Anda mungkin pernah dibuat bingung bukan kepalang ketika mendapati tempat tidur anak remaja Anda basah karena mengompol. Jangan buru-buru memarahinya ya, Bu. Alangkah baiknya jika Anda mencari tahu dahulu penyebab ngompol pada remaja berikut ini.
Apa penyebab ngompol di usia remaja?
Normalnya, kandung kemih yang sudah penuh seharusnya mengirimkan sinyal ke otak sebagai pertanda untuk buang air kecil, bahkan saat Anda sedang tidur sekali pun.
Namun, beberapa anak remaja masih kesulitan menahan keinginan untuk buang air kecil di tengah malam sehingga tanpa sadar mereka malah mengompol di atas tempat tidurnya.
Meskipun biasanya ngompol terjadi pada anak kecil, tapi terdapat beberapa alasan yang diyakini menjadi penyebab ngompol pada anak remaja, di antaranya berikut ini.
1. Kandung kemih bermasalah
Ada sebagian remaja yang memiliki kandung kemih dengan ukuran kecil sehingga sering kesulitan untuk menahan buang air kecil terlalu lama.
Kondisi ini menjadi lebih sulit ketika mereka sedang tidur. Akhirnya, otot-otot yang menegang di sekitar kandung kemih sulit bertahan lebih lama.
Akhirnya, urine keluar dengan sendirinya tanpa disadari (nocturnal enuresis).
2. Stres
Para pakar kesehatan menduga bahwa faktor stres dan depresi pada remaja merupakan salah satu penyebab ngompol yang mereka alami.
Adanya masalah di sekolah, perceraian orangtua, dan hal-hal kurang mengenakkan lainnya yang mengganggu pikiran anak.
Hal ini bisa dengan mudah membuat anak stres hingga sulit mengontrol keinginan buang air kecilnya.
3. Mengalami gangguan tidur
Gangguan tidur, seperti insomnia, sleep apnea, atau restless legs syndrome, dapat memengaruhi kenyamanan dan kualitas tidur seseorang.
Hal ini tentu akan merenggut jam tidur optimal remaja sehingga membuat mereka sulit bangun dan tersadar bila nantinya ingin buang air kecil.
Tanpa diduga, kencing saat tidur akan menjadi pilihan karena sudah kebelet, tapi masih sangat mengantuk untuk beranjak dari kasur.
4. Pola tidur kacau
Penyebab lain ngompol pada remaja, yakni kurang mendapatkan waktu tidur.
Kacaunya pola tidur dipercaya dapat mengganggu kerja otak yang kemudian menyulitkan proses komunikasi antara otak dengan organ-organ tubuh lainnya.
Kondisi ini juga terjadi pada proses penghantaran sinyal tanda ingin buang air kecil dari kandung kemih.
5. Terlalu banyak minum
Minum terlalu banyak cairan, khususnya di malam hari, bisa menjadi salah satu penyebab ngompol pada remaja.
Ini karena asupan cairan dalam jumlah banyak dapat meningkatkan jumlah urine yang nantinya dihasilkan oleh ginjal.
Itu sebabnya, ada banyak jumlah cairan yang ditampung oleh kandung kemih semalaman.
6. Ketidakseimbangan hormon
Hormon antidiuretik (ADH) bertugas di malam hari untuk memperlambat produksi urine.
Sayangnya, ada beberapa orang yang kekurangan hormon ADH di dalam tubuh.
Akibatnya, mengompol di tempat tidur tidak terhindarkan karena kesulitan dalam menahan jumlah urine di dalam kandung kemih.
7. Masalah genetik
Sejumlah kasus penyebab ngompol pada remaja bisa berupa kondisi yang diturunkan dari keluarga.
Melansir dari StatPearls, seorang anak dengan salah satu orangtua yang sering mengompol memiliki kemungkinan yang sama sebanyak 44%.
Sementara itu, jika kedua orangtuanya memiliki riwayat sering mengompol risiko yang diturunkan akan meningkat menjadi sebesar 77%.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Cara mengatasi ngompol pada anak remaja
Sebenarnya, ngompol masih dianggap normal sampai anak berusia 7 tahun, meskipun sejak usia anak 1 tahun seharusnya sudah dapat dibiasakan untuk tidak ngompol lagi.
Namun, pada kenyataannya, beberapa anak remaja usia 12 tahun ke atas masih ada yang ngompol. Tentu kondisi ini dapat memicu kekhawatiran para orangtua.
Kendati begitu, Anda tidak perlu cemas karena ada cara mengatasi anak ngompol usia 12 tahun ke atas.
Perlu diketahui bahwa perawatan yang dilakukan untuk mengatasi ngompol pada remaja berbeda-beda tergantung pada penyebab, meliputi berikut ini.
1. Mengurangi asupan cairan
Cara agar tidak ngompol saat tidur pada remaja yang pertama, yakni dengan membatasi asupan cairan, terutama saat sebelum tidur malam.
Hal ini akan membuat kandung kemih anak Anda kosong sehingga mampu mengurangi jumlah produksi urine pada malam hari.
Sebaiknya, kurangi atau bahkan hentikan minum minuman yang mengandung alkohol dan kafein.
Pasalnya, minuman seperti teh, kopi, atau alkohol dapat mengiritasi kandung kemih sehingga otot detrusor tidak stabil dan menjadi penyebab ngompol pada remaja.
2. Memasang alarm
Menurut Healthy Children, sekitar setengah dari anak-anak yang menggunakan alarm enuretik (mengompol) dengan benar dapat berhenti mengompol setelah beberapa minggu.
Ya, memasang alarm sebelum tidur agar dapat terbangun di malam hari untuk buang air kecil diyakini menjadi salah satu cara agar tidak ngompol pada remaja.
Pastikan Anda memasang alarm pada waktu yang berbeda-beda setiap hari supaya anak Anda bisa buang air kecil kapan saja tanpa bergantung dengan waktu.
3. Mengonsumsi obat-obatan
Hanya ada dua obat yang telah disetujui untuk mengatasi ngompol anak remaja, yakni imipramine dan desmopressin.
Penting untuk dicatat bahwa mengompol mungkin bisa kembali setelah pengobatan dihentikan, kecuali anak telah benar-benar sembuh dari kondisi enuresis nokturnal.
4. Operasi
Apabila berbagai cara alami dan konsumsi obat tidak mampu mengatasi penyebab ngompol pada remaja, biasanya dokter akan merekomendasikan tindakan operasi sacral nerve stimulation.
Cara mengatasi ngompol anak remaja satu ini dilakukan dengan memasukkan perangkat kecil yang dipasang pada elektroda yang ditanamkan di perut atau bokong.
Hal itu dilakukan guna merangsang saraf sakral dalam upaya untuk mengelola inkontinensia urine, frekuensi urgensi, dan retensi urine
Meski normalnya di usia remaja anak tidak lagi mengompol, Anda perlu tenang dan hindari memarahi anak karena tidak akan menyelesaikan masalah.
Selain dengan melakukan penanganan di atas, orangtua bisa membantu anak agar tidak ngompol, misalnya dengan membangunkan anak ketika harus buang air kecil dan membiasakan menahan pipis sampai saatnya bangun tidur.
Kesimpulan
- Ngompol pada remaja dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk masalah kandung kemih, stres, gangguan tidur, pola tidur yang tidak teratur, asupan cairan berlebihan, ketidakseimbangan hormon, dan faktor genetik.
- Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, seperti mengurangi asupan cairan sebelum tidur, menggunakan alarm untuk membangunkan anak saat buang air kecil, mengonsumsi obat-obatan tertentu, dan dalam kasus yang lebih serius, menjalani prosedur medis seperti operasi stimulasi saraf sakral.