Jika Anda mendengar si Kecil mengeluarkan bunyi ‘ngik’ ketika bernapas, mungkin terjadi mengi pada bayi. Mengi adalah bunyi khas yang timbul karena saluran pernapasan menyempit.
Akibat penyempitan ini, napas bayi bisa berbunyi ‘ngik-ngik’. Sebagian besar kasus mengi lebih sering terjadi pada orang dewasa, tapi tidak sedikit yang menyerang saat masih usia bayi. Kok, bisa? Memang, apa penyebab mengi pada bayi?
Kenapa terjadi mengi pada bayi?
Meski tidak selalu terjadi, tapi sekitar 25—30% bayi bisa mengalami mengi setidaknya satu kali.
Seiring bertambahnya usia, sekitar 40% dari jumlah bayi tersebut mengalami mengi di usia tiga tahun dan hampir 50% saat memasuki usia enam tahun.
Alasan paling umum dari terjadinya kondisi ini pada bayi adalah karena ukuran paru bayi lebih kecil sehingga saluran pernapasan tempat mengalirnya oksigen dan karbondioksida terbilang masih sempit.
Selain itu, kemampuan paru untuk kembali ke bentuk semula usai mengambil napas belum berkembang dengan optimal pada bayi. Akibatnya, muncul suara khas seperti siulan yang lirih saat bayi bernapas.
Ketika napas bayi terus mengeluarkan bunyi ‘ngik-ngik’, coba perhatikan lebih seksama apakah ada sesuatu yang mengganggu proses pernapasannya.
Apa penyebab mengi pada bayi?
Beberapa kondisi berikut ini bisa mengakibatkan terjadinya mengi pada bayi.
1. Alergi
Jika bayi mengalami alergi terhadap suatu hal, seperti debu, serbuk sari, atau tungau, tubuh akan menangkap zat tersebut sebagai benda asing. Kondisi ini akan memicu respons imun untuk memproduksi dahak.
Bayi belum mampu membersihkan hidung dan tenggorokannya sendiri sehingga dahak ini tetap berada di dalam saluran hidung yang sempit dan membuatnya tersumbat.
Semua hal ini mengakibatkan saluran udara menyempit dan menyebabkan mengi pada bayi.
2. Bronkiolitis
Bronkiolitis adalah infeksi saluran pernapasan bawah (paru) yang disebabkan oleh serangan virus.
Kondisi ini umum terjadi terutama saat cuaca dingin. Gejala awal bronkiolitis ditandai dengan pilek, batuk, kesulitan bernapas, hingga akhirnya bayi mengalami mengi.
Umumnya, gejala bronkiolitis akan berlangsung dalam hitungan hari atau minggu. Namun, dalam beberapa kasus, penyakit ini bisa terjadi selama sebulan dan butuh waktu lebih lama untuk menyembuhkannya.
Bayi bisa dirawat di rumah maupun di rumah sakit tergantung dari keparahan penyakitnya.
3. Asma
Asma pada bayi masih agak sulit untuk dideteksi karena gejala yang dialami sangat mirip dengan tanda penyakit lain.
Namun, beberapa bayi mungkin memiliki saluran udara yang sensitif sehingga lebih berisiko terkena asma saat terpapar pemicunya, seperti seperti debu, polusi udara, atau asap rokok.
Jika sudah begitu, bayi akan mengalami batuk, sesak napas, serta mengi saat bernapas. Sebenarnya, mengi pada si Kecil tidak selalu berarti bahwa ia memiliki asma.
Hanya saja, bila mengi terjadi terus-menerus tanpa henti, maka dokter bisa melakukan serangkaian pemeriksaan guna mendeteksi penyebab awalnya.
4. GERD
Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau refluks asam lambung adalah kondisi ketika asam lambung naik kembali ke arah esofagus sehingga menimbulkan rasa seperti terbakar di dada.
Cairan asam lambung bisa masuk ke paru dan menyebabkan iritasi bahkan pembengkakan pada saluran napas bayi. Hal ini yang kemudian menyebabkan mengi terjadi pada si Kecil.
Untuk mencegah kondisi ini, sebaiknya biarkan bayi duduk selama kurang lebih 30 menit setelah makan atau menyusui guna mengurangi risiko naiknya asam lambung.
5. Penyebab lain
Pada kasus yang jarang, mengi pada bayi dapat menandakan adanya penyakit kronis.
Misalnya, penyakit imunodefisiensi, pneumonia, kelainan vaskular bawaan, cystic fibrosis, dan lain sebagainya.
Perhatikan bila si Kecil mengalami demam lebih dari 38 derajat Celsiu. Ini bisa menjadi pertanda kesehatan tubuhnya sedang menurun akibat salah satu penyakit tersebut.