BAB (buang air besar) berdarah tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga anak. Munculnya darah dapat disebabkan oleh hal sepele seperti luka di kulit hingga sesuatu yang terjadi dalam tubuh. Jadi, apa penyebab BAB berdarah pada anak? Bagaimana cara mengatasi gangguan pencernaan anak yang satu ini? Simak ulasan di bawah ini.
Tanda dan gejala BAB berdarah pada anak
Mengutip dari Patient, darah yang keluar bercampur dengan feses anak menandakan ada perdarahan di bagian usus bawah atau usus besar.
Pada kondisi ini, anak kerap mengalami gejala lainnya, di antaranya:
- anak sakit perut,
- sembelit, dan
- diare.
Bila muncul gejala tersebut, dokter akan menentukan penyebab BAB berdarah pada si Kecil yang tepat dengan kondisinya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Penyebab BAB berdarah pada anak
Penyebab munculnya darah di feses ketika BAB pada setiap anak tidak bisa disamakan, karena terdapat beberapa faktor berbeda.
Kepekatan warna dan tekstur darah dapat membantu memudahkan dokter untuk mendiagnosis dari mana darah berasal.
Darah yang berwarna merah menyala biasanya disebabkan oleh masalah di saluran pencernaan bagian bawah (mendekati anus).
Lalu, apabila Anda menemukan feses sudah mengental atau berwarna kehitaman, biasanya diakibatkan masalah pada perut atau bagian atas saluran pencernaan.
Berikut beberapa penyebab anak BAB berdarah yang perlu Anda ketahui.
1. Sembelit
Penyebab BAB berdarah pada anak sebagian besar karena mengalami sembelit. Ketika sembelit, feses anak menjadi lebih keras sehingga dapat melukai anus. Kondisi terlukanya anus ini disebut fisura ani.
Fisura ani didefinisikan sebagai sobekan kecil di dalam anus. Hampir 90% penyebab BAB berdarah pada anak yaitu fisura ani.
Dengan kata lain, luka pada anus ini merupakan penyebab paling umum feses anak berdarah.
Untuk menghindari terjadinya sembelit dan tak terulang kembali, Anda harus memastikan kebutuhan serat anak tercukupi dengan baik.
2. Diare
Diare pada anak dapat terjadi akibat infeksi dalam saluran cerna yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit.
Selain membuat konsistensi feses jadi lebih cair, infeksi merupakan salah satu penyebab feses anak berdarah saat BAB. Biasanya diare disertakan dengan gejala seperti nyeri perut.
Berdasarkan jurnal berjudul Management of Bloody Diarrhoea in Children in Primary Care, diare berdarah pada anak sering menandakan penyakit saluran pencernaan yang serius.
Selain karena bakteri, virus, dan parasit, diare berdarah dapat disebabkan oleh kolitis ulseratif (peradangan usus besar).
3. Abses anus
Anak yang memiliki riwayat sering sembelit dan diare memiliki risiko tinggi mengalami abses pada anus.
Abses muncul ketika terjadi infeksi pada luka di sekitar anus yang disebabkan oleh bakteri. Kondisi ini dapat menyebabkan keluar nanah disertai dengan rasa nyeri
Jika si Kecil mengalami hal ini, gejala yang timbul biasanya adalah sering merasa terganggu dan terdapat benjolan di sekitar anus yang disertai keluarnya cairan.
Segera konsultasikan kepada dokter untuk mengetahui pengobatan atau perawatan terbaik yang efektif.
Cara mengatasi BAB berdarah pada anak
Melihat kondisi feses anak yang bercampur darah memang membuat orangtua kaget, tapi ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi BAB anak berdarah, yaitu sebagai berikut.
1. Beri makanan tinggi serat
Mengatasi BAB berdarah pada si Kecil akan lebih efektif bila mengetahui penyebabnya terlebih dahulu.
Namun kebanyakan buang air besar berdarah penyebabnya tidak berbahaya dan bisa berhenti dengan perawatan di rumah, tanpa perlu tindakan operasi.
BAB anak berdarah yang disebabkan oleh sembelit bisa mulai mengubah atau mengatur pola makan anak. Sebagai contoh, memberikan makanan tinggi serat, seperti buah naga, pepaya, sayur bayam.
Usahakan menu makan si Kecil tetap seimbang yaitu terdiri dari protein, lemak sehat, dan serat. Tidak lupa pastikan kebutuhan cairan tubuh anak tetap terjaga.
2. Jaga kebersihan anus
Setelah itu, jaga kebersihan tubuh anak, terutama di area anus. Hal ini untuk menurunkan risiko terjadinya infeksi ketika terjadi luka di area tersebut.
Gangguan pencernaan pada si Kecil tak hanya ditandai dengan BAB berdarah, tapi juga hal lainnya seperti perut keras, jarang BAB, dan bentuk feses yang tidak normal.
Orangtua perlu selalu peka terhadap setiap kondisi kesehatan anak agar proses pemulihan dapat lebih cepat dan menghindari terjadinya komplikasi.
Kapan harus ke dokter?
Bila terdapat darah pada feses anak saat BAB dan sudah melakukan perubahan pola makan, orangtua bisa berkonsultasi kepada dokter.
Nantinya, dokter akan melakukan analisis di bawah ini terhadap kondisi si Kecil, dikutip dari Children Hospital.
1. Apakah yang keluar benar darah?
Dokter akan memeriksa dan bertanya terlebih dahulu seputar makanan yang anak konsumsi.
Bila si Kecil mengonsumsi jenis makanan yang bisa memengaruhi warna feses, seperti buah naga atau jus buah lain, dipastikan yang keluar bukan darah.
2. Berapa usia pasien?
Pada bayi usia 0—3 bulan, BAB berdarah disebabkan oleh fisura anus atau alergi. Namun pada anak balita, BAB berdarah sering disebabkan oleh sembelit, infeksi, dan radang usus (usus buntu).
Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kondisi si Kecil.
3. Apakah BAB berdarah pada anak membuatnya sakit?
Bila feses anak berdarah tidak disertai rasa sakit, biasanya tidak terjadi peradangan di anus, seperti divertikulum meckel.
Sebaliknya, bila BAB berdarah pada anak membuatnya sakit, maka terjadi peradangan, seperti usus buntu atau infeksi.
4. Seperti apa warna fesesnya?
Warna feses bisa menunjukan kondisi yang terjadi di dalam tubuh. Sebagai contoh, bila feses anak berwarna hitam (melena), menandakan perdarahan terjadi di kerongkongan dan lambung.
Sementara itu bila feses berwarna merah tua, menunjukkan perdarahan di usus kecil. Untuk warna feses merah cerah, tandanya ada infeksi di rektal atau anus.
Untuk lebih jelasnya, tanyakan kepada dokter anak Anda guna memberikan perawatan yang terbaik untuknya.
Kesimpulan
- BAB berdarah pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti sembelit, diare akibat infeksi, dan abses anus.
- Warna dan tekstur darah dalam feses dapat membantu mengidentifikasi sumber perdarahan.
- Sebagian besar kasus disebabkan oleh fisura ani akibat sembelit, yang dapat dicegah dengan konsumsi makanan tinggi serat dan menjaga asupan cairan anak.
- Penanganan BAB berdarah tergantung pada penyebabnya, tetapi umumnya dapat diatasi dengan perubahan pola makan dan menjaga kebersihan anus.