Rasa nyeri pada perut bisa berasal dari banyak faktor, mulai dari salah makan hingga kondisi yang lebih serius seperti ulkus duodenum. Jika terus dibiarkan, kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi dan bahkan kerusakan pada saluran pencernaan.
Apa itu ulkus duodenum?
Ulkus duodenum (tukak duodenum) adalah luka terbuka yang muncul pada lapisan dalam usus dua belas jari.
Sebagai bagian pertama dari usus halus, usus dua belas jari (duodenum) berfungsi menerima empedu dan enzim-enzim untuk proses pencernaan.
Tukak duodenum merupakan bagian dari ulkus peptikum (peptic ulcer), yaitu kondisi saat terbentuk luka pada lapisan lambung atau usus dua belas jari.
Luka yang terbentuk pada lambung lebih dikenal sebagai tukak lambung (stomach ulcer).
Mengutip laman Cleveland Clinic, sebanyak 1 dari 10 orang mengalami ulkus peptikum.
Kondisi ini lebih umum terjadi pada orang-orang yang rutin menggunakan obat NSAID, memiliki riwayat serupa dalam keluarganya, dan mengonsumsi alkohol.
Kendati luka pada usus bisa sembuh tanpa pengobatan, Anda tidak boleh mengabaikan gejalanya.
Tanpa pengobatan yang tepat, ulkus lama-kelamaan dapat mengakibatkan perdarahan hingga terbentuknya lubang pada usus.
Tanda dan gejala ulkus duodenum
Setiap orang dapat menunjukkan gejala yang berbeda. Beberapa orang bahkan tidak mengalami gejala sama sekali.
Namun, tanda-tanda yang biasanya muncul saat mengalami ulkus duodenum antara lain:
- nyeri pada perut bagian kanan atau tengah,
- nyeri yang baru hilang setelah Anda makan atau minum obat antasida,
- panas atau tidak nyaman pada ulu hati (heartburn),
- kembung,
- mual, dan
- muntah.
Tukak duodenum yang telah bertambah parah dapat menimbulkan gejala lebih lanjut berupa:
- sakit perut yang parah,
- muntah darah,
- feses berwarna hitam akibat perdarahan (melena),
- penurunan berat badan, serta
- penurunan nafsu makan.
Penyebab ulkus duodenum
Dalam kondisi normal, dinding usus terlindungi oleh lapisan lendir. Akan tetapi, lapisan lendir ini dapat terkikis oleh asam lambung sehingga menjadi tipis.
Tanpa lapisan lendir sebagai pelindung, asam lambung lama-kelamaan bisa melukai dinding usus.
Ada dua faktor yang bisa menyebabkan pengikisan lapisan lendir pada penderita ulkus duodenum, yaitu infeksi bakteri dan pemakaian obat-obatan NSAID.
1. Infeksi bakteri
Lambung dan duodenum merupakan habitat bagi bakteri Helicobacter pylori.
Meskipun tidak selalu menyebabkan penyakit, bakteri ini dapat menyebabkan peradangan, iritasi, dan kerusakan pada lapisan lendir lambung atau usus halus.
2. Penggunaan obat NSAID
Obat-obatan dari golongan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) atau antinyeri dapat memicu iritasi lambung dan peradangan pada saluran pencernaan.
Contoh obat dalam golongan NSAID yaitu ibuprofen, diclofenac, ketoprofen, naproksen, dan ketorolac.
Diagnosis ulkus duodenum
Dokter bisa mendiagnosis tukak duodenum dengan memeriksa gejala Anda. Bila Anda tidak mengonsumsi obat-obatan NSAID, besar kemungkinan penyebabnya berasal dari infeksi bakteri H. pylori.
Meski demikian, dokter juga dapat merekomendasikan pemeriksaan berikut bila perlu.
1. Tes H. pylori
Dokter bisa mendeteksi infeksi H. pylori melalui pemeriksaan napas, darah, atau feses.
Pemeriksaan ini juga akan membantu menentukan metode pengobatan terbaik untuk mengurangi gejala dan mematikan bakteri penyebab ulkus duodenum.
2. Endoskopi saluran cerna atas
Endoskopi saluran cerna atas merupakan pemeriksaan dengan memasukkan kamera ke dalam kerongkongan hingga duodenum.
Kamera pada endoskop akan menangkap kelainan, peradangan, dan luka yang tampak pada saluran pencernaan.
3. Tes pencitraan
Terkadang, dokter perlu menggunakan tes pencitraan seperti rontgen atau CT scan untuk mendeteksi luka pada lambung dan usus.
Sebelum tes, dokter biasanya meminta pasien untuk meminum cairan khusus yang akan tampak pada saat pemeriksaan.
Pengobatan ulkus duodenum
Berikut pengobatan ulkus duodenum secara medis maupun alami.
1. Pengobatan secara medis
Berikut beberapa pengobatan untuk mengatasi tukak duodenum.
- Antibiotik untuk mematikan bakteri H. pylori, seperti amoxicillin, tetrasiklin, dan clarithromycin.
- Antasida untuk menetralkan asam lambung, seperti magnesium hidroksida.
- Histamine (H-2) blockers untuk mengurangi produksi asam lambung, seperti famotidine, nizatidine, dan cimetidine.
- Proton pump inhibitors (PPI) untuk menghambat produksi asam lambung dan membantu penyembuhan, seperti omeprazole, lansoprazole, dan rabeprazole.
- Obat pelindung lambung dan usus halus, seperti sucralfate dan misoprostol.
2. Pengobatan secara alami
Luka pada lambung dan usus halus terkadang dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, beberapa pengobatan secara alami berikut mungkin dapat Anda coba.
- Kubis: kaya akan vitamin C dan antioksidan yang bisa melawan infeksi bakteri H. pylori.
- Madu: sumber antioksidan yang baik untuk meredakan berbagai penyakit, termasuk infeksi bakteri. Riset pada tikus dalam Iranian Red Crescent Medical Journal menyebutkan bahwa madu dapat melawan bakteri H. pylori dan mencegah perkembangannya.
- Lidah buaya: lidah buaya juga memiliki sifat antibakteri yang baik dikonsumsi penderita ulkus duodenum. Lidah buaya dapat mengurangi jumlah asam dalam lambung yang diproduksi oleh lambung.
Kesimpulan
Ulkus duodenum merupakan luka pada dinding usus dua belas jari akibat infeksi bakteri atau penggunaan obat-obatan NSAID. Kenali tanda-tandanya dan jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter untuk mencegah kondisi ini bertambah parah.
[embed-health-tool-bmr]