Appendektomi sering menjadi prosedur yang dipilih untuk menyembuhkan radang usus buntu. Setelahnya, perlu berbagai perawatan yang harus dilakukan pasca operasi usus buntu agar lebih cepat pulih. Apa saja yang perlu diperhatikan?
Hal penting yang diperhatikan pasca operasi usus buntu
Radang usus buntu (apendisitis) menandakan adanya peradangan pada apendiks. Kondisi ini menunjukkan gejala yang khas berupa sakit perut yang muncul di sisi kanan bawah.
Selain itu, beberapa juga mengalami gejala usus buntu lainnya, seperti demam, mual dan muntah, serta diare.
Jika tidak ditangani dengan segera, abses (benjolan berisi nanah) dapat terbentuk dan usus buntu yang meradang akan pecah.
Kondisi usus buntu pecah tentunya dapat menyebarkan infeksi yang bisa mengancam jiwa. Itulah sebabnya, usus buntu yang meradang dan terinfeksi perlu segera diangkat lewat operasi pembedahan.
Pasca operasi usus buntu, terdapat beberapa hal yang perlu Anda diperhatikan. Berikut di antaranya.
1. Durasi istirahat setelah operasi usus buntu
Operasi usus buntu termasuk tindakan medis kecil yang efeknya tidak terlalu parah. Namun, bukan berarti Anda dapat langsung melakukan berbagai aktivitas pasca operasi usus buntu. Faktanya, tubuh Anda tetap memerlukan waktu untuk memulihkan diri.
Waktu pemulihan biasanya tergantung pada kondisi masing-masing dan jenis prosedur medis yang dipilih. Pasalnya, ada dua prosedur yang tujuannya sama, yaitu mengangkat bagian usus buntu yang meradang tapi waktu pemulihannya berbeda.
Laparoskopi
Laparoskopi biasanya dipilih ketika usus buntu yang meradang belum pecah dan belum menimbulkan komplikasi.
Jenis operasi ini memakan waktu pemulihan yang lebih cepat ketimbang operasi terbuka. Alasannya, karena laparoskopi tidak menimbulkan luka besar pada pasien sehingga pasien dapat cepat sembuh.
Waktu pemulihan tubuh pasca operasi usus buntu ini sekitar 1 – 3 minggu. Setelahnya, Anda dapat kembali bekerja, olahraga pasca operasi, serta melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
Operasi terbuka
Pada kasus usus buntu yang cukup parah, operasi terbuka akan dijadikan sebagai perawatan medis pilihan. Jenis operasi ini mengharuskan dokter membuat sayatan besar di sekitar perut.
Hal tersebut membuat Anda harus merawat luka operasi sambil menunggunya sembuh dulu, baru Anda dapat melakukan berbagai aktivitas normal.
Belum lagi, prosedur ini membuat jaringan di sekitar perut Anda robek sehingga akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuatnya ‘menyatu kembali’.
Waktu pemulihannya adalah 4 minggu. Setelah itu, biasanya jahitan bekas operasi sudah dapat dicabut dan jaringan di sekitar usus telah membaik. Sementara, jaringan di sekitar perut Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih, yaitu sekitar 6 minggu.
2. Perhatikan pola makan sehari-hari
Setelah operasi usus buntu, pantangan tidak hanya sebatas aktivitas saja, tapi juga pada pilihan makanan. Pasalnya, usus Anda belum sepenuhnya bekerja dengan baik dalam mencerna makanan pasca operasi usus buntu.
Selama pemulihan, terutama 7 – 10 hari pertama pasca operasi, Anda sebaiknya menghindari konsumsi makanan yang mengandung gas dan lemak tinggi, makanan yang terlalu padat, makanan yang tinggi akan kandungan gula, serta makanan pedas.
Makanan dengan gas dan lemak yang tinggi seperti gorengan, susu, dan es krim dapat menimbulkan penumpukan lemak pada bagian usus yang diangkat. Makanan jenis ini juga bisa membuat perut merasa kembung dan tidak nyaman.
Makanan yang bertekstur padat turut menjadi pantangan karena akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna.
Sementara itu, makanan dengan cita rasa kuat seperti makanan pedas dan makanan tinggi gula yang juga menjadi salah satu makanan penyebab usus buntu tidak disarankan untuk dikonsumsi karena dapat memicu terjadinya diare.
Cobalah makan makanan yang rasanya cenderung hambar dan bertekstur lembut. Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa meminta rekomendasi dari dokter atau ahli gizi mengenai jenis makanan apa yang baik untuk dikonsumsi pasca operasi usus buntu.
Makanlah perlahan dengan porsi yang lebih kecil tapi dengan frekuensi yang lebih sering, misalnya 6 – 8 kali. Cara ini akan membantu Anda dalam peralihan ke pola makan sebelum operasi.
3. Istirahat yang cukup pasca operasi usus buntu
Selama Anda aktif menjalani kegiatan, gunakan waktu secara bijak untuk beristirahat. Istirahat yang cukup akan mendukung sistem kekebalan tubuh sehingga mendorong proses pemulihan pasca operasi usus buntu jadi lebih cepat.
Hindari berbagai kegiatan yang bisa mengurangi waktu Anda beristirahat, contohnya main ponsel atau menonton film. Anda boleh-boleh saja melakukan kegiatan tersebut, tapi durasinya tetap harus dibatasi.
Anda juga perlu memerhatikan posisi tidur, karena salah-salah malah bisa membuat komplikasi appendektomi terjadi, yaitu perdarahan.
Menurut situs Speciality Surgery Center, posisi tidur terbaik pasca operasi usus buntu di sekitar perut yaitu tidur telentang. Posisi tidur ini tidak memberi tekanan pada luka bekas operasi sehingga menghindari terjadinya perdarahan.
4. Jaga luka tetap bersih
Selain perdarahan, komplikasi pasca operasi usus buntu yang bisa terjadi adalah infeksi. Jadi, perawatan yang perlu Anda lakukan adalah menjaga luka bekas operasi agar tetap bersih.
Biasanya, sebelum Anda pulang ke rumah, dokter akan memberitahu Anda bagaimana cara membersihkan luka yang benar. Ikuti cara tersebut dan lakukan secara rutin sesuai dengan yang telah disarankan.
Jaga area luka bekas operasi usus buntu agar tetap kering. Bila khawatir akan sering bergesekan dengan pakaian, Anda bisa menutupinya dengan perban kasa. Jangan lupa untuk menggantinya setiap hari.
Pastikan tidak memakai pakaian yang berkancing dan tidak ketat. Jenis pakaian seperti ini memudahkan Anda untuk memakai sekaligus membukanya tanpa menimbulkan tekanan yang besar pada bekas luka.
Selain melakukan berbagai perawatan di atas, ingatlah untuk selalu waspada dengan kondisi Anda. Bila luka mengalami perdarahan atau Anda mulai merasakan gejala lainnya, segera hubungi dokter.
[embed-health-tool-bmr]