Tahukah Anda bahwa usus di dalam tubuh akan selalu bergerak untuk mendorong makanan? Proses ini disebut dengan gerak peristaltik. Ketahui lebih lanjut mengenai gerak peristaltik dalam sistem pencernaan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Tahukah Anda bahwa usus di dalam tubuh akan selalu bergerak untuk mendorong makanan? Proses ini disebut dengan gerak peristaltik. Ketahui lebih lanjut mengenai gerak peristaltik dalam sistem pencernaan.
Gerak peristaltik adalah gerakan otomatis, menyerupai gelombang, dari otot-otot saluran pencernaan yang berfungsi mendorong makanan atau cairan melewati saluran pencernaan.
Selain membantu proses pencernaan, gerakan peristaltik memberikan waktu bagi tubuh untuk menyerap zat gizi yang diperlukan sepanjang proses pencernaan.
Selain itu, gerakan ini bertanggung jawab untuk membersihkan akumulasi bakteri dan sisa makanan untuk dibuang melalui anus atau uretra.
Dengan demikian, gerak peristaltik memiliki peran penting dalam proses pencernaan, mulai dari makanan masuk ke saluran cerna hingga keluar dari tubuh melalui feses atau urine.
Ketika makanan atau cairan masuk ke saluran pencernaan, saraf akan merangsang otot untuk memulai serangkaian kontraksi yang disebut gerakan peristaltik.
Gerak peristaltik melibatkan otot-otot yang ada di saluran pencernaan, mulai dari kerongkongan, lambung, serta usus halus dan usus besar.
Gerakan menelan di mulut dan tenggorokan akan mendorong masuk makanan ke kerongkongan. Hal ini merangsang terjadinya gerak peristaltik primer di kerongkongan.
Jika peristaltik primer tidak mampu mendorong makanan berukuran besar masuk ke lambung, dinding kerongkongan akan meregang dan memunculkan gerakan peristaltik sekunder.
Gerakan peristaltik akan berlanjut otomatis menimbulkan kontraksi otot lambung. Di lambung, gerak peristaltik akan melambat untuk memungkinkan terjadinya segmentasi.
Segmentasi adalah gerakan mengaduk-ngaduk makanan guna memberikan kesempatan bagi makanan untuk bercampur dengan cairan lambung.
Dalam proses segmentasi, makanan juga akan dipecah menjadi bagian yang lebih kecil untuk dicerna.
Selanjutnya, gelombang peristaltik lambung akan mendorong makanan memasuki usus.
Dalam proses ini, gerakan peristaltik dan segmentasi masih berlanjut sehingga memungkinkan kantong empedu untuk mencerna dan menyerap zat gizi di usus halus.
Di usus besar, gerakan peristaltik usus akan menyerap air dari makanan yang tidak tercerna ke dalam aliran darah. Kemudian, sisa produk pencernaan dikeluarkan melalui rektum atau anus.
Masalah pada gerakan peristaltik bisa memperlambat atau mempercepat pergerakan makanan melalui saluran pencernaan.
Gerakan yang terlalu cepat dapat menyebabkan diare. Sebaliknya, gerakan yang terlalu lambat menyebabkan sembelit.
Berikut ini beberapa masalah pencernaan yang berkaitan dengan gangguan fungsi gerak peristaltik.
Akalasia adalah kelainan langka pada kerongkongan yang terjadi karena cincin otot pada bagian bawah kerongkongan tidak berkontraksi saat menelan makanan.
Akibatnya, makanan atau minuman tidak dapat masuk ke perut.
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisi ini, tapi kemungkinan akibat kerusakan saraf pada kerongkongan.
Kondisi menyebabkan gejala kesulitan menelan, nyeri ulu hati, dan nyeri dada.
Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gangguan pencernaan yang terjadi karena naiknya asam lambung ke kerongkongan.
GERD terjadi karena otot sfingter esofagus bagian bawah tidak menutup kembali saat makanan masuk ke lambung dan mengakibatkan asam lambung dapat naik ke kerongkongan.
Gangguan pada otot sfingter esofagus ini dapat dipicu oleh kebiasaan makan dalam porsi banyak, berbaring setelah makan, atau konsumsi jenis makanan tertentu.
Gastroparesis adalah pelemahan otot organ lambung sehingga tidak mampu mencerna makanan. Kondisi ini juga mempengaruhi gerakan peristaltik di saluran di pencernaan.
Jika Anda mengalami gastroparesis, gerakan peristaltik melambat atau tidak berfungsi sama sekali, sehingga membuat proses pengosongan perut menjadi terhambat.
Belum diketahui secara pasti penyebabnya, tapi diduga gastroparesis terjadi akibat kerusakan saraf yang memberikan sinyal pada otot perut untuk berkontraksi.
Penyakit hirschsprung adalah gangguan pencernaan bawaan lahir yang terjadi akibat hilangnya sel-sel saraf pada otot usus besar.
Sel saraf pada otot usus pencernaan berfungsi untuk merangsang gerakan peristaltik untuk menggerakkan makanan. Tanpa sel-sel saraf, isi usus akan tertahan dan terjadi penyumbatan pada usus.
Belum diketahui secara pasti penyebab kondisi ini, tapi diduga berkaitan dengan mutasi genetik.
Mengingat pentingnya gerak peristaltik, Anda perlu mengetahui cara menjaga fungsinya berjalan dengan baik.
Mengutip Cleveland Clinic. berikut ini beberapa perubahan gaya hidup yang bisa anda lakukan.
Gerakan peristaltik terjadi secara otomatis untuk membantu mendorong makanan melewati saluran pencernaan.
Masalah pada gerak otot ini biasanya dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup. Namun, terkadang gangguan dapat disebabkan oleh masalah sistem saraf.
Jika Anda sering mengalami masalah pencernaan seperti konstipasi, diare, sakit perut, atau mual, sebaiknya segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar