Autisme dan telat bicara memang sering berhubungan. Namun, anak belum bisa bicara juga mungkin menandakan masalah kesehatan lain. Diagnosis dan penanganan sejak dini diperlukan untuk menangani anak dengan masalah perkembangan dan kondisi serupa sehingga dapat membantu anak meningkatkan kemampuan berbicaranya.
Sekilas mengenai autisme
Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan pervasif dengan gejala utama yaitu keterbatasan pada kemampuan berbahasa, berbicara, komunikasi, dan kemampuan bersosialisasi.
Diagnosis autisme dapat ditegakkan mulai dari usia 2 tahun dan biasa diketahui ketika seorang anak mulai mengalami gangguan pada milestones. Gejala autisme pada anak berbeda-beda, mulai dari ringan sampai berat. Beberapa gejala paling umum yang dialami anak dengan autisme antara lain:
- Keterbatasan dalam berbicara
- Echolalia atau mengulang kata yang tidak nyambung
- Mengacuhkan lawan bicara atau tidak mau melakukan kontak mata
- Lebih senang bermain sendiri dan tidak tertarik untuk bermain dengan teman
- Tidak senang dipeluk dan merasa tidak nyaman ketika bersentuhan
- Memiliki rutinitas yang pasti tidak suka kalau rutinitasnya berubah
- Melakukan kebiasaan repetisi (berulang), seperti mengayunkan tubuhnya ke depan dan belakang atau bertepuk tangan
- Terlalu fokus pada benda atau mainan tertentu dalam waktu lama
- Memiliki masalah panca indra dan reaksi tidak biasa terhadap beberapa suara, cahaya, sensasi fisik, bau, atau rasa
Anak belum bisa bicara, apakah gejala autisme?
Anak dengan autisme mungkin saja belum bisa bicara ketika mencapai usia dua tahun. Dalam tahap perkembangan anak, seharusnya anak mulai berbicara dan berbahasa pada usia 12 bulan. Kata pertama yang sering diucapkan adalah sebutan untuk orangtua, seperti “mama” dan “ibu”. Setelah itu, anak akan menambah kosakata sebanyak kurang lebih 10 kata sampai usia 18 bulan.
Tanda awal gangguan berbicara mulai nampak ketika bayi tidak meracau dengan bahasa bayi yang khas atau membuat bunyi-bunyian (seperti ingin bicara sesuatu). Anak yang punya gangguan bicara juga cenderung menggunakan bahasa tubuh dibandingkan dengan kata-kata atau kalimat.
Penting juga diperhatikan bahwa beberapa anak yang belum bisa bicara belum tentu memiliki permasalahan medis serius atau kondisi seperti autisme. Mungkin memang anak kurang dilatih berkomunikasi, sementara perkembangan lainnya berjalan normal.
Jadi, untuk memastikan apakah anak belum bisa bicara karena mengalami autisme, perhatikan gejala-gejala autisme lainnya. Kalau Anda masih khawatir, bawa anak ke terapis atau dokter untuk memastikan apa hambatan yang membuat anak belum bisa bicara.
Kondisi medis lain yang mungkin jadi penyebab anak belum bisa bicara
Terlambat bicara tidak selalu menandakan anak Anda punya gejala autisme. Masalah berbahasa juga mengindikasikan kondisi kesehatan lain. Misalnya kondisi-kondisi di bawah ini.
Gangguan pendengaran
Tidak mampu mendengar membuat seorang anak mengalami telat berbicara. Ini karena bayi mulai berbicara ketika terbiasa mendengar dan menirukan bunyi-bunyian. Hilang pendengaran mungkin saja terjadi karena infeksi telinga kronis.
Gangguan oral
Struktur oral (mulut) yang tidak biasa, seperti frenulum yang pendek pada lidah dapat membatasi seorang anak untuk bicara. Hal ini disebabkan oleh karena saat berbicara, pergerakan lidah yang terbatas bisa mengganggu produksi bunyi yang tepat.
Gangguan intelektual (tunagrahita)
Gangguan intelektual yang juga dikenal dengan istilah tunagrahita ditandai dengan kemampuan mental atau intelektual di bawah rata-rata. Orang yang memiliki gangguan intelektual memiliki kemampuan menyerap informasi baru yang lebih lambat daripada orang pada umumnya.
Karena itu, mungkin sulit bagi anak tunagrahita untuk menirukan kata-kata atau berbicara dengan jelas.
[embed-health-tool-vaccination-tool]