Sebuah penelitian dalam Journal of Human Lactation menemukan bahwa konsumsi kopi di kalangan balita mulai meningkat. Tidak tanggung-tanggung, para balita dalam penelitian tersebut bahkan sudah sering minum kopi sejak berusia 1 tahun.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Sebuah penelitian dalam Journal of Human Lactation menemukan bahwa konsumsi kopi di kalangan balita mulai meningkat. Tidak tanggung-tanggung, para balita dalam penelitian tersebut bahkan sudah sering minum kopi sejak berusia 1 tahun.
Kopi memang minuman yang lezat dengan banyak manfaat. Akan tetapi, manfaat tersebut lebih ditujukan pada orang dewasa. Balita, apalagi bayi yang berusia dua tahun, membutuhkan minuman yang lebih sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Lantas, apa saja dampak yang mungkin terjadi bila balita sering minum kopi?
Kopi merupakan minuman kaya antioksidan dengan beragam manfaat. Minuman ini disebut-sebut dapat menambah energi, membantu membakar lemak, memberikan rasa bahagia, bahkan mengurangi risiko penyakit Alzheimer dan Parkinson.
Akan tetapi, lain ceritanya bila Anda memberikan kopi pada balita yang masih tumbuh dan berkembang. Meski tidak berbahaya, kebiasaan minum kopi dapat menimbulkan dampak sebagai berikut:
Kopi mengandung kafein, dan kafein adalah stimulan. Stimulan merupakan bahan atau senyawa yang mempercepat pengiriman sinyal antara otak dan tubuh. Ini sebabnya minum kopi dapat membuat Anda lebih waspada, aktif, percaya diri, dan berenergi.
Kafein juga bersifat adiktif atau dapat memicu kecanduan. Jika balita sering minum kopi, ia lebih berisiko mengalami kecanduan ketika usianya bertambah nanti. Gejala kecanduan kafein antara lain sakit kepala, lesu, cemas, mudah marah, serta sulit berkonsentrasi.
Kafein memang membuat tubuh Anda lebih aktif dan berenergi. Namun, jika dikonsumsi oleh balita, kafein dapat menyebabkan berbagai efek samping. Di antaranya perilaku hiperaktif, susah tidur, perubahan nafsu makan dan mood secara drastis, serta cemas.
Hal ini terjadi karena balita memiliki toleransi kafein yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Anda dapat mengonsumsi 200-300 miligram kafein per hari tanpa terkena efek samping, tapi balita biasanya hanya boleh mengonsumsi setengahnya.
Kopi sebenarnya rendah kalori, tapi minuman ini kini sering dijual dengan tambahan sirup, krim, dan saus karamel. Ketiganya banyak mengandung gula dan kalori. Jika balita sering minum kopi seperti ini, asupan gula dan kalorinya tentu sangat tinggi.
Asupan gula berlebih adalah salah satu faktor penyebab obesitas. Pada penelitian yang sama, balita berusia 2 tahun yang sering minum kopi berisiko 3 kali lipat lebih besar mengalami obesitas ketika memasuki TK.
Kopi memiliki sifat asam, dan asam dapat mengikis lapisan email gigi sehingga gigi menjadi berlubang. Anak-anak khususnya, lebih rentan mengalami masalah gigi karena lapisan email pada gigi tetap mereka memerlukan waktu lebih banyak untuk mengeras.
Balita yang sering minum kopi juga berisiko kehilangan kalsium. Pasalnya, kafein dalam jumlah tinggi dapat mengganggu penyerapan kalsium dan memicu pengeluaran kalsium dari tubuh. Apabila penyerapan kalsium terganggu, massa tulang dapat berkurang.
Beberapa masalah kesehatan pada balita dapat bertambah parah bila ia terlalu sering minum kopi. Sebagai contoh, konsumsi kopi dapat meningkatkan detak jantung. Balita yang memiliki detak jantung tidak normal bisa saja mengalami gejala yang lebih parah.
Kafein juga tidak selalu meningkatkan mood. Pada beberapa orang, senyawa ini justru dapat memperburuk suasana hati. Bagi anak yang memiliki gangguan kecemasan, penurunan mood akibat konsumsi kopi secara berlebihan dapat meningkatkan kecemasan yang ia alami.
Selama si kecil masih balita, berikan ia minuman yang tepat sesuai umurnya. Berikan ia ASI eksklusif hingga usia enam bulan, lalu lanjutkan hingga umur dua tahun sambil memberikannya makanan sesuai tahapan umur.
Seiring bertambahnya usia, Anda dapat memberikan berbagai variasi minuman agar ia mendapatkan nutrisi yang beragam dan mengenal semakin banyak rasa. Berikut beberapa jenis minuman yang bisa Anda berikan:
Kopi mungkin merupakan minuman biasa bagi orang dewasa, tapi tidak bagi balita. Meskipun minum kopi tidaklah berbahaya, kandungan kafein, gula, dan kalori di dalam minuman ini berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Kandungan kafein yang tinggi pada kopi bahkan tidak hanya bisa berdampak pada kondisi fisik balita, tapi juga psikologisnya. Jadi, biarkan si kecil tumbuh besar dengan mencoba minuman yang bervariasi, tapi coba batasi ia dari konsumsi kopi.
Bila anak sangat ingin mencoba meminum kopi, waktu yang aman untuk memberikannya adalah setelah usia 12 tahun. Itu pun dengan catatan kandungan kafeinnya tidak melebihi 100 miligram per hari. Sedapat mungkin, batasi konsumsinya agar anak Anda yang masih balita tidak terlampau sering minum kopi.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar