backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Tips dan Trik Jitu Menghadapi Si Kecil yang Suka Menggigit Temannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 10/09/2020

    Tips dan Trik Jitu Menghadapi Si Kecil yang Suka Menggigit Temannya

    Sebagai orangtua dari balita yang sedang aktif-aktifnya bermain, pernahkah Anda menghadapi situasi berikut? Ketika di taman bermain, tiba-tiba Anda melihat si kecil menggigit lengan teman bermain sampai menangis. Panik, Anda buru-buru menariknya dari “TKP’ dan sibuk meminta maaf pada ibu si teman. Selanjutnya, Anda jadi terheran-heran. Kenapa anak suka menggigit, tidak hanya temannya tapi juga mainannya di rumah, dan apa cara terbaik untuk menangani situasi ini?

    Kenapa anak suka menggigit?

    Balita usia 1-3 tahun suka menggigit obyek terdekatnya. Mungkin satu waktu Anda atau pasangan yang jadi “korban’, di waktu lainnya mungkin kakaknya sendiri, hingga guru atau teman-temannya di PAUD. Kebiasaan menggigit di rentang usia ini masih tergolong normal, dan biasanya dipicu sesuatu hal seperti:

    Rasa penasaran dan ingin tahu

    Kebiasaan bayi suka menggigit umumnya berasal dari kombinasi rasa ingin tahu terhadap lingkungan sekitarnya dan insting mencari makanan. Ditambah dengan kemampuan motorik serta jangkauan gerak tubuh yang mulai berkembang pesat, ia akan lebih mudah meraih suatu benda dan memasukkannya ke dalam mulut karena mengiranya makanan.

    Membutuhkan perhatian

    bayi pakai empeng isap jempol

    Rasa penasaran juga memicu keingintahuan mereka terhadap respon orang lain dari tindakannya. Apakah orang itu (Anda atau pasangan, misalnya) akan marah, tertawa, menangis, atau kaget ketika ia menggigit tangan Anda atau barang di sekitarnya.

    Mengusir rasa sakit

    Ketika bayi mulai tumbuh gigi, ia akan lebih sering menggigit jari atau mainannya untuk meringankan rasa sakitnya. Atau bahkan puting susu ibunya saat menyusui.

    Mengekspresikan rasa marah dan kesal

    Bayi masih cenderung sulit untuk mengekspresikan emosi mereka. Maka ketika anak merasa kesal atau diabaikan, menggigit adalah satu cara bayi untuk berkomunikasi demi mendapatkan perhatian.

    Tips dan trik menghadapi anak yang suka menggigit

    Jika lain waktu Anda memergoki anak menggigit temannya atau benda apa pun yang ada di dekatnya, jangan panik. Ikuti beberapa langkah berikut untuk mengatasinya.

  • Jangan langsung memarahi atau meneriakinya. Tetap tenang dan sebaiknya langsung jauhi anak Anda dari orang yang digigitnya. Marah-marah hanya membuat si kecil ikut merasa frustrasi hingga semakin sulit ditangani. Tindakan ini juga berlaku ketika Anda melihat anak menggigit benda yang seharusnya tidak dimakan atau dimasukkan ke mulut.
  • Tenangkan anak dan tanyakan padanya, kenapa ia menggigit orang lain. Tunjukkan hasil gigitannya pada anak, supaya ia mengerti bahwa tindakannya itu menyakiti orang lain. Ini membuat anak merenungkan perbuatannya dan tidak lagi mengulangi perbuatannya.
  • Kemudian, ajarkan anak untuk meminta maaf kepada orang yang digigitnya. Selanjutnya, biarkan anak kembali bermain dengan temannya.
  • Tips untuk menghentikan kebiasaan menggigit pada anak

    anak menggigit

    Kebiasaan menggigit pada anak harus dihentikan. Anda bisa membantu anak untuk menghilangkan kebiasaan tersebut dengan cara berikut:

    • Tegaskan pada anak bahwa menggigit itu perilaku yang tidak baik. Menggigit temannya bisa membuat mereka kesakitan, sementara menggigit mainan atau benda lain bisa membuat benda tersebut jadi rusak.
    • Pertimbangkan untuk memilih playgroup atau tempat penitipan anak yang lebih sedikit jumlah muridnya. Ini menghindari anak merasa terabaikan sehingga kemungkinan besar tidak akan menggigit temannya untuk mendapatkan perhatian pengawas atau pengasuh.
    • Ajari anak untuk mengekspresikan dirinya, saat sedang sedih, marah, kesal, atau butuh perhatian. Ini menghindari anak meluapkan perasaannya lewat gigitan.
    • Siapkan empeng untuk mengalihkan perhatiannya jika anak suka menggigit benda di sekitarnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 10/09/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan