Cairan ketuban memegang peranan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi selama di dalam kandungan. Apabila cairan ketuban mengalami gangguan, ini akan berdampak langsung pada kesehatan bayi Anda secara keseluruhan. Cairan ketuban yang kurang bisa menyebabkan sindrom Potter pada bayi.
Apa itu sindrom Potter?
Sindrom Potter adalah kondisi langka yang mengacu pada kelainan fisik akibat terlalu sedikitnya cairan ketuban (oligohidramnion) dan gagal ginjal bawaan yang berkembang saat bayi tumbuh dalam rahim.
Cairan ketuban sendiri merupakan salah satu pendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi selama di dalam kandungan. Cairan ketuban muncul 12 hari setelah pembuahan terjadi. Kemudian, pada usia kehamilan sekitar 20 minggu, jumlah cairan ketuban akan bergantung pada seberapa banyak urine (air kencing) yang dihasilkan oleh bayi saat dalam kandungan. Pada perkembangan normal, bayi akan menelan cairan ketuban yang kemudian diproses oleh ginjal dan dikeluarkan dalam bentuk urine.
Namun, ketika ginjal dan saluran kemih janin tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya, ini akan menimbulkan masalah yang membuat bayi lebih sedikit menghasilkan urine. Akibatnya, jumlah cairan ketuban yang dihasilkan cenderung berkurang.
Berkurangnya cairan ketuban membuat bayi jadi tidak mempunyai bantalan di dalam rahim. Hal ini membuat bayi mengalami tekanan pada dinding rahim, menyebabkan gambaran wajah yang khas dan bentuk tubuh yang tidak biasa. Nah, kondisi inilah yang disebut dengan sindrom Potter.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Yang terjadi apabila bayi mengalami sindrom Potter
Bayi yang mengalami sindrom ini mempunyai ciri-ciri telinga yang lebih ke bawah dari bayi normal, dagu kecil dan tertarik ke belakang, lipatan kulit yang menutupi sudut mata (lipatan epicanthal), serta pangkal hidung melebar.
Diagnosis sindrom Potter
Pilihan pengobatan yang bisa dilakukan terkait kondisi ini
- Bayi dengan sindrom Potter mungkin memerlukan alat bantu napas. Ini mungkin termasuk resusitasi saat bayi lahir dan ventilasi untuk membantu agar bayi bisa bernapas dengan normal.
- Beberapa bayi juga mungkin memerlukan tabung makanan untuk memastikan mereka mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
- Operasi saluran kemih untuk mengatasi penyumbatan saluran kemih.
- Jika ada masalah dengan ginjal bayi, cuci darah atau dialisis mungkin dianjurkan sampai pengobatan lain tersedia, misalnya transplantasi ginjal.