backup og meta

Kapan Sebaiknya Bawa Anak ke Dokter Gigi untuk Pertama Kalinya?

Kapan Sebaiknya Bawa Anak ke Dokter Gigi untuk Pertama Kalinya?

Gigi anak yang tidak terawat bisa menyebabkan bau mulut, gigi berlubang, hingga infeksi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan gigi sedini mungkin, salah satunya dengan memperkenalkannya dengan dokter gigi anak. Lantas, kapan waktu yang tepat pertama kali anak ke dokter gigi?

Kapan pertama kali anak ke dokter gigi?

perbedaan dokter gigi anak

Anda sebaiknya membawa anak ke dokter gigi untuk pertama kali pada enam bulan setelah gigi pertama anak baru muncul. 

Idealnya, pemeriksaan pertama gigi anak paling lambat saat ulang tahunnya yang pertama sampai kedua. Setelahnya, mulailah untuk rutin membawa anak kontrol gigi setiap enam bulan sekali.

Pada kunjungan pertama anak, dokter gigi akan memeriksa pertumbuhan dan perkembangan gigi anak, termasuk rahang dan langit-langit mulut. 

Selain itu, dokter gigi juga akan memberitahukan orangtua tentang cara merawat gigi anak yang tepat. Setelah kunjungan pertama, sebaiknya jadwalkan kunjungan rutin setiap enam bulan.

Saat anak berusia antara 4–6 tahun, mintalah dokter untuk melakukan pemeriksaan rontgen gigi anak guna mengecek adanya gigi berlubang

Pada usia ini, umumnya anak sedang gemar-gemarnya mengonsumsi makanan manis seperti permen, cokelat, dan kue. Jika gigi anak tidak rajin dibersihkan, anak akan lebih rentan mengalami gigi berlubang.

Selanjutnya, pemeriksaan gigi anak perlu dilakukan pada usia 6–12 tahun. Ini karena pada usia tersebut, banyak gigi susu mulai tanggal dan digantikan dengan gigi permanen. 

Di samping itu, gigi geraham anak juga rawan berlubang antara usia 7–9 tahun, terutama pada ceruk antara cusp atau puncak mahkota gigi.

Dokter gigi biasanya akan menyarankan perawatan tambal gigi berupa fissure sealant untuk mencegah bakteri masuk ke dalam celah tersebut.

Rutin berkunjung ke dokter gigi akan membantu gigi tumbuh dengan teratur sekaligus mencegah masalah gigi pada anak.

Persiapan sebelum membawa anak ke dokter gigi

dokter gigi

Umumnya, kebanyakan anak takut dengan dokter gigi. Alasannya mungkin karena anak Anda belum terbiasa ke dokter gigi.

Anak mungkin juga takut dengan tindakan yang akan mereka dapatkan atau peralatan perawatan gigi saat pertama kali berkunjung ke dokter gigi. 

Oleh karena itu, penting untuk memperkenalkan anak dengan dokter gigi sedini mungkin dengan persiapan seperti berikut.

  • Pilih dokter gigi anak yang tepat, misalnya yang punya tempat praktik yang bersahabat dengan anak sehingga mereka nyaman dan bukan malah takut. 
  • Siapkan riwayat kondisi kesehatan anak, termasuk penyakit dan obat-obatan ia minum sebelum berkunjung ke dokter gigi.
  • Beri tahu dokter gigi bila anak memiliki kebiasaan yang bisa memengaruhi gigi dan rahang anak, seperti mengisap jempol, empeng, atau dot. Sebaiknya, Anda tidak membiasakan anak tidur sambil minum susu botol karena dapat menyebabkan kerusakan gigi.
  • Beri tahu anak bahwa Anda akan mengajaknya ke dokter gigi untuk memeriksakan giginya. Anda perlu menceritakan secara perlahan apa saja yang akan mereka lalui sehingga anak punya gambaran dan tidak kaget ketika bertemu dengan dokter gigi.

Tips mengatasi rasa takut anak saat ke dokter gigi

Memahami Tumbuh Kembang Rahang Anak

Dokter juga akan membantu Anda mengatasi rasa takut saat pertama kali anak ke dokter gigi.

Menurut American Academy of Pediatric Dentistry, berikut sejumlah manajemen perilaku yang dokter gigi lakukan untuk mengatasi kecemasan pada anak-anak.

1. Tell-show-do (jelaskan, tunjukkan, praktikkan)

Teknik ini digunakan untuk membiasakan pasien dengan prosedur baru sambil meminimalkan rasa takut terhadap perawatan tersebut. 

Dokter gigi akan bercerita kepada pasien anak tentang prosedur yang akan dilakukan dengan bahasa yang mudah dipahami. 

Selanjutnya, dokter gigi akan mempraktikkan contoh prosedur tersebut agar pasien makin akrab. Dokter kemudian melakukan tindakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan. 

Dengan langkah-langkah tersebut, metode tell-show-do bisa mengurangi kecemasan pada anak yang baru pertama kali ke dokter gigi.

2. Behavior shaping (pembentukan perilaku)

Teknik ini merupakan salah satu bentuk modifikasi perilaku berdasarkan prinsip pembelajaran sosial. 

Prosedur ini secara bertahap akan mengembangkan perilaku dan memperkuat perilaku sosial seseorang.

Behavior shaping terjadi saat perawat atau dokter gigi mengajarkan anak bagaimana cara berperilaku. Anak-anak diajarkan melalui prosedur ini secara bertahap.

3. Desensitisasi

Desensitisasi merupakan suatu terapi perilaku dengan cara menghadapkan seseorang dengan sumber rasa takutnya. Dengan begitu, emosi negatif seperti rasa takut lama-kelamaan akan berkurang.

Dalam hal ini, sumber rasa takut anak yaitu dokter gigi dan ruang praktiknya. Sebelum anak pergi ke dokter gigi untuk pertama kali, ada baiknya Anda mengajarkan anak hal-hal kecil terkait perawatan gigi.

Sebagai contoh, Anda bisa mengajarkan buah hati cara sikat gigi yang benar atau cara mengecek giginya sendiri.

Hal ini bertujuan untuk membiasakan anak agar tidak takut dengan dokter gigi dan perawatan gigi. Jadi, anak akan mulai mempunyai kepercayaan saat berkunjung kembali.

4. Distraksi (pengalihan)

Prosedur psikologis ini menggunakan beberapa jenis kegiatan untuk mengalihkan perhatian anak saat menjalani perawatan gigi.

Bentuknya bisa segala sesuatu yang anak Anda sukai, seperti menonton film sesuai usia anak, mendengarkan musik, atau bermain video game yang bisa mengalihkan perhatiannya. 

Dari banyaknya metode yang ada, berbicara dengan anak selama perawatan biasanya menjadi metode yang paling efektif untuk mengalihkan perhatian anak.

Biasakan anak menyikat gigi dua kali sehari

anak sikat gigi

Perkenalkan anak dengan sikat gigi sedini mungkin, bahkan sebelum Anda membawa anak pertama kali ke dokter gigi. 

Membiasakan anak menyikat gigi bisa menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Nantinya, Anda tidak perlu terlalu khawatir gigi anak berlubang.

Ingat, anak Anda pintar sekali meniru. Sebelum memberi tahu anak tentang pentingnya rajin sikat gigi, sebaiknya Anda memberi contoh cara menyikat gigi yang benar. 

Dengan melihat Anda, kebiasaan merawat gigi dengan baik ini akan lebih mudah anak terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Di samping itu, kurangi juga kebiasaan konsumsi makanan manis penyebab gigi berlubang, seperti permen, jus, dan minuman manis yang bisa meningkatkan risiko kerusakan gigi pada anak.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Yabu, E. & Chang, L. (2012). When Should I Take My Child to the Dentist?. WebMD. Retrieved 7 March 2022, from https://www.webmd.com/oral-health/features/when-should-i-take-my-child-to-the-dentist

A Child’s First Dental Visit Fact Sheet. Stanford Children’s Health. Retrieved 7 March 2022, from https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=a-childs-first-dental-visit-fact-sheet-1-1509

Behavior Guidance for the Pediatric Dental Patient. American Academy of Pediatric Dentistry. (2020). Retrieved 7 March 2022, from https://www.aapd.org/globalassets/media/policies_guidelines/bp_behavguide.pdf

Anthonappa, R. P., Ashley, P. F., Bonetti, D. L., Lombardo, G., & Riley, P. (2017). Non‐pharmacological interventions for managing dental anxiety in children. The Cochrane Database of Systematic Reviews, 2017(6), CD012676. https://doi.org/10.1002/14651858.CD012676

Versi Terbaru

20/09/2022

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh drg. Farah Nadiya

Diperbarui oleh: Anandito Reza


Artikel Terkait

5 Penyebab Gigi Anak Rusak dan Tips Perawatannya

Penyebab Fluorosis pada Gigi Anak dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

drg. Farah Nadiya

Gigi · Lumina Aesthetics Clinic


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 20/09/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan