Pankreatitis dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Pankreatitis pada anak dapat menimbulkan masalah pada pencernaan dan organ-organ tubuh lainnya. Bahkan, kondisi ini berisiko menurunkan kondisi kesehatan anak hingga ia mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Lantas, apa saja penyebab, gejala, dan pengobatan penyakit ini? Simak selengkapnya di artikel berikut.
Penyebab pankreatitis pada anak
Pankreatitis adalah peradangan yang terjadi pada kelenjar pankreas.
Akibat peradangan tersebut, pankreas yang seharusnya mengeluarkan enzim pencernaan justru mengeluarkan zat beracun yang dapat membahayakan paru-paru, ginjal, dan jantung.
Melansir The National Pancreas Foundation, pankreatitis pada anak biasanya terjadi akibat penyakit lain yang anak alami.
Sejumlah penyakit yang parah dapat menyerang beberapa organ pada tubuh termasuk pankreas.
Selain itu, pankreatitis dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti:
- cedera pada area perut (abdomen),
- infeksi,
- konsumsi obat-obatan tertentu,
- penyakit batu empedu,
- masalah pada saluran di hati atau pankreas,
- kadar trigliserida yang terlalu tinggi, dan
- kelainan genetik.
Cedera yang perlu diwaspadai seperti saat anak terjatuh dari sepeda dan handelnya menghantam perut anak dengan keras.
Selain itu, pengobatan seperti anti kejang, kemoterapi, dan antibiotik kemungkinan menimbulkan efek samping pada pencernaan, termasuk pankreatitis.
Meski begitu, menurut The National Pancreas Foundation, sekitar 35% kasus pankreatitis pada anak tidak diketahui penyebabnya.
Gejala pankreatitis pada anak
Mengenali gejala pankreatitis pada anak cukup sulit, terutama bila ia masih belum bisa berkomunikasi dengan baik.
Si kecil juga biasanya cenderung sulit menjelaskan gejala yang ia rasakan. Meski begitu, perhatikanlah gejala umum yang mungkin ditunjukkan si kecil.
Pankreatitis akut pada anak akan menunjukkan gejala seperti:
- sakit pada area perut (abdomen),
- mual dan muntah,
- demam,
- kurang nafsu makan, serta
- rewel dan sering menangis.
Sementara pada kondisi pankreatitis kronis pada anak, gejala lainnya yang mungkin dialami anak meliputi:
- diare,
- kotoran berminyak dan sulit untuk disiram,
- berat badan anak kurang,
- pertumbuhan tubuh lambat, serta
- kadar gula darah tinggi atau rendah.
Melansir situs Kids Health, pankreatitis akut yang kambuh beberapa kali dapat berkembang menjadi kronis.
Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?
Tidak ada tes yang khusus ditujukan untuk mendiagnosis pankreatitis pada anak.
Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan berdasarkan gejala yang ditunjukkan atau dialami anak.
Sayangnya, gejala pankreatitis cenderung sama dengan masalah pencernaan pada umumnya. Akibatnya, cukup sulit untuk mendeteksi kondisi tersebut pada anak.
Meski begitu, bila si kecil mengalami setidaknya dua dari gejala pankreatitis akut, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan antara lain sebagai berikut.
1. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah, dokter akan mengukur kadar enzim amilase dan lipase pada tubuh anak. Bila kadarnya tinggi, dokter akan melanjutkan ke pemeriksaan berikutnya.
2. Foto rontgen
Bila kadar enzim pencernaan tidak normal, dokter akan melakukan pemeriksaan rontgen pada area abdomen.
Hal ini bertujuan untuk memeriksa organ hati (liver) dan mencari tahu apakah terdapat batu empedu yang menjadi penyebab pankreatitis pada anak.
3. Pemeriksaan MRI
Bila perlu, dokter akan melakukan scan MRI (magnetic resonance imaging) guna mencari tahu kondisi peradangan dan kerusakan pada pankreas.
Cara mengatasi pankreatitis pada anak
Tidak ada obat yang khusus ditujukan untuk menyembuhkan pankreatitis.
Penanganan yang perlu dilakukan bertujuan untuk memperbaiki kondisi fisik dan pencernaan secara umum.
Berikut upaya perawatan yang perlu dilakukan.
- Pemberian obat-obatan untuk mengurangi mual, muntah, dan nyeri pada perut.
- Memberikan makanan sesegera mungkin begitu anak merasa lapar.
- Memilih makanan sesuai saran dokter yang tidak memicu mual atau muntah.
Pada anak yang mau minum banyak air putih, perawatan dapat dilakukan sendiri di rumah.
Bila penyakitnya cukup ringan, pankreatitis pada anak dapat berangsur-angsur sembuh dalam waktu kurang lebih 1 minggu.
Namun, bila kondisinya cukup parah, anak mungkin perlu menjalani perawatan secara intensif di rumah sakit.
Dokter akan melakukan penanganan berikut ini.
- Pemberian cairan infus dan obat-obatan anti-nyeri.
- Memantau kondisi anak jangan sampai mengalami komplikasi seperti infeksi, gangguan pernapasan, atau penyakit pada ginjal anak.
- Pemberian makanan melalui selang yang langsung menuju lambung atau usus kecil (percutaneous endoscopic gastrostomy).
- Pemberian makanan melalui pembuluh darah (parenteral nutrition).
Pada pankreatitis yang disebabkan oleh batu empedu, dokter mungkin akan melakukan tindakan endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP).
ERCP bertujuan untuk mencari lokasi batu empedu dan mengeluarkannya dari dalam tubuh.
Bila pankreatitis pada anak sudah sembuh, biasanya tidak ada masalah lagi setelahnya. Meski begitu, beberapa anak mungkin mengalami penumpukan cairan di sekitar pankreas.
Cairan tersebut biasanya akan hilang dengan sendirinya. Jika diperlukan, dokter akan melakukan upaya untuk membersihkan cairan tersebut.
[embed-health-tool-vaccination-tool]