Pernahkan Anda melihat ada anak muda yang merokok? Mengejutkan, bukan? Padahal, usia tersebut masih tergolong kategori usia anak-anak, saat tubuh masih membutuhkan berbagai hal penunjang untuk membantu memaksimalkan pertumbuhan. Memang, umur berapa boleh merokok? Adakah bahaya yang mungkin terjadi jika merokok sejak kecil atau di bawah usia 18 tahun? Ketahui di bawah ini.
Umur berapa boleh merokok?
Secara umum, usia minimal merokok di banyak negara termasuk Indonesia adalah 18 tahun, sesuai rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Meski demikian, dari sisi medis, sebenarnya tidak ada umur berapa yang aman atau boleh untuk mulai merokok.
Sayangnya, menurut WHO, Indonesia adalah negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India.
Bahkan, berdasarkan Tobacco Free Kids, sekitar 78 % perokok di Indonesia memulai merokok sebelum usia 19 tahun.
Sebagian besar dari mereka, yaitu hampir 9 dari 10, mencoba rokok sebelum usia 18 tahun, dan hampir 99 % memulai sebelum usia 26 tahun.
Data Riskesdas 2018 melaporkan bahwa prevalensi merokok pada kelompok usia 15–19 tahun meningkat signifikan, dari 7,1 % pada 1995 menjadi 20,5 % pada 2013.
Sementara itu, melansir dari Global State of Tobacco Harm Reduction, jumlah anak yang merokok pada usia 15 tahun ke atas terus meningkat, yaitu 62,7% pada tahun 2020 menjadi 71,2% pada 2022.
Bukan hanya remaja merokok secara aktif, menurut data WHO, remaja di Indonesia juga berisiko menjadi perokok pasif, dengan 66,2% terpapar asap rokok di tempat tertutup dan 57,3% terpapar di rumah.
Padahal, menurut data terbaru WHO, kebiasaan merokok diketahui menyebabkan sebanyak 8 juta orang meninggal setiap tahunnya di dunia.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk waspada terhadap dampak rokok pada anak kecil dan remaja, serta mencegah anak merokok baik aktif maupun pasif.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Dampak merokok bagi anak di bawah umur
Remaja yang merokok umumnya memiliki status kesehatan yang buruk dibandingkan dengan remaja yang tidak merokok.
Inilah mengapa menjadi hal penting bagi orangtua untuk menjauhkan anak dari rokok, terlepas adanya patokan umur berapa boleh merokok.
Berikut beberapa dampak merokok bagi anak di bawah umur yang mungkin dialami.
1. Gangguan paru dan pernapasan
Merokok atau terpapar asap rokok sejak usia dini dapat merusak fungsi paru-paru anak dan remaja.
Mereka lebih sering mengalami batuk kronis, mengi (napas berbunyi), asma yang memburuk, dan penurunan kapasitas paru.
Paparan asap rokok juga membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan, seperti bronkitis dan pneumonia, bahkan hingga berisiko mengalami kanker paru.
Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan organ paru yang seharusnya masih berkembang di masa anak-anak dan remaja.
2. Risiko penyakit jantung di masa depan
Berkaitan dengan umur berapa boleh merokok, remaja yang mulai merokok lebih awal cenderung mengalami perubahan dini pada pembuluh darah.
Ini meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit jantung di masa dewasa.
Ketika ia memasuki usia dewasa, bukan tidak mungkin berbagai penyakit jantung langsung dapat dialaminya, seperti penyakit jantung koroner, aterosklerosis, gagal jantung, serangan jantung, serta stroke.
Bahkan tanpa gejala langsung, kerusakan jangka panjang bisa terjadi sejak awal karena racun dalam rokok mempercepat proses penuaan pembuluh darah.
Padahal, penyakit-penyakit ini adalah penyebab utama dari kematian muda yang cukup tinggi terjadi di dunia.
3. Gangguan perkembangan otak dan kecanduan nikotin
Otak anak dan remaja masih berkembang, sehingga sangat rentan terhadap efek nikotin. Merokok di usia muda meningkatkan risiko kecanduan yang lebih kuat dan cepat.
Selain itu, nikotin bisa mengganggu fungsi otak yang berhubungan dengan konsentrasi, memori, dan pengendalian emosi.
Akibatnya, remaja perokok lebih sering mengalami gangguan suasana hati (mood), sulit fokus, dan impulsif.
4. Risiko perilaku negatif dan kecanduan zat lain
Remaja yang merokok lebih mungkin terlibat dalam perilaku berisiko, seperti penyalahgunaan narkoba, alkohol, serta perilaku agresif atau menyimpang.
Pasalnya, kebiasaan merokok di usia muda sering menjadi “pintu gerbang” menuju penggunaan zat adiktif lainnya.
Mereka juga lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.
5. Kerusakan gigi
Remaja perokok rentan mengalami karies pada gigi permanen dan juga penyakit periodontal (radang gusi dan penurunan penyangga gigi).
Ini karena remaja perokok memiliki tingkat karies yang lebih tinggi, plak lebih banyak, serta gusi yang mudah berdarah.
Merokok juga mengurangi kemampuan antiseptik air liur, sehingga mengganggu keseimbangan bakteri mulut dan memperlambat penyembuhan luka gusi.
Selan itu, merokok pada remaja menyebabkan noda kuning-kecokelatan pada gigi, serta pigmentasi gelap pada gusi.
Beberapa kondisi seperti hairy tongue (lidah berbulu), oral melanosis, dan hyperkeratosis (penebalan lapisan mukosa) juga terbukti terkait langsung dengan kebiasaan merokok
4. Masalah pada otot dan tulang
Perokok remaja menunjukkan perkembangan tulang yang terhambat selama periode pembentukan yang krusial (masa pubertas).
Hal ini menurunkan kapasitas maksimum tulang jangka panjang (peak bone mass), sehingga meningkatkan risiko osteoporosis dan patah di masa dewasa.
Pada remaja perokok awal, studi di Belgia dan Swedia dalam Journal of environmental and public health juga melaporkan kepadatan mineral tulang yang lebih rendah.
Hasilnya, remaja yang merokok memiliki kepadatan mineral tulang yang lebih rendah 3–5% dibanding non-perokok seusianya, dan risiko patah tulang meningkat cepat meskipun durasi merokok relatif singkat (rata-rata 4 tahun).
Kesimpulan
- Banyak negara, termasuk Indonesia, menetapkan usia minimum legal untuk merokok adalah 18 tahun. Namun, terlepas dari umur berapa boleh merokok, tidak ada usia yang aman untuk mulai merokok.
- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai jurnal internasional menegaskan bahwa semakin muda seseorang mulai merokok, semakin tinggi risiko mengalami kecanduan nikotin, gangguan paru, jantung, serta perkembangan otak dan tubuh yang terganggu.
- Oleh karena itu, baik secara hukum maupun medis, merokok seharusnya dihindari sepenuhnya, terutama sebelum usia dewasa.