backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Kebutuhan Cairan Bayi dan Tips untuk Mencukupinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Kebutuhan Cairan Bayi dan Tips untuk Mencukupinya

    Memenuhi kebutuhan cairan atau minum setiap harinya bukan hanya diperlukan bagi orang dewasa, tetapi juga untuk bayi. Ya, selain mencukupi asupan nutrisi dari beragam makanan, kebutuhan gizi harian si kecil juga kurang lengkap tanpa terpenuhinya asupan cairan. Memangnya, kenapa kebutuhan cairan bayi harus terpenuhi dengan baik dan berapa jumlah idealnya?

    Apa pentingnya mencukupi kebutuhan cairan bayi?

    gelas minum bayi

    Sebagian besar komposisi tubuh manusia terdiri atas air. Itulah mengapa sama halnya seperti zat gizi lain meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga mineral, kebutuhan cairan atau minum untuk bayi juga harus tercukupi.

    Terlebih lagi, cairan sebenarnya bertugas untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh. Fungsi tersebut mencakup kerja sistem pencernaan, metabolisme, sel, pengaturan suhu, serta pengaturan komposisi elektrolit.

    Secara garis besarnya, kebutuhan cairan atau minum pada bayi dianggap penting karena turut andil untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya.

    Berdasarkan laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), usia anak-anak termasuk bayi lebih rentan mengalami dehidrasi dibandingkan dengan orang dewasa.

    Hal ini dikarenakan kepekaan tubuh anak-anak, termasuk bayi, terhadap rasa haus cenderung lebih rendah ketimbang orang dewasa.

    Anak-anak bahkan tidak mampu menunjukkan dengan baik ketika ia sedang merasa haus. Kebutuhan cairan atau minum pada tubuh bayi juga bisa mengalami peningkatan dalam beberapa kondisi tertentu.

    Kondisi yang membuat kebutuhan minum bayi meningkat misalnya saat sedang bepergian jauh dan berada dalam kondisi cuaca yang sangat panas atau sangat dingin.

    Berapa kebutuhan cairan bayi?

    Bayi yang baru lahir sampai berusia enam bulan tidak membutuhkan cairan apa pun kecuali ASI. Selama masa tersebut, ibu sangat dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi tanpa tambahan makanan maupun minuman lainnya.

    Sementara untuk bayi yang berusia tujuh bulan sampai dua tahun, berikut kebutuhan cairan harian berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan RI:

    • Bayi usia 7-11 bulan: 800 mililiter (ml)
    • Bayi usia 1-2 tahun: 1200 ml

    Bayi yang berusia di bawah enam bulan memang tidak memiliki patokan kebutuhan cairan atau minum harian. Akan tetapi, bayi yang masih dalam masa pemberian ASI eksklusif tersebut punya waktu atau jadwal menyusui tersendiri.

    Menerapkan waktu atau jadwal menyusui bagi bayi yang masih dalam masa pemberian ASI eksklusif terbilang penting guna memastikan kebutuhan ASI-nya tercukupi dengan baik.

    Menurut badan kesehatan dunia atau WHO, memberikan air kepada bayi yang belum genap berusia enam bulan membuatnya berisiko mengalami diare dan kurang gizi.

    Ini karena air bisa saja tidak benar-benar bersih sehingga mengakibatkan bayi mengalami infeksi. Bukan itu saja, memberi asupan air untuk bayi yang sedang dalam masa ASI eksklusif membuatnya berhenti menyusui lebih cepat.

    Tidak menutup kemungkinan, hal tersebut akan memperbesar peluang bayi untuk mengalami kurang gizi. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena sebenarnya lebih dari 80% kandungan ASI terdiri atas air.

    Itu sebabnya, ASI disebut sebagai makanan sekaligus minuman terbaik bagi bayi yang belum berusia enam bulan.

    Bahkan saat sedang berada di iklim yang panas sekali pun, bayi yang masih dalam masa ASI eksklusif tetap tidak diperkenankan mendapat asupan air.

    Apa akibatnya jika kebutuhan cairan si kecil tidak terpenuhi?

    diare kronik pada bayi

    Jika bayi yang belum berusia enam bulan tidak diperbolehkan untuk mendapat asupan selain ASI, termasuk air putih, bayi di atas usia enam bulan justru sebaliknya.

    Setelah usia si kecil masuk ke masa perkenalan dengan makanan pendamping ASI (MPASI), inilah saatnya Anda memenuhi kebutuhan cairan atau minum bayi.

    Sama halnya seperti orang dewasa, bayi yang mengalami kekurangan cairan tubuh dapat mengalami dehidrasi dengan tingkat ringan, sedang, hingga berat.

    Perhatikan bila si kecil terlihat terus merasa haus, jarang buang air kecil atau produksi urine berkurang, dan warna urine pekat bisa menandakan ia mengalami dehidrasi.

    Si kecil mungkin belum mampu menyampaikan keluhannya secara langsung, tetapi biasanya ia akan tampak lebih rewel dan sering haus.

    Dalam kondisi tersebut, jangan tunda untuk segera membawa bayi periksa ke dokter agar cepat mendapat penanganan.

    Sebab jika tidak segera ditangani, tubuh bayi bisa semakin lemas dan tidak semangat untuk beraktivitas. Bahkan lebih parahnya lagi, kondisi dehidrasi yang semakin parah tanpa penanganan dapat berakibat fatal.

    Bagaimana cara memenuhi kebutuhan cairan bayi?

    susu formula yang tidak bikin sembelit untuk bayi anak

    Memenuhi kebutuhan cairan atau minum bayi sebenarnya tidak harus selalu dengan memberikannya air putih.

    Sesekali, Anda bisa mencoba variasi minuman lain yang tetap sehat maupun menyediakan makanan dengan kandungan air yang tinggi.

    Nah, jangan cepat menyerah jika si kecil tampak enggan minum air, berikut beberapa kiat mudah yang bisa Anda coba:

    1. Berikan air sedikit tapi rutin

    Bukannya semangat menghabiskannya, memberikan air dalam jumlah banyak sekaligus malah bisa membuat bayi merasa malas menghabiskannya.

    Bahkan, terlalu banyak minum air dalam satu waktu juga bisa membuat bayi merasa kembung dan menunjukkan tanda kenyang sehingga enggan makan makanan lain.

    Jadi, ketimbang menyodorkan satu botol dot atau sippy cup berisi penuh air, sebaiknya berikan sedikit demi sedikit.

    Ambil contohnya berikan air setelah makan, saat ia sedang bermain, setelah bangun tidur, dan berbagai waktu lainnya yang memungkinkan bayi untuk minum.

    2. Buat sesi minum jadi waktu yang menyenangkan

    Usia anak-anak, seperti bayi sekarang, sangat senang melihat beragam warna dan bentuk yang menarik. Anda bisa memanfaatkan hal ini untuk mencuri perhatian si kecil agar mau minum lebih banyak air.

    Coba tempatkan air di dalam wadah sippy cup atau botol dot dengan bentuk yang unik dan warna yang menarik. Jika perlu, beri tambahan sedotan aneka bentuk yang aman untuk bayi.

    Pilihan lainnya juga bisa dengan membuat infused water sendiri di rumah dengan aneka buah yang disukai si kecil.

    Tampilan yang menarik serta rasa yang enak dari infused water biasanya lebih disukai bayi. Ini karena saat diminum, infused water akan terasa segar, manis, hingga asam tergantung dari buah, sayur, maupun rempah-rempah yang digunakan.

    Dengan begitu, cara ini diharapkan dapat membantu menarik perhatian bayi untuk mau lebih banyak minum air dibanding Anda memberikannya dalam wadah atau bentuk yang biasa-biasa saja.

    3. Perbanyak makanan kaya air

    Selain dengan air biasa, bantu penuhi kebutuhan cairan atau minum bayi dengan memberikannya aneka makanan yang mengandung banyak air.

    Beberapa pilihan makanan kaya air yang bisa Anda berikan untuk bayi yakni:

  • Semangka, mengandung 92 ml air
  • Stroberi, mengandung 91 ml air
  • Jeruk, mengandung 87 ml air
  • Mentimun, mengandung 97 ml air
  • Selada, mengandung 94 ml air
  • Bayam, mengandung 94 ml air
  • Tomat, mengandung 92 ml air
  • Brokoli, mengandung 89 ml air
  • Lemon, mengandung 92 ml air
  • Nanas, mengandung 88 ml air
  • Apel, mengandung 84 ml air
  • Sayur dan buah-buahan tersebut bisa Anda olah menjadi sajian menarik maupun dicampur ke dalam air biasa untuk dijadikan infused water

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan