Anda yang memiliki masalah asam lambung, seperti maag atau GERD, mungkin khawatir gejala sering kambuh saat puasa. Naiknya asam lambung saat puasa bisa sangat mengganggu aktivitas. Agar ibadah puasa tetap lancar meskipun punya penyakit asam lambung, Anda sebaiknya mengenali ciri-ciri kambuhnya gejala, lalu melakukan penanganan yang tepat.
Ciri-ciri asam lambung naik saat puasa
Masalah asam lambung bisa menghambat bahkan membatalkan ibadah puasa ketika Anda tidak melakukan penanganan segera sejak kemunculan gejala awal.
Akibatnya, gejala bisa bertambah parah sehingga tidak memungkinkan bagi Anda untuk melanjutkan puasa.
Untuk itu, ketahui dengan baik tanda-tanda asam lambung naik ketika berpuasa berikut ini.
1. Rasa panas di dada
Gejala utama asam lambung naik adalah sensasi terbakar atau panas di bagian dada, yang sering kali menjalar hingga tenggorokan.
Kondisi yang dikenal dengan heartburn ini biasanya terasa lebih parah saat perut kosong atau setelah berbuka dengan makanan berat.
2. Mulut terasa asam atau pahit
Ketika asam lambung naik, cairan asam dapat mencapai mulut, menyebabkan rasa asam atau pahit yang mengganggu.
Sensasi ini sering dirasakan saat sendawa atau mual.
3. Perut kembung dan begah
Perut terasa penuh, sesak, atau bergas juga merupakan ciri-ciri asam lambung saat puasa.
Kembung terjadi akibat produksi gas berlebih di lambung, yang sering dipicu oleh asam lambung yang meningkat karena perut kosong dalam waktu lama.
4. Mual dan muntah
Ketidakseimbangan produksi asam lambung dapat memicu rasa mual, terutama saat sahur atau menjelang berbuka.
Dalam kasus yang lebih parah, mual dapat disertai muntah jika Anda terlalu banyak makan atau mengonsumsi makanan tinggi lemak, pedas, atau asam.
5. Nyeri di bagian atas perut
Beberapa orang merasakan nyeri atau ketidaknyamanan di bagian atas perut (ulu hati).
Rasa sakit ini sering muncul akibat peradangan di lapisan lambung atau tekanan asam lambung yang meningkat.
6. Sering sendawa
Sendawa berlebihan menjadi salah satu tanda khas asam lambung naik.
Ini adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan gas dari lambung, tetapi sering kali disertai rasa tidak nyaman di dada atau tenggorokan.
7. Batuk kering atau tenggorokan tidak nyaman
Cairan asam lambung yang naik hingga kerongkongan dapat mengiritasi saluran pernapasan sehingga memicu batuk kering atau rasa gatal di tenggorokan.
Jika kondisi ini berlangsung lama, iritasi tersebut dapat menyebabkan peradangan ringan di sekitar tenggorokan, membuat suara menjadi serak atau tidak nyaman saat berbicara.
8. Sulit menelan
Asam lambung yang naik saat puasa dapat menyebabkan iritasi pada kerongkongan, membuat proses menelan terasa nyeri atau sulit.
Sensasi ini juga dapat disertai rasa seperti ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan.
Dalam beberapa kasus, iritasi yang berulang dapat memengaruhi fungsi kerongkongan. Akibatnya, Anda kesulitan mengonsumsi makanan atau minuman tertentu.
Penyebab asam lambung naik saat puasa
Naiknya asam lambung saat puasa dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan.
Salah satu penyebab utamanya adalah kondisi lambung yang kosong terlalu lama sehingga merangsang produksi asam secara berlebihan.
Selain itu, pola makan yang kurang sehat saat sahur atau berbuka, seperti mengonsumsi makanan berlemak, pedas, atau asam, dapat memperburuk kondisi lambung.
Kebiasaan langsung tidur setelah sahur menjadi faktor lain yang meningkatkan risiko refluks asam lambung. Posisi berbaring mempermudah asam lambung naik ke kerongkongan.
Kombinasi faktor-faktor ini sering kali memicu gejala asam lambung naik yang mengganggu selama puasa.
Cara mengatasi asam lambung naik saat puasa
Ketika gejala naiknya asam lambung muncul, ikuti beberapa tips menjalani puasa bagi penderita asam lambung berikut ini.
- Jika rasa tidak nyaman masih bisa ditoleransi, jangan dulu membatalkan puasa. Istirahatkan tubuh sebentar. Berhentilah beraktivitas, lalu duduk dengan posisi tegak, dan longgarkan pakaian, misalnya celana, untuk mengurangi tekanan di perut.
- Ketika berbuka, minum air putih hangat untuk membantu menenangkan lambung.
- Konsumsi makanan saat sahur yang mudah dicerna, seperti oatmeal, pisang, atau nasi.
- Hindari makanan yang memicu asam lambung saat berbuka dan sahur, seperti gorengan, makanan pedas, dan cokelat.
- Beristirahat dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.
- Konsumsi obat antasida sesuai anjuran dokter jika diperlukan.
- Hindari aktivitas berat atau olahraga intens setelah makan.