Pernahkah Anda mendengar istilah purple crying pada bayi? Istilah ini tidak merujuk pada kondisi tubuh bayi yang berubah menjadi ungu (purple) saat menangis karena pasokan udaranya tidak mencukupi. Lantas, apa itu purple crying dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Apa itu purple crying?
Sebagian besar orangtua mungkin merasa khawatir saat anaknya yang baru lahir menangis. Apalagi jika tangisan ini terjadi terus menerus selama beberapa jam misalnya.
Sebagai orangtua, Anda mungkin berpikir bahwa si bayi yang baru lahir ini mungkin merasakan sakit atau sedang dalam kondisi tidak sehat.
Namun, bayi yang menangis secara terus-menerus tidak selalu disebabkan oleh hal demikian. Bayi yang terus menangis bisa menandakan bahwa ia mengalami purple crying.
Purple crying adalah tahapan perkembangan normal bayi yang ditandai dengan menangis terus-menerus. Bayi mulai memasuki tahapan ini sebelum ia berusia 3 minggu dan berlanjut hingga ia berusia sekitar 3 atau 4 bulan.
Perlu diketahui bahwa bayi yang sehat biasanya lebih sering menangis. Ini adalah cara mereka berkomunikasi, bila mereka merasa lapar atau ingin buang air.
Jadi, purple crying yang terjadi pada bayi adalah kondisi normal dan tidak perlu Anda khawatirkan.
Nah, tahapan ini dinamakan purple crying karena merupakan singkatan dari beberapa kata. Menurut American Academy of Pediatric, singkatan tersebut terdiri dari:
- P singkatan dari kata peak of crying. Selama beberapa bulan bayi akan mengalami puncak tangisan di bulan kedua dan akan berkurang pada bulan ketiga hingga kelima.
- U singkatan dari kata unexpected. Tangisan akan terjadi secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas.
- R singkatan dari kata resist soothing. Anda mungkin akan sulit menenangkannya seperti biasa.
- P singkatan dari kata pain like-face. Pada tahap ini bayi akan terlihat kesakitan padahal ia tidak merasa sakit.
- L singkatan dari kata long lasting. Durasi tangisan bisa berlangsung 30 menit bahkan berjam-jam dan terjadi selama beberapa hari.
- E singkatan dari kata evening. Biasanya tangisan puncaknya terjadi di malam hari.
Cara mengatasi purple crying pada bayi
Mengetahui tahapan menangis pada bayi ini memberi ketenangan pikiran bagi orangtua. Hal ini sekaligus membantu orangtua menemukan cara tepat untuk mengatasinya.
Sebenarnya, cara meredakan tangisan bayi tidaklah berbeda, hanya saja butuh waktu dalam menerapkannya.
Agar lebih jelas, beberapa teknik berikut ini bisa membantu mengatasi purple crying pada bayi, di antaranya:
Melakukan kontak antarkulit
Menempatkan bayi di pelukan Anda memberi peluang adanya kontak kulit Anda dan buah hati. Cara ini akan memberi perasaan nyaman sehingga bisa membantu menghentikan tangis bayi.
Menyelimuti si Kecil
Selain sentuhan, menyelimuti bayi dapat memberikan kehangatan dan menambah rasa aman. Hal ini diharapkan dapat menghentikan tangisnya untuk sementara.
Menggendong bayi Anda
Jika masih terus menangis, cobalah untuk menggendong bayi sambil berjalan atau menggoyangkan tubuh. Tindakan ini dimaksudkan untuk memberi tahu si Kecil bahwa sang ibu atau ayah berada di sisinya.
Memandikan bayi dengan air hangat
Jika ia menangis menjelang waktu mandi, segera mandikan bayi dengan air hangat. Ini akan membantu mengurangi stres pada bayi.
Mengajaknya keluar rumah
Mengajak bayi ke taman atau halaman rumah untuk menikmati udara segar bisa membantu menenangkan bayi saat ia menangis.
Memeriksa tubuh bayi
Jika cara mengatasi purple crying pada bayi sebelumnya tidak menunjukkan hasil, Anda perlu mengecek suhu tubuhnya.
Cobalah untuk mengganti popoknya atau memberinya makan jika memang sudah waktunya makan.
Jika tidak ampuh, apa yang harus dilakukan?
Jika berbagai cara di atas tidak juga mampu meredakan purple crying yang dialami si Kecil, segera periksakan ke dokter.
Dokter akan membantu Anda menemukan penyebab tangisan si Kecil sekaligus memberinya perawatan agar kondisinya jauh lebih baik.
[embed-health-tool-vaccination-tool]