Penerapan pola makan dan gaya hidup sehat perlu ditanamkan sejak dini, karena kebiasaan ini dapat menjadi cara untuk mencegah penyakit degeneratif, salah satunya diabetes pada anak.
Bukan hanya orang dewasa, penyakit diabetes melitus juga banyak terjadi pada anak-anak bahkan kasus meningkat hingga 70 kali lipat pada tahun 2023 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Tingginya kasus diabetes pada anak ini menjadi peringatan bagi orang tua untuk lebih waspada dalam menjaga kesehatan anak. Lantas, apa penyebab diabetes pada anak bisa terjadi dan bagaimana cara mencegahnya? Simak ulasan lengkap berikut.
Waspadai Diabetes pada Anak
Peningkatan kasus diabetes pada anak tentu tidak bisa diabaikan. Pasalnya, kondisi ini dapat menyebabkan angka kesakitan yang tinggi dan produktivitas yang menurun di masa depan.
Melansir dari Kementerian Kesehatan RI, per Januari 2023, kasus diabetes pada anak mencapai 2 per 100.000 jiwa yang sebelumnya hanya 0,028 per 100.000 jiwa pada tahun 2010.
Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan 70 kali lipat kasus diabetes anak dibandingkan dengan 13 tahun yang lalu.
Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat 1.645 anak dengan diabetes melitus yang tersebar di 13 kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Manado, dan lainnya.
Perlu Anda Ketahui
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus diabetes pada anak, berikut ini penjelasannya.
1. Genetik
Kasus diabetes yang dialami anak-anak dapat terjadi karena faktor keturunan dari orang tuanya.
Melansir dari Cleveland Clinic, anak berisiko 40 persen terkena diabetes apabila salah seorang dari orang tuanya memiliki diabetes dan berisiko 70 persen lebih tinggi apabila kedua orang tua memiliki diabetes.
Tak hanya itu, dilahirkan dari Ibu yang memiliki riwayat diabetes saat hamil (diabetes gestasional) juga berisiko menyebabkan anak alami diabetes.
2. Berat badan berlebih dan kurang aktivitas fisik
Melansir dari National Institute for Health and Care Research, anak-anak yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas berisiko empat kali lipat lebih tinggi untuk mengalami diabetes dibandingkan anak dengan berat badan normal.
Berat badan berlebih dan kurang aktivitas fisik menjadi kombinasi yang menyebabkan risiko diabetes meningkat.
Meski demikian, berat badan berlebih tidak selalu menandakan anak tidak sehat, tetapi kondisi ini dapat meningkatkan resistensi insulin.
Bila ditambah tanpa ada aktivitas fisik yang cukup, tubuh akan semakin sulit untuk menggunakan insulin dan berujung pada diabetes.
Kebiasaan sering konsumsi makanan tinggi gula dan lemak
Umumnya, anak-anak senang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula tinggi yang dikemas dengan menarik.
Kebiasaan makan dan minum produk kemasan yang tinggi sukrosa atau gula dapat meningkatkan risiko diabetes pada anak.
Selain itu, kebiasaan ini juga dapat memicu kenaikan berat badan yang tidak sehat dan berisiko obesitas.
Cara mencegah diabetes pada anak
Meskipun faktor risiko genetik tidak bisa kita cegah, masih ada cara mencegah diabetes pada anak lainnya yang bisa dilakukan, seperti di bawah ini.
1. Batasi konsumsi gula
Cara mencegah diabetes pada anak yang pertama adalah membatasi konsumsi gula.
Berdasarkan rekomendasi American Heart Association (AHA), batas konsumsi gula untuk anak usia 2–18 tahun adalah kurang dari 25 gram atau enam sendok teh.
Sementara itu, anak usia dibawah dua tahun tidak disarankan konsumsi gula sama sekali.
Namun, pada minuman kemasan ada beberapa jenis gula yang perlu diketahui, yaitu sukrosa, high fructose corn syrup (HFCS), sirup agave, glukosa, fruktosa, dan maltosa.
WHO sendiri merekomendasikan untuk mengonsumsi minuman yang tidak mengandung sukrosa atau 0% sukrosa dan tidak ada rasa tambahan. Terkhusus yang sedang ramai belakangan adalah susu kemasan.
2. Tingkatkan aktivitas fisik
Anak-anak dan remaja masih dalam fase pertumbuhan. Oleh sebab itu saat terjadi berat badan berlebih, usahakan untuk memperlambat pertambahan berat badan dengan mengatur pola makan dan aktivitas fisik yang cukup.
Pasalnya, melakukan aktivitas fisik bukan hanya menurunkan risiko berat berlebih tetapi juga dapat membantu tubuh untuk menggunakan insulin dengan lebih baik.
Anak-anak berusia dua tahun atau lebih sebaiknya melakukan setidaknya 60 menit aktivitas fisik per hari dengan intensitas sedang yang menyenangkan dan bervariasi, seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang.
Apabila anak tidak dapat melakukan aktivitas fisik selama satu jam penuh dalam sehari, aktivitas tersebut dapat dipecah menjadi dua kali periode 30 menit atau empat kali periode 15 menit.
3. Perhatikan asupan nutrisinya
Memperhatikan asupan nutrisi dapat menjadi cara mencegah diabetes pada anak, karena sebagian besar anak yang obesitas dan diabetes disebabkan oleh nutrisi yang tidak terpenuhi dengan baik.
Orang tua perlu memperhatikan makanan yang sering dimakan oleh anak. Jangan sampai anak memiliki kebiasaan makan dengan porsi berlebih, makanan cepat saji, dan makanan tinggi gula dan lemak.
Pasalnya, kebiasaan ini bila diteruskan dapat menyebabkan obesitas pada anak dan risiko diabetes.
Cukupi asupan karbohidrat, protein, lemak baik, serta serat saat jam makan anak. Orang tua juga bisa memberikan susu untuk melengkapi nutrisinya.
Namun, pastikan untuk memilih 100% susu segar tanpa gula tambahan. Pasalnya, saat ini banyak beredar susu yang komposisinya bukan 100% susu segar dan tinggi sukrosa.
4. Pilih asupan alami untuk anak
Selain memilih susu yang tepat, penting juga untuk memperhatikan jenis makanan yang diberikan kepada anak. Mengutamakan makanan yang alami dan minim proses adalah langkah bijak untuk mendukung kesehatan mereka.
Pemberian real food atau makanan asli menjadi salah satu cara mencegah diabetes pada anak selanjutnya dan sedang ramai digalakkan di media sosial.
Real food mengacu pada makanan utuh yang tidak diproses, seperti daging merah, telur, ikan, sayur-sayuran, buah-buahan, dan susu sapi.
Sebaliknya, makanan dan minuman kemasan, serta makanan beku (frozen food), tidak termasuk dalam kategori real food dan sebaiknya dihindari, terutama untuk anak-anak.
Kemudian, salah satu asupan real food yang sering dikonsumsi oleh anak-anak adalah susu.
Anda perlu pastikan
5. Perhatikan komposisi susu sapi segar
Susu adalah sumber nutrisi penting bagi anak dan keluarga, tapi tidak semua susu kemasan menawarkan manfaat yang sama.
Untuk menjaga kesehatan anak, penting untuk memperhatikan kandungan gula dalam susu yang dikonsumsi.
Beberapa susu diperkaya dengan gula tambahan, seperti sukrosa, yang dapat memberikan dampak kurang baik bagi kesehatan jangka panjang.
Sebaliknya, memilih susu segar pasteurisasi atau Fresh Milk Pasteurisasi dengan kandungan alami tanpa bahan tambahan, seperti susu yang terbuat dari 100% susu sapi segar, bebas sukrosa, dan bebas bahan pengawet, dapat menjadi pilihan yang lebih baik.
Tahukah Anda?
Oleh karena itu, sebelum memilih susu kemasan, pastikan memilih susu yang komposisinya 100% susu segar dan 0% sukrosa, seperti Greenfields Fresh Milk.
Greenfields menjadi pionir Fresh Milk Pasteurisasi No.1 Pilihan Keluarga Indonesia, Jujurly Pure, Jujurly Fresh.
100% Susu Segar berasal dari peternakan Greenfields, yang merupakan peternakan terbesar di Indonesia dan terletak di dataran tinggi Jawa Timur.
Dengan proses pemerahan modern tanpa sentuhan tangan (no-hand touch milking process), peternakan Greenfields menjadi rumah bagi lebih dari 20.000 sapi Holstein dan Jersey terbaik.
Sapi-sapi dirawat 24/7 oleh ahli gizi dan dokter hewan untuk memastikan kebahagiaan mereka, sehingga menghasilkan susu segar berkualitas dan nutrisi alami terbaik.
Kualitas nutrisi alami BioActive dalam Greenfields Fresh Milk yang berupa kasein, protein whey, dan peptida ikut terjaga karena proses pengolahan yang sangat baik.
Kandungan BioActive dalam Greenfields Fresh Milk dapat membantu mendukung sistem kekebalan tubuh sehingga anak tercegah dari diabetes, tubuh tetap sehat dan kuat.
[embed-health-tool-vaccination-tool]