backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Tes PSA dan Pemeriksaan Lain untuk Diagnosis Kanker Prostat

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 13/10/2022

    Tes PSA dan Pemeriksaan Lain untuk Diagnosis Kanker Prostat

    Umumnya, kanker prostat tidak menimbulkan gejala apapun, terutama pada stadium awal. Namun bila Anda merasakan gejala kanker prostat tertentu, Anda sebaiknya segera pergi ke rumah sakit untuk mendapat pemeriksaan dan diagnosis dari dokter. Salah satu jenis pemeriksaan atau skrining (screening) yang umum dilakukan untuk kanker prostat adalah tes PSA. Apa itu tes PSA dan apa saja jenis pemeriksaan lainnya yang umum dilakukan untuk deteksi kanker prostat?

    Berbagai jenis tes atau pemeriksaan untuk diagnosis kanker prostat

    Ketika Anda merasakan gejala tertentu yang terkait dengan kanker prostat, dokter umumnya akan menanyakan riwayat kesehatan Anda. Riwayat ini termasuk berapa lama Anda sudah merasakan gejala tersebut dan faktor-faktor risiko yang mungkin menyebabkannya, seperti riwayat penyakit dalam keluarga.

    Setelah itu, dokter mungkin akan melakukan serangkaian tes atau pemeriksaan. Namun, jenis tes yang akan Anda jalani tergantung dari jenis kanker yang dicurigai, tanda dan gejala yang dialami, usia dan kondisi kesehatan secara menyeluruh, serta hasil tes medis sebelumnya. Konsultasikan dengan dokter mengenai jenis pemeriksaan yang tepat.

    Berikut berbagai jenis tes atau pemeriksaan yang umumnya dokter lakukan untuk diagnosis kanker prostat:

    1. Digital rectal exam (DRE)

    Digital rectal exam (DRE) atau pemeriksaan colok dubur merupakan pemeriksaan pertama yang umumnya dilakukan dokter. Pada pemeriksan ini, dokter akan menggunakan sarung tangan yang diberi pelumas.

    Kemudian, jari yang berpelumas tersebut akan masuk ke dalam dubur untuk merasakan adanya benjolan atau area abnormal pada prostat yang mungkin merupakan kanker. Bila dokter merasakan adanya area yang abnormal, tes lanjutan mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosis kanker prostat.

    Selain mengetahui keberadaan benjolan atau area yang abnormal, tes ini pun membantu dokter mengetahui apakah benjolan tersebut hanya ada di satu sisi prostat atau di keduanya. Dokter pun bisa mengetahui apakah tumor tersebut telah menyebar ke jaringan di sekitarnya.

    2. Tes PSA

    Tes PSA adalah tes darah yang sering digunakan untuk skrining kanker prostat, baik pada pria yang sudah merasakan gejala maupun yang belum sebagai salah satu cara deteksi dini penyakit ini. 

    Tes ini mengukur jumlah Prostat Specific Antigen (PSA) dalam darah Anda. Setelah darah Anda diambil, sampel darah tersebut akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

    PSA itu sendiri adalah protein yang khusus diproduksi oleh kelenjar prostat. Protein ini umumnya berada di air mani, tetapi PSA juga berada di darah dalam jumlah yang sedikit. 

    Tingkat PSA yang lebih tinggi sering dikaitkan dengan faktor risiko kanker prostat. Namun, sebagian besar pria dengan tingkat PSA tinggi bisa tidak memiliki kanker prostat, tetapi karena faktor lainnya, seperti pembesaran kelenjar prostat (BPH). 

    Dilansir dari American Cancer Society, banyak dokter menggunakan batas PSA 4 ng/mL atau lebih tinggi untuk memutuskan apakah seorang pria perlu tes pemeriksaan lebih lanjut untuk mendeteksi kanker prostat. Namun, beberapa dokter lainnya merekomendasikan untuk tes lebih lanjut meski kadar PSA hanya 2,5 atau 3 ng/mL.

    Namun, selain melihat angka, dokter mungkin akan menggunakan cara lain untuk menafsirkan hasil tes PSA, sebelum merekomendasikan prosedur biopsi. Cara lain tersebut, yaitu kecepatan PSA, kepadatan PSA, atau persentase PSA bebas dan terikat. 

    Bila Anda menjalani tes ini, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah hasil tes PSA Anda memerlukan pemeriksaan lanjutan atau tidak.

    3. Biopsi prostat

    Bila tes DRE dan PSA Anda menunjukkan hasil yang abnormal, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan biopsi guna memastikan diagnosis kanker prostat.

    Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel kecil dari kelenjar prostat untuk kemudian dilihat dan dianalisis di laboratorium. Pada biopsi prostat, umumnya metode yang digunakan adalah core needle biopsy atau biopsi jarum inti. Dokter biasanya dibantu dengan USG transrectal (TRUS), MRI, atau keduanya, selama proses dilakukan.

    Bila hasil tes biopsi Anda positif kanker, dokter akan menentukan stadium kanker prostat yang Anda miliki berdasarkan hasil tes tersebut. Penentuan stadium ini umumnya menggunakan skor Gleason serta tingkat PSA Anda.

    4. Transrectal ultrasound (TRUS)

    Pemeriksaan transrectal ultrasound (TRUS) dilakukan dengan memasukkan alat khusus selebar jari yang telah diberi pelumas ke dalam rektum. Alat ini kemudian mengambil gambar kelenjar prostat dengan memancarkan gelombang suara.

    Selain membantu prosedur biopsi, TRUS juga terkadang dilakukan untuk mencari area yang mencurigakan di dalam prostat atau mengukur ukuran kelenjar prostat, yang dapat membantu menentukan kepadatan PSA. Prosedur ini juga kerap digunakan selama proses pengobatan kanker prostat, terutama terapi radiasi.

    5. MRI

    Magnetic resonance imaging (MRI) dapat membantu dokter memberi gambaran tentang kelenjar prostat dan jaringan di sekitarnya dengan sangat jelas. Untuk diagnosis kanker prostat, pemindaian MRI bisa dilakukan untuk berbagai tujuan, seperti:

    • Membantu menentukan apakah seorang pria butuh melakukan biopsi atau tidak.
    • Memandu jarum biopsi prostat ke area abnormal yang ditargetkan.
    • Membantu menentukan stadium kanker setelah dilakukan biopsi.
    • Mendeteksi penyebaran sel kanker di jaringan di sekitarnya.

    6. Tes lainnya

    Selain beberapa tes yang disebutkan di atas, Anda mungkin butuh menjalani tes pemeriksaan kanker prostat lainnya, terutama bila sel kanker Anda sudah menyebar. Berikut beberapa tes yang mungkin perlu Anda jalani:

    • Scan tulang: Tes ini dilakukan bila sel kanker sudah menyebar ke bagian tulang.
    • CT scan: Tes ini biasanya dilakukan bila sel kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening atau organ tubuh lainnya.
    • Biopsi kelenjar getah bening/lymph node biopsy: Tes ini dilakukan bila sel kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening.

    Apa yang harus dilakukan setelah diagnosis positif kanker prostat?

    Anda mungkin merasa takut, cemas, marah, atau stres begitu Anda mendapat diagnosis positif kanker prostat. Reaksi ini adalah hal yang wajar. Meski demikian, Anda perlu segera bangkit agar tidak menghambat proses pengobatan kanker Anda.

    Bila Anda bingung, Anda bisa mengikuti tips di bawah ini agar pengobatan kanker prostat Anda efektif dan berjalan optimal.

    • Cari informasi sedetail mungkin mengenai pengobatan kanker prostat. Hal ini membantu Anda mempersiapkan diri terhadap setiap kemungkinan yang dapat terjadi dan bisa membuat Anda lebih tenang.
    • Carilah dokter yang menurut Anda paling nyaman diajak berkomunikasi dan mampu menanggapi berbagai keluh kesah yang Anda rasakan.
    • Minta dukungan keluarga.
    • Lindungi diri Anda dari cerita negatif agar tidak membuat Anda stres.
    • Lakukan berbagai hal yang positif, termasuk menghabiskan waktu dengan orang-orang yang berenergi positif. Anda bisa bergabung dalam komunitas, organisasi, serta grup aktivis yang terkait dengan kanker prostat.
    • Terapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan berolahraga sesuai anjuran dokter. Hal ini dapat membantu Anda mencegah kanker prostat menjadi lebih parah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 13/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan