backup og meta

5 Langkah Mengatasi Anak Muntaber Beserta Gejala dan Penyebabnya

5 Langkah Mengatasi Anak Muntaber Beserta Gejala dan Penyebabnya

Salah satu gangguan pencernaan yang rentan menyerang anak adalah muntaber (muntah dan mencret). Sebagai orangtua, Anda pasti merasa khawatir saat mengalami muntaber, sehingga ingin mencari tahu langkah untuk mengatasi anak yang mengalami mencret dan muntah agar si Kecil kembali ceria. Ketahui selengkapnya di sini.

Gejala anak mencret dan muntah

penyebab anak sering muntah

Seperti namanya, muntaber umumnya ditandai dengan mencret dan muntah yang terjadi secara bersamaan.

Pada kondisi ini, diare sering terjadi yang terkadang bisa berair dan berbau busuk, disertai dengan anak muntah berulang kali.

Namun, gejala muntaber pada anak juga bisa bervariasi, yang biasanya meliputi berikut ini.

  • Mual.
  • Demam.
  • Sakit perut atau kembung.
  • Kelemahan dan kelelahan.
  • Hilang nafsu makan.
  • Myalgia (nyeri otot).
  • Pusing.

Dilansir dari Seattle Children’s, tingkat keparahan muntaber bisa dilihat dari diare dan muntah yang dialami oleh anak, seperti berikut ini.

Tingkat keparahan  Muntah Diare
Ringan 1—2 kali sehari 3—5 kali sehari
Sedang 3—7 kali sehari 6—10 kali sehari
Berat Memuntahkan semua makanan yang dikonsumsi atau muntah sekitar 8 kali sehari Lebih dari 10 kali sehari

Penyebab anak mencret dan muntah

Muntaber pada anak menandakan perut si Kecil mengalami masalah. 

Cukup sulit untuk menentukan penyebab dari muntah dan mencret atau diare. Namun, berikut beberapa hal yang biasanya menjadi penyebab kondisi ini. 

  • Organ pencernaan yang belum berkembang sempurna. Si Kecil masih berada dalam masa tumbuh kembang sehingga sistem pencernaan dapat mengalami gangguan ketika mencerna susu. Ketika hal ini terjadi, tubuh membuang sisa makanan dengan melalui diare atau muntah.
  • Gastroenteritis (GI). Gastroenteritis merupakan infeksi pada perut dan usus yang bisa disebabkan oleh virus (viral GI) dan bakteri (bacterial GI infection).
  • Keracunan makanan. Biasanya ditandai dengan muntah dan diare dengan frekuensi tinggi dalam beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang beracun atau kedaluwarsa.
  • Traveler’s diarrhea. Diare yang terjadi akibat kuman yang terdapat dalam makanan atau minuman sepulang bepergian.

Diare dan muntah juga bisa saja disebabkan oleh anak yang alergi terhadap makanan tertentu.

Waspada kondisi serius akibat muntaber pada anak!

Muntaber pada anak dapat menghambat penyerapan nutrisi. Alhasil, tubuh anak menjadi lemah serta perkembangan otak dan proses belajarnya pun terganggu. Penelitian dalam The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene menyatakan, anak yang sering diare berisiko mengalami malnutrisi serta gangguan tumbuh kembang, kinerja sekolah, dan perkembangan kognitif yang semuanya berkaitan erat dengan perkembangan otak.

Cara untuk mengatasi diare dan muntah (muntaber) pada anak

anak minum air putih

Pada umumnya, mencret dan muntah pada anak akan mereda dengan sendiri dalam beberapa hari. Akan tetapi, Anda pasti ingin mempercepat proses pemulihan agar si Kecil cepat kembali normal. 

Untuk membantu meredakan anak yang mengalami gejala muntah-muntah dan mencret (diare), orangtua bisa melakukan beberapa hal berikut ini.

1. Memastikan anak tetap terhidrasi

Salah satu dampak dari muntaber (muntah dan diare) yang berbahaya adalah dehidrasi.

Dehidrasi terjadi akibat tubuh anak terus mengeluarkan cairan dengan cara muntah atau mencret.

Oleh sebab itu, terus dorong si Kecil untuk mau minum air putih agar kadar air dalam tubuhnya tetap seimbang.

Air juga dapat membantu membuang racun dalam tubuh lebih cepat sehingga sistem imun si Kecil dapat segera membaik. Tidak lupa, kenali gejala dehidrasi agar tidak terjadi komplikasi yang serius.

Selain air putih, Anda bisa memberikan minuman yang mengandung elektrolit.

Lalu, seperti dilansir laman dari NHS, sebaiknya jangan dulu memberikan jus buah atau minuman bersoda karena dapat memperparah diare anak.

2. Berikan makanan yang mudah dicerna

Penting untuk memberikan makanan pada anak dalam jumlah sedikit. Meski mungkin frekuensi muntah dan diare akan meningkat, si Kecil bisa mendapat nutrisi dan mencegah penurunan berat badan.

Makanan seperti bubur merupakan salah satunya. Selain itu, jika muntaber terjadi karena saluran cerna yang belum sempurna, Anda bisa memberikan susu pertumbuhan yang telah melalui proses hidrolisis parsial.

Susu pertumbuhan ini memiliki protein dalam bentuk yang lebih kecil berkat proses hidrolisis sehingga akan lebih mudah dicerna oleh tubuh si Kecil.

Selain menguntungkan bagi pemenuhan nutrisi, susu formula terhidrolisis parsial bisa membantu mengembalikan sistem imun anak yang terganggu akibat muntaber.

3. Jangan dulu memberi obat-obatan untuk mengatasi muntaber anak

Pemberian obat pada anak tidak selalu menjadi solusi yang tepat dalam mengatasi anak yang muntah dan mencret.

Hal yang terpenting adalah Anda perlu mengetahui terlebih dulu apa penyebab utama muntaber anak sehingga langkah untuk meredakan gejala dapat bekerja efektif.

Pada beberapa kasus, muntaber pada anak akan mereda cukup dengan melakukan perawatan di rumah tanpa harus ke dokter atau rumah sakit.

Jika muntaber disebabkan oleh infeksi, muntah dan mencret merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan infeksi tersebut.

Dokter dapat meresepkan obat yang perlu dikonsumsi Si Kecil untuk meredakan dan mengobati kondisi tersebut.

4. Aturan pemberian oralit

Oralit boleh diberikan pada anak berusia di atas 2 tahun. Ada baiknya Anda juga berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan oralit.

Si Kecil mungkin akan menolak minum oralit karena memiliki rasa yang cukup unik. Untuk itu, berikan secara bertahap.

Anda bisa mulai dengan 2—3 sendok makan setiap 5 menit. Lalu tambah jumlah dan frekuensinya dalam beberapa jam ke depan.

5. Menghindari beberapa jenis makanan tertentu

Makanan tinggi gula dan lemak, seperti es krim, puding, dan gorengan, perlu dijauhkan dari anak yang sedang mengalami muntaber.

Terkadang, makanan tawar, seperti pisang, nasi, roti panggang, dan sereal tanpa pemanis, lebih direkomendasikan untuk dikonsumsi selama 24 jam pertama sejak gejala muntaber muncul.

Apabila si Kecil mulai mau diberikan makanan tersebut, Anda dapat secara bertahap untuk memberikan jenis makanan lain.

Sebagian besar anak yang muntaber akan kembali memiliki pola makan normal dalam tiga hari setelah muntaber berhenti.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Anda juga dapat memberikan susu formula terhidrolisis parsial untuk berjaga-jaga sehingga muntaber tidak kembali kambuh akibat pencernaan yang belum siap menerima protein utuh.

Kesimpulan


  • Kesehatan pencernaan anak merupakan kunci untuk mengoptimalkan kecerdasannya. Dengan demikian, penting bagi Anda untuk selalu memperhatikan setiap asupan makanan maupun minuman untuk si Kecil agar terhindar dari gangguan atau masalah pada saluran cerna.
  • Jika Anda ingin lebih pasti menentukan penyebab anak mencret dan muntah (muntaber), bawa si Kecil untuk diperiksa dokter agar mendapat diagnosis. Cari tahu informasi seputar kesehatan pencernaan anak sebanyak mungkin agar Anda tidak panik dan terburu-buru melakukan langkah perawatan yang sia-sia.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Diarrhoea and vomiting . (2018). Retrieved 7 September 2023, from https://www.nhs.uk/conditions/diarrhoea-and-vomiting/

Vomiting With Diarrhea. (2023). Retrieved 7 September 2023, from https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/vomiting-with-diarrhea/

Diarrhoea in children. (2023). Retrieved 7 September 2023, from https://www.healthdirect.gov.au/diarrhoea-in-children

Diarrhoea and Vomiting | Choose Well. (2023). Retrieved 7 September 2023, from https://www.choosewellmanchester.org.uk/self-care/self-care-information-for-adults/diarrhoea-and-vomiting/

Care of Nausea, Vomiting, & Diarrhea. (2021). Retrieved 8 September 2023, from https://campushealth.unc.edu/health-topic/care-of-nausea-vomiting-diarrhea/

Nausea, Vomiting, Diarrhea | Student Health and Wellness. (2022). Retrieved 8 September 2023, from https://studenthealth.uconn.edu/educational-handouts/nausea-vomiting-diarrhea/

When to Worry about Vomiting and Diarrhea  | Arkansas Children’s. (2023). Retrieved 8 September 2023, from https://www.archildrens.org/blog/tummy-troubles-when-to-worry-about-vomiting-and-diarrhea

Recurrent vomiting & diarrhea. (2023). Retrieved 7 September 2023, from https://navicenthealth.org/service-center/pediatric-gastroenterology/recurrent-vomiting-diarrhea

First aid | Baby or child who is vomiting and has diarrhoea. (2023). Retrieved 7 September 2023, from https://www.redcross.org.uk/first-aid/learn-first-aid-for-babies-and-children/vomiting-and-diarrhoea

Diarrhoea and vomiting in babies | Baby & toddler, Your baby’s health articles & support | NCT. (2019). Retrieved 7 September 2023, from https://www.nct.org.uk/baby-toddler/your-babys-health/what-watch-out-for/diarrhoea-and-vomiting-babies

Diarrhoea and vomiting. (2017). Retrieved 7 September 2023, from https://www.nidirect.gov.uk/conditions/diarrhoea-and-vomiting

Diarrhea and Vomiting | University Health Services. (2023). Retrieved 7 September 2023, from https://uhs.umich.edu/diarrheavomiting

Diarrhoea and vomiting. (2023). Retrieved 7 September 2023, from https://www2.hse.ie/conditions/diarrhoea-vomiting/

Diarrhoea and vomiting . (2023). Retrieved 7 September 2023, from https://www.healthywa.wa.gov.au/Articles/A_E/Diarrhoea-and-vomiting

staff, f. (2019). What To Do If You Have Diarrhea | familydoctor.org. Retrieved 7 September 2023, from https://familydoctor.org/condition/vomiting-and-diarrhea/

Versi Terbaru

28/11/2024

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Luthfiya Rizki


Artikel Terkait

7 Gejala yang Dapat Menandakan Anda Terserang Muntaber

6 Cara Mengobati Muntaber agar Tidak Bertambah Parah


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 4 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan