backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Fungsi Kerongkongan (Esofagus) dan Penyakit yang Menyerangnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Adinda Rudystina · Tanggal diperbarui 03/11/2023

Fungsi Kerongkongan (Esofagus) dan Penyakit yang Menyerangnya

Salah satu fungsi kerongkongan adalah membawa makanan ke lambung. Oleh karena itu, organ tubuh ini memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem pencernaan. Namun, fungsi esofagus juga bisa mengalami gangguan. Cari tahu anatomi, fungsi, dan gangguan pada esofagus selengkapnya. 

Anatomi kerongkongan (esofagus)

Kerongkongan (esofagus) adalah saluran panjang yang menghubungkan tenggorokan dan lambung. Panjang kerongkongan sekitar 20 – 25 cm, dimulai dari trakea (batang tenggorok) yang memanjang hingga bagian atas lambung Anda.

Pada bagian awal kerongkongan terdapat epiglotis. Epiglotis merupakan katup kecil yang menutup jalur sistem pernapasan ketika Anda menelan makanan atau cairan. Katup ini berfungsi mencegah masuknya makanan atau cairan ke dalam paru-paru.

Dinding esofagus tersusun dari berlapis-lapis otot yang sama dengan lapisan lambung dan usus. Berikut lapisan otot penyusun esofagus dari luar ke dalam.

  • Adventitia. Lapisan terluar yang tersusun atas jaringan ikat. Adventitia berakhir pada bagian ujung kerongkongan yang berbatasan dengan lambung.
  • Dinding otot. Ada dua macam lapisan otot esofagus, yaitu otot memanjang pada bagian luar dan otot melingkar pada bagian dalam.
  • Submukosa. Pada lapisan ini terdapat kelenjar yang menghasilkan lendir. Lendir berfungsi sebagai pelumas yang memudahkan gerakan makanan.
  • Mukosa. Lapisan paling dalam yang tersusun dari sel-sel epitel bertingkat.

Selain dinding yang berlapis-lapis, kerongkongan Anda juga memiliki sfingter. Ada dua macam sfingter, yaitu sfingter bagian atas (upper esophageal sphincter) dan sfingter bawah (esophageal sphincter)

Sfingter esofagus atas terletak di dekat faring (bagian tenggorokan yang menghubungkan hidung dan mulut). Fungsi sfingter atas adalah mencegah makanan bergerak kembali ke mulut.

Sementara itu, sfingter esofagus bawah terletak pada pertemuan antara kerongkongan dan bagian atas lambung. Saat Anda tidak sedang menelan, sfingter esofagus bawah akan menutup agar isi lambung tidak naik menuju kerongkongan.

Fungsi kerongkongan

tenggorokan kering puasa covid-19

Berikut ini beberapa fungsi esofagus atau kerongkongan pada manusia. 

1. Menghubungkan antara mulut dan lambung

Kerongkongan merupakan organ tubuh yang berada di antara mulut dan saluran pencernaan, termasuk organ lambung

Ketika Anda makan, makanan tersebut akan melewati kerongkongan terlebih dahulu untuk kemudian melalui tahap pencernaan. 

2. Mendorong makanan ke lambung

Fungsi utama dari esofagus adalah membawa makanan dari rongga mulut ke lambung. Proses terdorongnya makanan ke lambung ini dilakukan oleh otot-otot di dalam kerongkongan yang disebut dengan gerak peristaltik

Gerak peristaltik merupakan gerakan meremas dan mendorong untuk membantu makanan bergerak menuju lambung. Gerak yang sama juga terjadi di usus halus dan usus besar.

3. Mencegah naiknya asam lambung

Selain mendorong makanan ke lambung, esofagus juga berfungsi untuk mencegah timbulnya refluks asam lambung. 

Di dalam kerongkongan, terdapat sfingter, yaitu otot berbentuk cincin yang dapat membuka dan menutup. Otot ini berfungsi mencegah makanan, udara, dan asam lambung naik ke kerongkongan.

Kondisi yang menyerang kerongkongan (esofagus)

Sakit Perut, Diare, dan Masalah Pencernaan, Gejala Baru COVID-19

Seperti halnya lambung, usus, dan komponen lainnya dalam sistem pencernaan, esofagus pun dapat mengalami gangguan. Mengutip laman Johns Hopkins Medicine, berikut berbagai kondisi yang bisa menyerang saluran ini.

1. Akalasia

Akalasia merupakan kondisi ketika kerongkongan tidak mampu mendorong makanan atau cairan ke dalam lambung. Kondisi langka ini kemungkinan disebabkan oleh kerusakan sel-sel saraf pada dinding esofagus.

Pada kondisi normal, sfingter esofagus atas seharusnya terbuka ketika Anda menelan agar makanan atau cairan dapat bergerak menuju lambung. Namun, pada penderita akalasia, sfingter tidak menutup sehingga makanan dan cairan justru terjebak.

2. GERD

Gastroesophageal reflux disease (GERD) terjadi ketika otot di ujung kerongkongan, yakni sfingter esofagus bawah tidak menutup dengan sempurna.

Hal ini mengakibatkan fungsi kerongkongan terganggu dan menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan. Kondisi ini membuat penderitanya mengalami rasa terbakar di bagian dada, nyeri pada ulu hati  batuk, sesak napas dan kesulitan untuk menelan. 

Jika terus berlanjut, asam lambung dapat menyebabkan peradangan dan iritasi pada dinding kerongkongan. 

3. Esofagitis

Esofagitis merupakan peradangan atau iritasi yang terjadi pada lapisan kerongkongan yang disebabkan oleh reaksi alergi atau asam lambung

Peradangan biasanya terjadi akibat asam lambung naik. Asam lambung dapat mengikis lapisan esofagus sehingga menimbulkan radang dan iritasi.

Selain itu, peradangan juga dapat disebabkan oleh infeksi, efek obat-obatan tertentu. Penderita umumnya mengalami kesulitan menelan yang disertai dengan:

  • rasa sakit saat menelan,
  • nyeri dada yang semakin parah saat makan,
  • panas atau nyeri pada ulu hati akibat asam lambung naik (heartburn),dan
  • tersangkutnya makanan di dalam kerongkongan.
  • 4. Barrett’s esophagus

    Barrett’s esophagus terjadi ketika lapisan kerongkongan mengalami kerusakan akibat paparan asam lambung secara terus-menerus. Akibatnya, fungsi kerongkongan terganggu.

    Kondisi ini timbul sebagai komplikasi dari penyakit GERD dan esofagitis yang tidak tertangani dengan baik. Asam lambung yang sering naik dapat mengikis lapisan esofagus. 

    Lama-kelamaan, sel-sel lapisan esofagus pun berubah dan mengalami kerusakan. Apabila sudah terjadi kerusakan, inilah yang dikenal sebagai Barrett’s esophagus.

    Penyakit ini berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker esofagus. Meskipun risiko kanker tidak meningkat secara drastis, penderita perlu rutin periksa ke dokter. Hal ini bertujuan agar pengobatan kanker bisa diberikan sedini mungkin.

    5. Kanker esofagus

    Pembentukan kanker esofagus biasanya berawal dari sel-sel yang menyusun lapisan terdalam esofagus. Sel tersebut mengalami mutasi DNA, lalu tumbuh tak terkendali hingga membentuk jaringan abnormal yang bisa menyebar ke seluruh tubuh.

    Terdapat dua jenis kanker esofagus, yaitu adenokarsinoma dan karsinoma sel skuamosa. Adenokarsinoma adalah jenis kanker yang berkembang di jaringan bawah esofagus, tempat memproduksi lendir.

    Sementara itu, karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker yang muncul dan berkembang di sel bagian atas dan tengah esofagus. Penyebab kanker pada kerongkongan belum diketahui secara pasti.

    Akan tetapi, berikut faktor-faktor yang dapat meningkatkan risikonya, seperti mengalami penyakit asam lambung, refluks pada organ empedu, Barrett’s esophagus, atau akalasia, kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol, serta Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.

    Perlu Anda ketahui

    Kanker esofagus dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan sakit maag. Apabila Anda mengalami gejala maag yang semakin parah, penurunan berat badan secara drastis, dan batuk berkepanjangan, segeralah berkonsultasi kepada dokter.

    6. Striktur esofagus

    Striktur esofagus merupakan penyempitan yang abnormal pada kerongkongan. Kondisi ini bisa menghambat masuknya makanan dan cairan ke dalam lambung. Dampaknya, penderita pun sulit menelan dan merasa ada yang tersangkut pada kerongkongannya.

    Ada dua jenis striktur esofagus, yaitu striktur sederhana dan kompleks. Pada striktur sederhana, penyempitan tidak terlalu parah dan bentuknya cukup simetris. Sementara itu, striktur kompleks biasanya lebih panjang dan kerongkongan menjadi lebih sempit.

    Penyempitan esofagus dapat disebabkan oleh esofagitis, GERD, pembedahan, serta pertumbuhan jaringan kanker maupun non-kanker. Pengobatan perlu disesuaikan dengan faktor yang menjadi penyebabnya.

    7. Varises esofagus

    Varises esofagus adalah pembengkakan pembuluh darah yang terjadi di esofagus bagian bawah. 

    Kondisi ini terjadi karena aliran darah menuju hati tersumbat oleh gumpalan darah atau jaringan luka pada hati. Akibatnya, darah kemudian dialirkan ke pembuluh darah yang lebih kecil. 

    Hal ini dapat menyebabkan tekanan besar pada pembuluh darah, sehingga pembuluh darah dapat pecah dan menyebabkan pendarahan hingga mengancam jiwa. 

    Gejala yang muncul umumnya dapat berupa muntah darah, feses berwarna gelap dan berdarah, pusing, hingga hilang kesadaran. 

    Kerongkongan merupakan saluran yang menghubungkan mulut dan lambung. Ketika terjadi masalah pada saluran ini, proses pencernaan terutama menelan secara keseluruhan tentu akan ikut terganggu.

    Jika Anda kerap mengalami keluhan pada kerongkongan, jangan abaikan kondisi ini. Segeralah berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Adinda Rudystina · Tanggal diperbarui 03/11/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan