Saat kondisi kehamilan mengalami gangguan, janin di dalam kandungan bisa mengalami kelainan. Akibatnya, cacat lahir bisa terjadi pada bayi. Omphalocele merupakan salah satu cacat lahir yang bisa berbahaya bagi bayi. Untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasi omphalocele, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Apa itu omphalocele atau omfalokel?
Omphalocele atau omfalokel adalah kondisi cacat lahir pada bayi yang membuat usus, hati, maupun organ tubuh bayi lainnya berada di luar perut.
Keluarnya organ perut bayi pada kondisi omphalocele atau omfalokel terjadi karena adanya lubang di daerah pusar.
Baik usus, hati, serta organ tubuh bayi lainnya yang keluar dari perut melalui lubang di pusar hanya ditutupi oleh kantung atau lapisan tipis hampir transparan.
Dikarenakan hanya dilindungi oleh lapisan atau kantung tipis, hal ini membuat organ tubuh bayi yang keluar dari perut dapat dengan mudah terlihat.
Omphalocele terjadi sangat awal selama masa kehamilan atau lebih tepatnya saat proses pembentukkan rongga perut bayi tidak berjalan dengan baik.
Rongga perut bayi biasanya mulai terbentuk di usia kehamilan 3 minggu sampai usia kehamilan 4 minggu.
Kemudian saat perkembangan bayi sudah masuk usia kehamilan 6 minggu sampai usia kehamilan 10 minggu, ukuran usus menjadi lebih panjang.
Usus yang bertambah panjang tersebut membuat posisinya terdorong sehingga keluar dari perut ke tali pusar bayi.
Normalnya, di usia kehamilan 11 minggu posisi usus akan kembali masuk ke dalam perut.
Namun, jika usus tidak kunjung kembali masuk ke dalam perut di usia kehamilan tersebut, omphalocele atau omfalokel bisa terjadi.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Omfalokel adalah kondisi cacat lahir pada bayi yang terbilang jarang terjadi karena bisa dialami oleh 1 dari sekitar 4.000—7.000 kelahiran.
Bayi yang lahir dengan omphalocele atau omfalokel umumnya juga mengalami kondisi cacat lahir lain seperti cacat jantung, cacat tabung saraf, hingga kelainan kromosom.
Tanda dan gejala omphalocele
Gejala utama dari kondisi omphalocele atau omfalokel adalah organ perut bayi yang terlihat dengan jelas karena menyembul keluar melalui pusar.
Beberapa tanda dan gejala omphalocele atau omfalokele adalah sebagai berikut.
- Ada lubang pada pusar bayi.
- Usus yang berada di luar perut tertutup oleh kantung atau lapisan pelindung.
Omphalocele atau omfalokel bisa terjadi pada ukuran kecil maupun besar.
Omphalocele ukuran kecil adalah kondisi ketika ada sebagian kecil organ yang berada di luar perut, misalnya hanya sebagian usus.
Sebaliknya, omphalocele ukuran besar terjadi saat ada banyak organ di luar perut, contohnya usus, hati, serta limpa.
Omphalocele atau omfalokel besar disebabkan oleh adanya kegagalan dalam proses perkembangan embrio, sehingga membuat rongga perut tidak kuat menahan berat organ perut.
Pasalnya, di masa tersebut rongga perut hanya dilapisi oleh selaput tipis yang disebut dengan kantung omphalocele atau omfalokel.
Kapan harus periksa ke dokter?
Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi maupun kemunculan gejala tertentu pada si Kecil, segera konsultasikan kepada dokter.
Kondisi kesehatan tubuh masing-masing orang berbeda, termasuk bayi. Selalu konsultasikan kepada dokter agar mendapatkan penanganan terbaik terkait kondisi kesehatan buah hati Anda.
Penyebab omphalocele
Sejauh ini belum diketahui apa penyebab pasti dari omphalocele. Namun, ada bayi yang mengalami omfalokel karena perubahan gen atau kromosom di dalam tubuhnya.
Berdasarkan US National Library of Medicine, omphalocele atau omfalokel adalah kondisi yang bisa terjadi karena sindrom genetik.
Hampir setengah dari bayi yang memiliki omphalocele atau omfalokel mengalami kondisi akibat salinan tambahan dari salah satu kromosom di setiap sel tubuh (trisomi).
Bahkan, sekitar sepertiga bayi yang lahir dengan omfalokel juga memiliki kondisi genetik yang dikenal dengan nama sindrom Beckwith-Wiedemann.
Hal ini membuat bayi yang lahir dengan omphalocele atau omfalokel dan kondisi genetik tertentu menunjukkan tanda dan gejala tambahan yang berkaitan dengan masalah tersebut.
Selain itu, omfalokel juga dapat disebabkan oleh kombinasi dari gen serta berbagai faktor lain.
Ambil contoh, lingkungan sekitar ibu saat sedang hamil, makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu, maupun obat yang diminum ibu selama hamil.
Faktor risiko omphalocele
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), beberapa faktor risiko untuk kondisi omphalocele atau omfalokel adalah sebagai berikut.
1. Merokok dan minum alkohol
Wanita atau ibu hamil yang minum alkohol lebih berisiko untuk melahirkan bayi dengan kondisi omphalocele ketimbang yang tidak minum alkohol.
Risiko yang sama juga terjadi pada wanita atau ibu hamil yang merupakan perokok berat, misalnya lebih dari satu bungkus per hari.
2. Konsumsi obat saat hamil
Ibu hamil yang menggunakan obat selective serotonin-reuptake inhibitors atau inhibitor serotonin-reuptake selektif (SSRIs) berisiko tinggi untuk melahirkan bayi dengan omphalocele.
Sementara ibu hamil yang tidak menggunakan obat tersebut memiliki risiko yang lebih rendah.
3. Obesitas
Ibu yang mengalami obesitas sebelum hamil umumnya berisiko lebih besar untuk melahirkan bayi dengan kondisi omfalokel.
Itulah mengapa Anda dianjurkan untuk mendapatkan berat badan ideal sebelum hamil atau saat sedang merencanakan kehamilan.
Diagnosis omphalocele
Omphalocele atau omfalokel adalah kondisi yang dapat didiagnosis selama kehamilan maupun setelah bayi dilahirkan. Berikut penjelasannya.
1. Selama masa kehamilan
Pemeriksaan kehamilan untuk mencari tahu risiko adanya omfalokel bisa dilakukan dengan tes skrining alias tes prenatal.
Tes ini bertujuan untuk memeriksa kondisi kesehatan bayi sekaligus kemungkinan adanya cacat lahir selama bayi berkembang di dalam kandungan.
Jika bayi mengalami ompholocele, tes skrining akan menunjukkan hasil yang abnormal khususnya pada pemeriksaan darah atau serum.
Bukan itu saja, omfalokel juga dapat didiagnosis melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG) yang dilakukan pada trimester kedua maupun trimester ketiga kehamilan.
Bila diperlukan, dokter mungkin juga akan menyarankan pemeriksaan USG jantung atau ekokardiografi janin sebelum lahir.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mencari tahu apakah fungsi jantung bayi bekerja dengan normal atau justru mengalami masalah.
2. Setelah bayi lahir
Sementara dalam beberapa kasus lainnya, omfalokel pada bayi mungkin tidak terdiagnosis saat ia masih berada di dalam kandungan.
Sebaliknya, kondisi ini kemudian baru akan terlihat dengan jelas saat bayi lahir maupun dengan pemeriksaan ketika baru lahir.
Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan rontgen atau x-ray untuk melihat kemungkinan adanya masalah dengan organ tubuh bayi lainnya.
Pengobatan omphalocele
Pengobatan untuk bayi yang mengalami omphalocele atau omfalokel tergantung pada beberapa faktor, yang meliputi berikut ini.
- Ukuran omfalokel.
- Adanya kelainan kromosom dan cacat lahir lain.
- Usia kehamilan bayi.
Jika kondisi omfalokel tergolong kecil, biasanya dapat diobati dengan melakukan operasi atau pembedahan segera setelah bayi baru lahir.
Hal ini bertujuan agar usus bisa kembali masuk ke dalam perut dan lubang pada pusar tertutup.
Bila kondisi omfalokel tergolong besar, pengobatannya biasanya dilakukan secara bertahap.
Organ yang berada di luar perut mungkin akan ditutup terlebih dahulu dengan bahan khusus. Baru kemudian perlahan-lahan organ akan dimasukkan kembali ke dalam perut.
Setelah semua organ yang sebelumnya ada di luar perut kembali masuk ke dalam, baru bisa dilakukan penutupan pada pusar.
Apakah omfalokel bisa sembuh total?
- Prognosis dan kemungkinan sembuh total omfalokel tergantung pada sejumlah faktor. Ini termasuk seberapa besar omfalokel, apakah ada kerusakan organ atau tidak, dan faktor-faktor lain seperti adanya kelainan genetik atau masalah kesehatan lainnya.
- Dalam banyak kasus, operasi dapat membantu menangani omfalokel dengan cukup baik, dan banyak anak yang menjalani operasi akan sembuh dengan baik.
- Namun, beberapa anak mungkin mengalami masalah kesehatan jangka panjang tergantung pada tingkat keparahan omfalokel dan apakah ada kerusakan organ yang cukup parah.
Komplikasi omphalocele
Janin di dalam kandungan yang mengalami omphalocele umumnya akan berkembang dengan lambat sebelum ia dilahirkan.
Kondisi ini juga disebut dengan retardasi pertumbuhan intrauterin atau intra uterine growth restriction.
Bayi dengan kondisi tersebut kemungkinan akan lahir prematur atau lebih awal. Komplikasi yang bisa dialami oleh bayi dengan kondisi omfalokel yakni penyakit jantung bawaan serta masalah pada paru-paru.
Adanya masalah pada paru-paru ini dapat disebabkan oleh posisi organ perut yang berpengaruh ke dinding dada.
Ketika posisi organ perut tidak berada di tempat yang semestinya, dinding dada tidak terbentuk dengan baik.
Kondisi tersebut kemudian memberikan ruang kecil yang kurang dari seharusnya untuk perkembangan paru-paru.
Alhasil, bayi yang mengalami omphalocele atau omfalokel menjadi susah bernapas, bahkan bisa saja perlu bantuan dari alat khusus.
Namun dalam beberapa kasus yang terbilang jarang, bayi dengan omfalokel mengalami masalah pernapasan saat kecil dan kemudian memiliki infeksi paru berulang atau asma saat dewasa. Sementara untuk kasus omphalocele besar berisiko berakibat fatal pada bayi.
Selain itu, risiko paling sering terjadi adalah ketika membran tipis pembungkus omphalocele pecah atau terkelupas. Kondisi ini bisa menyebabkan infeksi organ dalam perut.
Ditambah lagi organ-organ dalam perut bisa terpelintir dan memengaruhi asupan darah ke organ-organ tersebut. Akibatnya, kondisi ini bisa mengakibatkan kematian organ.
Diagnosis dan penanganan lebih dini dapat membantu mengurangi komplikasi. Jadi, konsultasikan kepada dokter jika ada kekhawatiran tertentu pada kehamilan atau bayi Anda.
[embed-health-tool-vaccination-tool]