan benjolan biasanya tidak disertai peradangan, kecuali jika Anda menggaruk kulit yang terdampak, gejala bintil akan menyebar dalam pola baris, kondisi ini disebut crop.
Jika jenis cacar ini muncul di kelopak mata, maka dapat menyebabkan gejala penyakit mata merah yang juga menular.
Moluskum kontagiosum akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu. Jenis cacar ini biasanya tidak meninggalkan bekas.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar