backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Fungsi Penting Gerak Peristaltik dalam Sistem Pencernaan

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 06/03/2024

Fungsi Penting Gerak Peristaltik dalam Sistem Pencernaan

Tahukah Anda bahwa usus di dalam tubuh akan selalu bergerak untuk mendorong makanan? Proses ini disebut dengan gerak peristaltik. Ketahui lebih lanjut mengenai gerak peristaltik dalam sistem pencernaan.

Apa yang dimaksud dengan gerak peristaltik?

Gerak peristaltik adalah gerakan otomatis, menyerupai gelombang, dari otot-otot saluran pencernaan yang berfungsi mendorong makanan atau cairan melewati saluran pencernaan.

Selain membantu proses pencernaan, gerakan peristaltik memberikan waktu bagi tubuh untuk menyerap zat gizi yang diperlukan sepanjang proses pencernaan. 

Selain itu, gerakan ini bertanggung jawab untuk membersihkan akumulasi bakteri dan sisa makanan untuk dibuang melalui anus atau uretra. 

Dengan demikian, gerak peristaltik memiliki peran penting dalam proses pencernaan, mulai dari makanan masuk ke saluran cerna hingga keluar dari tubuh melalui feses atau urine. 

Cara kerja gerak peristaltik

ilustrasi gerak peristaltik

Ketika makanan atau cairan masuk ke saluran pencernaan, saraf akan merangsang otot untuk memulai serangkaian kontraksi yang disebut gerakan peristaltik.

Gerak peristaltik melibatkan otot-otot yang ada di saluran pencernaan, mulai dari kerongkongan, lambung, serta usus halus dan usus besar. 

1. Kerongkongan

Gerakan menelan di mulut dan tenggorokan akan mendorong masuk makanan ke kerongkongan. Hal ini merangsang terjadinya gerak peristaltik primer di kerongkongan.

Jika peristaltik primer tidak mampu mendorong makanan berukuran besar masuk ke lambung, dinding kerongkongan akan meregang dan memunculkan gerakan peristaltik sekunder.

2. Lambung

Gerakan peristaltik akan berlanjut otomatis menimbulkan kontraksi otot lambung. Di lambung, gerak peristaltik akan melambat untuk memungkinkan terjadinya segmentasi.

Segmentasi adalah gerakan mengaduk-ngaduk makanan guna memberikan kesempatan bagi makanan untuk bercampur dengan cairan lambung.

Dalam proses segmentasi, makanan juga akan dipecah menjadi bagian yang lebih kecil untuk dicerna.

3. Usus

Selanjutnya, gelombang peristaltik lambung akan mendorong makanan memasuki usus.

Dalam proses ini, gerakan peristaltik dan segmentasi masih berlanjut sehingga memungkinkan kantong empedu untuk mencerna dan menyerap zat gizi di usus halus. 

Di usus besar, gerakan peristaltik usus akan menyerap air dari makanan yang tidak tercerna ke dalam aliran darah. Kemudian, sisa produk pencernaan dikeluarkan melalui rektum atau anus. 

Apa itu gerak peristaltik terbalik?

Gerak peristaltik terbalik terjadi ketika kontraksi otot yang seharusnya bergerak maju justru berbalik, atau bergerak mundur dari usus kecil, ke kerongkongan, dan mulut. Inilah yang menyebabkan refleks muntah. 

Gangguan gerak peristaltik

Masalah pada gerakan peristaltik bisa memperlambat atau mempercepat pergerakan makanan melalui saluran pencernaan.

Gerakan yang terlalu cepat dapat menyebabkan diare. Sebaliknya, gerakan yang terlalu lambat menyebabkan sembelit. 

Berikut ini beberapa masalah pencernaan yang berkaitan dengan gangguan fungsi gerak peristaltik. 

1. Akalasia

Akalasia adalah kelainan langka pada kerongkongan yang terjadi karena cincin otot pada bagian bawah kerongkongan tidak berkontraksi saat menelan makanan.

Akibatnya, makanan atau minuman tidak dapat masuk ke perut.

Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisi ini, tapi kemungkinan akibat kerusakan saraf pada kerongkongan.

Kondisi menyebabkan gejala kesulitan menelan, nyeri ulu hati, dan nyeri dada. 

2. GERD

Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gangguan pencernaan yang terjadi karena naiknya asam lambung ke kerongkongan. 

GERD terjadi karena otot sfingter esofagus bagian bawah tidak menutup kembali saat makanan masuk ke lambung dan mengakibatkan asam lambung dapat naik ke kerongkongan. 

Gangguan pada otot sfingter esofagus ini dapat dipicu oleh kebiasaan makan dalam porsi banyak, berbaring setelah makan, atau konsumsi jenis makanan tertentu.

3. Gastroparesis

Gastroparesis adalah pelemahan otot organ lambung sehingga tidak mampu mencerna makanan. Kondisi ini juga mempengaruhi gerakan peristaltik di saluran di pencernaan.

Jika Anda mengalami gastroparesis, gerakan peristaltik melambat atau tidak berfungsi sama sekali, sehingga membuat proses pengosongan perut menjadi terhambat.

Belum diketahui secara pasti penyebabnya, tapi diduga gastroparesis terjadi akibat kerusakan saraf yang memberikan sinyal pada otot perut untuk berkontraksi. 

4. Penyakit hirschsprung

Penyakit hirschsprung adalah gangguan pencernaan bawaan lahir yang terjadi akibat hilangnya sel-sel saraf pada otot usus besar. 

Sel saraf pada otot usus pencernaan berfungsi untuk merangsang gerakan peristaltik untuk menggerakkan makanan. Tanpa sel-sel saraf, isi usus akan tertahan dan terjadi penyumbatan pada usus. 

Belum diketahui secara pasti penyebab kondisi ini, tapi diduga berkaitan dengan mutasi genetik. 

Tips menjaga kesehatan gerak peristaltik

olahraga intensitas sedang

Mengingat pentingnya gerak peristaltik, Anda perlu mengetahui cara menjaga fungsinya berjalan dengan baik.

Mengutip Cleveland Clinic. berikut ini beberapa perubahan gaya hidup yang bisa anda lakukan.

  • Berolahraga. Lakukan olahraga secara rutin setidaknya 30 menit sehari agar sistem pencernaan berfungsi dengan baik. 
  • Minum air yang cukup. Minum air putih setidaknya 8 gelas sehari untuk melancarkan sistem pencernaan.
  • Makan makanan berserat. Konsumsi makanan tinggi serat seperti biji-bijian, buah, dan sayuran dapat merangsang gerakan peristaltik. 
  • Kurangi makanan olahan. Batasi konsumsi makanan berlemak atau makanan olahan yang memperlambat kinerja sistem pencernaan. 

Gerakan peristaltik terjadi secara otomatis untuk membantu mendorong makanan melewati saluran pencernaan. 

Masalah pada gerak otot ini biasanya dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup. Namun, terkadang gangguan dapat disebabkan oleh masalah sistem saraf.

Jika Anda sering mengalami masalah pencernaan seperti konstipasi, diare, sakit perut, atau mual, sebaiknya segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 06/03/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan