Apa risiko yang mungkin terjadi ketika mengalami oligohidramnion?

Jumlah air ketuban yang sedikit memengaruhi pertumbuhan bayi di dalam kandungan. Sebagai contoh, bisa mengurangi dan memperlambat pergerakan bayi.
Jika kondisi oligohidramnion sudah terdeteksi sejak trimester pertama kehamilan, risiko yang mungkin terjadi meliputi:
- Masalah pada organ tubuh bayi sehingga berisiko menimbulkan cacat lahir.
- Meningkatkan peluang keguguran atau lahir mati.
Sementara bila mengalami oligohidramnion di trimester kedua kehamilan, komplikasi bisa mencakup:
Anda perlu waspada pada kondisi kekurangan cairan ketuban ini.
Bagaimana cara mendiagnosis oligohidramnion?

Dokter dapat mendiagnosis kondisi oligohidramnion dengan pemeriksaan menggunakan ultrasonografi (USG). Sebelum usia kehamilan genap 24 minggu, dokter akan mengukur kemungkinan kadar air ketuban normal, berlebih, atau terlalu sedikit menggunakan USG.
Metode pemeriksaan jumlah air ketuban tersebut disebut dengan maximum vertical pocket. Normalnya, tinggi cairan ketuban seharusnya berada di rentang 2-8 sentimeter (cm).
Jika hasil pengukuran ternyata di bawah 2 cm, artinya termasuk ke dalam oligohidramnion. Namun kalau usia kehamilan sudah lebih dari 24 minggu, pengukuran air ketuban bisa menggunakan amniotic fluid index (AFI) atau indeks cairan ketuban.
Metode pengukurannya masih serupa dengan maximum vertical pocket. Hanya saja pada AFI, dokter akan memeriksa jumlah air ketuban dari 4 bagian rahim yang berbeda. Kemudian kesemua hasil tersebut akan dijumlahkan untuk mendapatkan hasil akhir AFI.
Mengutip dari American Pregnancy Association, indeks cairan ketuban normal berkisar antara 5-25 cm. Jika hasilnya di bawah 5, artinya air ketuban bayi di dalam kandungan sangat sedikit.
Bagi yang telah lahir, dokter mungkin melakukan rontgen atau x-ray pada organ paru-paru dan ginjal untuk mendiagnosis apakah jumlah oligohidramnion saat di dalam kandungan.
Bagaimana cara mengatasi oligohidramnion?

Sampai saat ini, belum ada pengobatan yang efektif dalam jangka panjang untuk menangani oligohidramnion.
Jika usia kehamilan sudah memasuki 36-37 minggu, mungkin yang bisa dilakukan yakni melahirkan bayi secepatnya. Namun terkadang, dokter mungkin akan melakukan amnioinfusi, yakni memasukkan cairan melalui leher rahim.
Dengan begitu, cairan tersebut dapat mengalir masuk ke dalam kantung ketuban. Cairan yang digunakan ini memang tidak mengandung hormon dan antibodi seperti yang dimiliki air ketuban.
Akan tetapi, cairan dari amnioinfusi ini dapat membantu melindungi bayi dan memberinya peluang untuk berkembang di dalam kandungan.
Pilihan lain untuk memperbanyak air ketuban dengan memberikan injeksi cairan sebelum melahirkan menggunakan amniosentesis.
Amniosentesis melibatkan penggunaan jarum tipis yang dimasukkan secara langsung ke dalam kantung ketuban melalui perut. Hal ini bertujuan untuk membantu mempertahankan pergerakan dan detak jantung bayi sebelum dan selama proses persalinan.
Oligohidramnion merupakan kondisi serius selama kehamilan. Tidak menutup kemungkinan, kondisi ini dapat mengakibatkan keguguran, bayi lahir mati, atau bahkan berakibat fatal setelah bayi dilahirkan.
Itu sebabnya, penting untuk rutin memeriksakan kehamilan dan mengonsultasikan dengan dokter bila ada masalah yang terjadi selama kehamilan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar